034. Canteen

1.3K 178 10
                                    

HAPPY READING


───────🧚‍♀☁───────

Hari ini adalah Hari pertama Halilintar memasuki sekolah setelah sebulan penuh menjalani masa skorsing karena kesalahan yang tidak pernah dia perbuat.

Dan entah hanya perasaan Halilintar atau apa, semua orang yang dia temui didepan gerbang masuk seolah sedang menatap benci dirinya.

Hingga Halilintar merasa jika dirinya sedang berada ditengah–tengah kawanan serigala.

"Dasar gak tau malu"

"Udah gak punya muka kali, makanya masih berani nampakin dirinya disini"

Langkah Halilintar terhenti saat mendengar pembicaraan dari dua orang siswi yang berjarak 3 meter dengan Halilintar.

Bukan merasa tersinggung atau apa tapi Halilintar yakin kalau mereka sedang membicarakannya sekarang.

"Cowok gila ini emang udah gak punya muka, Leora, Leara".

Halilintar menatap datar Beliung yang baru saja berucap, pemuda itu baru saja sampai 1 menitan yang lalu.

Beliung kini berdiri disamping Halilintar yang memiliki tinggi tubuh yang sama dengannya, "makanya dia masih berani sekolah disini" lanjut Beliung sambil menatap Halilintar.

Dua gadis kembar bernama Leora dan Leara itu menatap Halilintar, "cowok gila? Sekolah ini bukan buat orang gila kayak lo" ujar Leora.

"Seharusnya lo ada dirumah sakit jiwa, bukan disini" sambung Leara.

Beliung terkekeh ringan, "dan seharusnya lo mati, Halilintar" bisik Beliung tepat ditelinga kanan Halilintar.

"Berisik" desis Halilintar lalu dia melenggang pergi dari sana dengan perasaan campur aduk.

Beliung menatap Leora dan Leara, "saran dari gue jangan pernah deketin Halilintar lagi, kalau kalian nggak mau sesuatu buruk terjadi sama kalian" ucap Beliung.

"Why Bel?" tanya Leora.

Beliung mendengus, "dia gila, gak waras, sinting" cetus Beliung lalu dia melenggang pergi dari sana.


𓏲ּ ֶָ

Halilintar membanting pintu kelasnya dengan keras hingga engsel bagian atas pasa pintu itu rusak, salahkan saja moodnya yang tiba–tiba buruk.

"Lintar lo apa–apaan sih? Kalau pintunya rusak gimana?!" bentak Ying kesal, gadis itu sedang membersihkan papan tulis omong–omong.

"Kan emang udah rusak" sahut Sea yang sedang duduk di meja guru dan Kallea yang duduk dibangku nya, jangan ditiru.

"Berisik" ketus Halilintar lalu dia melangkahkan kakinya menuju bangkunya yang berada di pojok kiri jelas, paling belakang.

Halilintar membanting tasnya keatas meja lalu mendudukkan dirinya ke bangku, tangan kirinya merogoh saku blazer nya untuk mengambil benda pipih persegi kesayangannya.

[✔] 1. HIS LAST STOP Where stories live. Discover now