"Terserah kamu aja." Nah kan sudah jelas jawaban seperti itu akan diterima Kayla.

Jika biasanya para kaum Hawa yang selalu berkata demikian, beda kasusnya dengan Kayla. Saat Kayla meminta pendapat dari Arya, pasti laki-laki itu akan selalu menjawab terserah.

"Kebiasaan deh. Coba dong Mas sesekali request gitu." Ya benar, soal makanan Arya memang tidak muluk-muluk. Bahkan selama pernikahan mereka berjalan, Arya tidak pernah me-request makanan khusus untuk dibuat Kayla.

Apapun yang Kayla masak akan Arya makan tanpa berkomentar. Tidak tau saja dia, Kayla yang setiap hari pusing memikirkan menu makanan agar suaminya itu tidak merasa bosan.

_____

Masakan Kayla telah jadi, tinggal di pindahkan ke meja makan saja. Sebaiknya Kayla membersihkan dirinya dulu dari peluh yang membasahi sekitaran keningnya.

Sampai dikamar, Kayla melihat suaminya yang tengah berkutat dengan kertas-kertas dan juga pensil yang berada ditangannya. Mungkin laki-laki itu sedang menggambar desain rumah untuk clientnya.

Eh tapi tunggu dulu, seperti ada yang ganjil dari pencil nya. Kayla berjalan mendekat ke arah suaminya, memperhatikan dengan lamat-lamat pensil yang menari-nari di atas kertas, menghasilkan gambar cantik dari tangan Arya.

Kayla merasa sangat familiar dengan pensil itu.

"Mas." Panggilan Kayla membuat Arya mengalihkan fokusnya pada istrinya itu.

"Kenapa?" Tanya Arya, dia memperhatikan istrinya yang menatap dengan seksama ke arah gambarannya. Ralat, bukan gambar tapi pensilnya.

"Bagus kan?" Arya memamerkan hasil desainnya ke arah Kayla.

"Bagus." Jawab Kayla, tidak bohong desain suaminya memang bagus. Tapi perhatian Kayla tidak teralih dari pensil yang diapit jari Arya.

"Pensil itu Mas dapat dari mana?" Kayla menunjuk ke arah pensil ditangan Arya.

Arya ikut mengamati pensil yang berada ditangannya. Lalu dengan lancar dia menjawab.

"Pensil saya hilang, yang ini tadi nemu di meja kamu." Mendengar itu lantas Kayla melototkan matanya.

Dia segera mengambilnya alih pensil dari tangan Arya dan berusaha mengenalinya. Lalu sebuah ingatan muncul di otaknya.

Pensil ini, pensil alis yang belum sempat Kayla review. Bahkan pensil itu masih belum tersedia di Indonesia, Kayla harus jastip pada temannya yang kebetulan sedang berada di Amerika beberapa Minggu lalu.

Kayla menatap dengan sedih. Pensil yang berada ditangannya pun terlepas begitu saja, hingga jatuh membentur lantai dan menciptakan bunyi berdenting.

"Kenapa?" Arya bertanya dengan ekspresi bingung melihat perubahan raut wajah istrinya.

"Mas itu pensil alis Mas."

"Oh, pensil alis. Pantesan kayak beda gitu." Arya mengatakan seolah tanpa rasa bersalah.

Kayla melongo mendengar jawaban suaminya yang kelewat santai.

Kesal bukan main yang Kayla rasakan saat ini, mana dia cuma beli satu lagi. Kalau sudah begini mana bisa dipakai.

Kayla menghentakkan kakinya berjalan menuju kasur. Lalu dia menenggelamkan wajahnya di bantal untuk menumpahkan tangisnya disana.

Arya terlihat kikuk dengan kejadian yang baru saja terjadi. Isak tangis yang berasal dari Kayla memasuki gendang telinganya.

Dengan cepat Arya berjalan untuk membujuk istrinya itu. Baru saja mereka baikan, malah Arya sudah berhasil membuat Kayla menangis kembali dengan alasan yang tidak diduga-duga pula.

"Jangan nangis ya, nanti saya belikan lagi." Arya mengelus rambut Kayla sembari membisikkan hal tersebut. Berharap bahwa Kayla akan menghentikan tangisnya setelah ini.

"Mau ganti gimana Mas." Suara Kayla terdengar putus-putus akibat isakannya.

"Nanti kita ke mall, saya beliin lagi yang kayak gitu. Terserah kamu mau berapa."

"Itu masih belum ada di Indonesia Mas, aku harus jastip ke temen aku di Amerika."

Arya langsung kelabakan mendengar jawaban istrinya itu. Tidak mungkin dia pergi ke Amerika hanya untuk menggantikan pensil alis milik Kayla.

Duh lagian kenapa Arya tidak sadar dari awal sih kalau itu bukan pensil biasa.

"Kamu jastip lagi aja. Nanti saya yang bayar."

"Masalahnya orangnya udah pulang ke Indonesia Mas."

Tangis Kayla semakin nyaring terdengar. Arya bingung harus membujuk Kayla dengan apalagi.

Satu-satunya hal yang bisa Arya lakukan adalah, mengangkat tubuh Kayla. Mendudukkan di atas pangkuannya dan memeluk tubuh Kayla hingga perempuan itu merasa sedikit lebih baik.

To be continued

Hayoloh Mas Arya gimana sih? Masa gitu aja gak tau.
Nangis kan jadinya si Kayla.

Gimana? Seru gak nih?

Btw, yang mau baca cepat bisa langsung di KaryaKarsa ya. Disana udah sampai part 44.

Wifey Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon