032. Lost

1.4K 188 18
                                    

Gempa berjalan santai di Koridor rumah sakit sambil sesekali menggumamkan lagu favoritenya, tangannya dia masukan kedalam saku hoodie.

Langkahnya terhenti saat sudah sampai di sebuah ruangan VIP tempat Taufan dirawat, lalu tangan kanannya meraih knop pintu lalu membuka pintu ruangan itu.

Tatapan matanya tak sengaja melihat kedua kembarannya tidur ditempat yang terpisah, lalu tungkainya dia arahkan untuk menghampiri Halilintar yang sedang tertidur disofa.

Alis saling bertautan saat melihat begitu pucatnya wajah Halilintar saat ini, bagaikan tidak memiliki darah di tubuhnya.

"Kak Lin sakit lagi ya?" ucap Gempa saat mengingat kejadian beberapa hari lalu.

Dan kini Gempa berjalan kearah Taufan lalu duduk dikursi yang tadi pagi Halilintar gunakan untuk duduk.

"Kalian berdua jangan sakit, aku gak mau sendiri".


𓏲ּ ֶָ

"Mau pulang!".

"Kata Dokter jangan dulu!".

"Pokoknya mau pulang!".

"Jangan! Kak Taufan emangnya mau kalau gak sembuh–sembuh ya?!".

"Gue mau pulang!".

Halilintar merotasi kan matanya jengah, karena dia baru saja membuka matanya tapi sudah disuguhi kegaduhan dari kedua kembarannya, padahal seharusnya bangun tidur itu harus disuguhi pemandangan alam yang indah dan tenang, bukan ruangan serba putih dan berisik.

"Gak boleh pulang Kak!" seru Gempa kesal sambil menatap tajam Taufan.

"Mau pulang!" balas Taufan.

"Pulang!".

"Nggak!".

"Pulang!".

"Nggak!".

"Berisik!" ketus Halilintar yang sekarang sudah berada disamping Gempa.

Gempa dan Taufan menoleh lalu keduanya tersenyum, namun bukannya senyuman yang mereka dapatkan dari Halilintar, melainkan sebuah tatapan datar untuk keduanya.

"Lin," panggil Taufan dan Halilintar membalasnya dengan gumaman, "baju lo... kapan ganti?" tanya Taufan saat baju yang digunakan Halilintar berbeda sejak terakhir dia lihat, sebelum tidur.

"Lo gak perlu tau" jawab Halilintar.

"Lo gak asik ah" ujar Taufan kesal.

Daripada meladeni Taufan, Halilintar lebih memilih untuk pergi keluar dari ruangan itu.

"Lin," panggil Taufan lagi dan itu membuat langkah Halilintar terhenti, "lo udah baikkan?" lanjut Taufan.

"Gue cuma sakit sebentar, bukan sekarat, jangan bersikap seolah–olah gue sakit keras" dan setelah mengatakan itu Halilintar benar–benar pergi dari sana, untuk mencari angin sore.

Gempa yang semula menatap Halilintar kini mengalihkan pandangannya pada Taufan, "emangnya tadi ada apa?" tanya Gempa.

"Mendingan lo jangan tau deh kalau gak mau kepikiran sampe kepala lo botak" jawab Taufan.

[✔] 1. HIS LAST STOP Where stories live. Discover now