023. Apology

1.3K 200 22
                                    

Sudah seminggu sejak Halilintar dinyatakan sebagai pelaku jatuhnya Beliung dari roftoop, dan sudah seminggu pula Halilintar diabaikan oleh orang-orang.

Dan sekarang pemuda itu berada dirumah sakit untuk menemui Beliung yang katanya sudah siuman.

Menemui Beliung bukanlah keinginan Halilintar, melainkan paksaan dari Aurora, kata wanita itu Halilintar harus meminta maaf pada Beliung atas sebuah kesalahan besar yang Halilintar lakukan.

Dan disinilah Halilintar sekarang, berdiri disamping ranjang pesakit Beliung sambil menatap pemuda itu datar.

"Minta maaf!" titah Aurora.

"Minta maaf!" ulang Aurora saat Halilintar sama sekali tidak bereaksi maupun bergerak.

Yeara yang juga ada disana menatap benci Halilintar "kamu tidak mau minta maaf pada anak saya atas kesalahan kamu, hah?" sentak Yeara.

"Cepat minta maaf Halilintar!" sentak Aurora.

"Lintar gak salah." jawab Halilintar cepat.

Aurora mendorong kuat Halilintar hingga membuat dahi pemuda  itu berbenturan dengan sudut nakas hingga membuat cairan merah mengalir di pelipisnya.

"Cepat minta maaf!" sentak Aurora marah.

Halilintar tidak menjawab, dia saat ini tengah merasakan sensasi sakit, perih, dan pusing akibat terbentur sudut nakas.

Halilintar meringis saat merasakan perih di dahinya.

Aurora mendecih, "gak usah drama, cepat minta maaf sama Beliung!" titah Aurora.

Halilintar bangkit kemudian dia menatap Beliung yang tengah memberikan senyum miring pada Halilintar, "bedebah sialan." umpat Halilintar sambil menatap tajam Beliung.

"Mama! Lintar jahat!" adu Beliung pada Yeara dengan nada manja.

Yeara menghampiri Beliung kemudian mengusap rambut pemuda itu sayang, "nggak apa-apa sayang, ada Mama disini" ujar Yeara.

Yeara kemudian mengalihkan pandangannya pada Halilintar, "cepat minta maaf pada anak saya!!" seru Yeara.

"Ga–".

"CEPAT MINTA MAAF HALILINTAR!!" marah Aurora dengan tatapan mata tajam yang senantiasa tertuju untuk Halilintar.

"Lintar nggak salah, buat apa minta maaf sama si bangsat ini." desis Halilintar.

Plaak!

"Jaga ucapan kamu Halilintar!" sentak Aurora, napasnya memburu, amarahnya memuncak saat ini, sudah siap untuk meledak kapan saja.

Halilintar memegang pipinya yang baru saja ditampar kembali oleh Aurora, "Mama, yang anak Mama itu siapa disini?" tanya Halilintar, matanya berkilau menahan air mata yang sudah menumpuk.

Halilintar yang awalnya menyampingi Aurora, kini pemuda itu membalikan tubuhnya agar berhadapan dengan Aurora.

"Mama, bukan Lintar yang salah ... kenapa Lintar yang harus minta maaf?!"  Halilintar menatap Aurora penuh rasa kecewa.

[✔] 1. HIS LAST STOP Where stories live. Discover now