012. Hugs for Shireen

1.6K 227 18
                                    

HAPPY READING

───────🍣🍙───────

Halilintar menatap gadis kecil yang sekarang sedang menyodorkan permen milkita rasa stroberi, "buat Kakak, karena tadi udah bantuin aku" kata gadis kecil itu sambil memamerkan sebuah senyuman.

Namun Halilintar malah menggeleng dan membuat gadis kecil itu merengut tak suka, "kenapa Kak? Aku nggak nyuri kok! Permennya aku beli pake uang aku,".

"Buat lo aja, gue punya banyak dirumah" Halilintar melangkah pergi meninggalkan gadis kecil yang sepertinya akan segera menangis itu.

Halilintar menghentikan langkahnya, pemuda itu membalikan tubuhnya kembali untuk melihat gadis yang tidak dia ketahui namanya sama sekali, "lo mau? Besok lo harus ada disini jam segini, ngerti?".

"Ta-tapi, aku gak tau jam..." cicit gadis kecil itu pelan padahal dia sudah sekolah selama dua tahun tapi tetap saja tidak tahu arah jarum jam.

Halilintar menghela napas kasar, pemuda itu menghampiri gadis kecil yang sedang menunduk itu,"lo tinggal liat matahari aja, kalau mataharinya udah ada disana berarti lo harus ada disini, oke?!" ujar Halilintar sambil menunjuk arah barat.

Gadis kecil itu mengangguk "Iya Kak!" seru gadis kecil itu dengan semangat "oh iya, nama Kakak siapa?" lanjut gadis kecil itu.

"Gledek." balas Halilintar sebelum benar-benar pergi dari area taman meninggalkan si gadis kecil sendirian.

"SAMPAI JUMPA BESOK KAK GLEDEK!".

Halilintar terkekeh pelan saat gadis itu percaya begitu saja dengan ucapannya barusan.



𓏲ּ ֶָ

Taufan menyilangkan tangannya didada sambil menatap seorang gadis yang sejak tadi mengomelinya karna sebuah kesalahan yang Taufan buat.

Gadis dengan nama Sea Annelise itu menatap Taufan kesal.

"Lo bisa gak sih sekali aja gak gangguin gue?!" geram Sea, dia kesal dengan manusia bernama Taufan didepannya ini, karna bagaimana tidak kesal jika pemuda telah memasukan banyak sampah di lokernya "ini sama aja kayak pembullyan tau gak!".

"Semangat sekolah gue ada disaat gangguin lo Nona Annelise" ucap Taufan dengan santai serta senyuman miring yang diberikannya pada Sea.

Karna dengan gangguin lo, gue bisa deket sama lo, Sea Annelise

Sea mendecih kemudian dia menatap tajam Taufan "kalau lo udah berlebihan, gue gak akan segan-segan laporin lo ke guru, Tuan Fernandez" cetus Sea lalu gadis itu melangkah pergi meninggalkan Taufan yang saat ini masih berdiri diambang pintu kelasnya.

"Dibanding guru, gue lebih takut sama Alin" gumam Taufan sebelum akhirnya dia mengikuti Sea untuk masuk kedalam kelas.

Karena di antara para monster kuat, ada monster paling kuat yang tidak bisa dikalahkan oleh apapun, dia Halilintar.



𓏲ּ ֶָ

"Selamat pagi semuanya!"

"Selamat pagi Bu!!"

Bu Savara tersenyum manis saat mendengar jawaban semangat dari murid-muridnya, kemudian dia menatap bangku kosong dipojok kiri kelas itu.

[✔] 1. HIS LAST STOP Where stories live. Discover now