009. I'm going home dad

1.6K 232 11
                                    

HAPPY READING

───────🍣🍙───────

06.17 AM.

Taufan membuka tirai jendela dan tak lupa membuka jendela agar udara pagi dapat masuk kekamaarnya.

Hari ini dia bangun lebih awal dari biasanya hingga tidak mendapat omelan kepanjangan dari Gempa ataupun tabokan sayang dari Halilintar.

"Papa sama Mama kenapa gak pulang ya... padahal udah 12 tahun,".

"Katanya mereka cuma mau pergi seminggu, tapi sampe sekarang nggak pulang, kabar juga nggak ada."

Dia mendudukkan bokongnya diranjang baby size dengan warna yang dominan biru.

"Bahkan saat hari dimana kita diusir dari mansion juga mereka nggak ada," kepalanya menunduk lesu, "apa kita ini nggak penting buat kalian?".

Helaan napas terdengar, dia akhirnya memilih untuk pergi dari kamarnya untuk menemui dia orang yang sedang di dapur.


𓏲ּ ֶָ

Gempa menghela napas saat Halilintar tidak memakan sarapannya dan hanya menatap nasi gorengnya saja, sudah hari ke–3 Halilintar seperti ini.

"Makan Kak!" titah Gempa.

Halilintar menoleh sekilas, lalu sekarang menyandarkan kepalanya pada kursi.

Bibir Gempa mencebik kemudian dia mengambil sesendok nasi goreng kemudian menyodorkan nya pada Halilintar.

Hap!

Halilintar menerima suapan itu dengan senang hati kemudian mengunyahnya hingga habis tak tersisa.

Aneh, padahal Halilintar sendiri sedang malas makan tapi mau jika disuapi.

"Gue juga mau disuapin dong!" pinta Taufan yang duduk bersebrangan dengan Gempa dan Halilintar dengan binar diwajahnya.

Gempa menggeleng ribut "gak mau! Kakak makan sendiri aja." cetus Gempa dan mendengar itu membuat bibir Taufan melengkung kebawah.

"Alin liat Gempa, dia jahat!" adu Taufan sambil memamerkan wajah sedihnya pada Halilintar yang sekarang sedang minum.

"Lama-lama gue kurung sama boneka di loteng ya Fan," lontar Halilintar.

"Gede-gede masih pundungan." lanjut si tertua yang ada disana.

"Gue baru 3 minggu. So gue masih kecil, gak kayak lo yang udah 1058 tahun!" Taufan terkekeh pelan saat melihat raut tertekan Halilintar, iya tertekan karna sikap random Taufan.

"Kalau gue 1058 tahun berarti lo juga dong".

Gempa mengangguk membenarkan ucapan Halilintar, eh tapi manusia mana yang bisa hidup sampai umur segitu?

Taufan mendengus kemudian dia melanjutkan kembali makannya yang sempat tertunda "Gem, lo serius mau sekolah? Luka lo kemarin kan belum sembuh"  tanya Taufan sambil menyuapkan nasi terakhirnya.

[✔] 1. HIS LAST STOP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang