003. Like not Halilintar

2.7K 315 29
                                    

HAPPY READING

───────🎐☁️───────

"Kak gak bisa!" remaja laki–laki yang sedang duduk di rerumputan itu menatap kembarannya yang sedang duduk memperhatikannya.

Halilintar yang sedang duduk diayunan hanya bisa menghela napas lelah, mengajari Gempa ternyata lebih melelahkan daripada kerja part time.

Alasannya, karena Gempa tidak bisa–bisa sejak tadi.

"Kalau mau berusaha, lo bakalan bisa." Halilintar mengambil alih bola basket yang ada ditangan Gempa lalu melemparkannya dan tepat mengenai ring.

Melihatnya Gempa berseru kagum, padahal dia sendiri tak bisa melakukannya.

"Aku... aku gak bisa," Gempa menunduk, tak ingin bertatapan dengan Halilintar yang sekarang berdiri tepat didepannya.

"ALIN, IM BACK!!" teriakan membahana Taudan terdengar nyaring, bahkan sampai kerumah tetangga.

Halilintar melepas sendal merk carvil yang dia gunakan dan melemparkannya ke arah Taufan.

Tepat sasaran! Halilintar akan sangat berguna jika menjadi pembunuh bayaran seperti yang dikatakan Taufan tadi malam.

Buktinya lemparan sendalnya sukses mengenai wajah Taufan tampa meleset sedikit pun.

"Muka ganteng gue..." lirih Taufan meratapi nasib wajahnya yang terkena lemparan kilat dari Halilintar bahkan Taufan belum sempat menghindar tapi sendal milik si galak itu sudah naplok si wajahnya.

"Shut up Radeva, gue marah sama lo." Halilintar pergi dari sana meninggalkan Gempa yang kebingungan dan Taufan yang sedang mengerucutkan bibirnya.

"Nggak jadi dibeliin Cimory lho Alin" ujar Taufan sambil berjalan menyusul Halilintar, mimik wajahnya sudah normal seperti biasa dan siap membuat Halilintar kesal lagi.

"Lin!" panggil Taufan.

"Alin!" panggilnya sekali lagi namun masih tidak digubris sama sekali oleh Halilintar.

"Kok gue di suuk-in sih Lin".

"Alin lo mau kemana?!".

Sementara Gempa dia terkekeh geli melihat bagaimana Taufan yang terus memanggil Halilintar tapi tidak mendapat jawaban sama sekali dari sang empu.

"Kak Lin marah tuh, sogok pake SGM sana" titah Gempa dan langsung membuat Taufan nge-lag seketika.

"Hah?" beo Taufan.

"Lagian Kak Lin marah kenapa?" Gempa bertanya.

"Karena... gue teriak?" dan bukannya menjawab, Taufan malah balik bertanya.

"Maybe."


𓏲ּ ֶָ

18.39 PM.

"Lin, buka pintunya!".

"Maafin gue Alin, gue nggak tau gue salah apa but maafin gue Alin, jangan diemin gue terus kayak gini dong!".

Taufan berdiri didepan pintu kamar Halilintar, sejak tadi dia terus memanggil kembarannya  namun sama sekali tidak ada jawaban yang Taufan dengar, huhh... benar-benar menyebalkan.

"Ngambek lo kayak cewek!" gerutu Taufan tak jelas.

Namun kemudian, terdengar sayup-sayup suara langkah kaki samar mendekat.

[✔] 1. HIS LAST STOP Where stories live. Discover now