042. Don't cry it's ugly

1.9K 228 30
                                    

HAPPY READING

───────🍑☁───────

Setelah Dokter mengatakan jika Halilintar harus dirawat inap dirumah sakit, Taufan dan Gempa langsung berinisiatif tidak ingin pulang dan menemani Halilintar.

Berbeda dengan Aurora yang langsung pulang begitu saja karena katanya, tidak penting.

Dan sekarang Taufan dan Gempa sedang menatap wajah damai Halilintar, kata Dokter pemuda itu akan bangun nanti, tapi sampai sekarang Halilintar masih belum bangun juga.

Taufan sejak tadi tak mengalihkan pandangannya dari mesin EKG, disana terlihat jelas jika detak jantung Halilintar terkadang sangat lambat tapi bisa menjadi cepat dan kemudian normal kembali.

"Tadi lo bikin gue panik..."—Taufan menggenggam tangan Halilintar yang terbebas dari infus—"...dan ucapan Dokter Lintang tadi bikin gue tambah panik" ucap Taufan.

Gempa yang berdiri disamping Taufan hanya bisa diam, dia tidak bisa berkata–kata sejak mendengar ucapan Dokter Lintang tadi.

"Kenapa Dokter nyuruh saya kesini?" tanya Taufan pada Dokter Lintang yang sedang duduk dikursi kebesarannya.

"Tentang kondisi Halilintar, dan saya berharap kamu siap mendengar apa pun yang saya ucapkan nantinya" ujar Dokter Lintang sambil memberikan sebuah senyum tipis yang nyaris tak terlihat.

"Kak Lin kenapa, Dokter?!" tanya Gempa antusias.

"Jantungnya rusak..."

Entah kenapa tapi mendengar ucapan Dokter Lintang tadi, rasanya seperti ada batu besar yang menghimpit dada Taufan dan Gempa.

"Dokter jangan bercanda deh, bercandanya garing tau" ucap Taufan diakhiri kekehan, dia benar–benar berharap jika Dokter Lintang memang bercanda.

"Sayangnya itu benar..." Dokter Lintang menjeda ucapannya, "...dan sekarang jantungnya sudah benar–benar lemah, makanya... Halilintar cepat drop sekarang" ucap Dokter Lintang.

"Dokter... ini gak lucu tau!" kata Taufan pelan.

Sedangkan Gempa, dia sudah menangis sejak tadi.

Dan kejadian selanjutnya, Gempa tidak mau mengingatnya lagi... terlalu sakit untuk diingat.

"Hikss..." satu is akan lolos dari bibir Gempa, dia menangis lagi, "Kak... jangan kayak gini, jangan sakit, aku gak suka" ucap Gempa parau.

Gempa kini duduk dikursi samping kanan bangsal rumah sakit Halilintar, "jangan sakit, aku sakit kalau Kakak sakit".

"Gue gak sakit kok".

"Kak/Lin?" ucap Taufan dan Gempa secara bersamaan.

"Lo bangun?" tanya Taufan.

"Tidur." ketus Halilintar.

Taufan mendengus lalu dia menatap Halilintar yang sekarang sedang mencoba untuk melepas masker oxygen yang dia pakai.

"Jangan dilepas!" tegur Taufan sambil memegang tangan Halilintar.

"Gak nyaman!" balas Halilintar.

"Kak Lin mau pingsan lagi?" tanya Gempa dan Halilintar langsung menggeleng, "makanya jangan dilepas" lanjut Gempa.

Halilintar tersenyum, walaupun terhalang masker oxygen tapi Gempa yakin jika Halilintar tengah tersenyum.

"Makasih" ucap Halilintar.

[✔] 1. HIS LAST STOP Where stories live. Discover now