008. Fight

1.6K 247 30
                                    

HAPPY READING

───────🍓🌺───────

Halilintar mengambil sticky note yang tertempel dikulkas, kemudian dia membaca tulisan yang tertera disana.

Gue sama Gempa udah berangkat duluan, makanannya udah disiapin Gempa dimeja makan.

Makan Lin, kemarin lo cuma makan roti doang... kasian gue sama cacing diperut lo.

Halilintar membuang sticky note itu ketempat sampah karena menurutnya sudah tak berguna lagi. Tanpa mengindahkan apa yang Taufan suruh, dia berlalu begitu saja untuk pergi kesekolah.

Seperti biasa, berjalan kaki lagi.


𓏲ּ ֶָ

Taufan saat ini terlihat seperti anak kecil yang akan dibelikan eskrim dimata Gempa, kardna yah... lihat saja pemuda itu! Sejak tadi terus saja berceloteh tak jelas dan melompat-lompat khas anak TK.

Memalukan.

"Yang sebenarnya kakak disini siapa sih?" tanya Gempa sambil menatap kesal Taufan.

"Oh jelas gue, mana mau gue jadi adik kalian berdua yang galaknya na'udzubillah," balas Taufan yang kini sudah berada disamping Gempa karena tadi pemuda itu sudah berada jauh didepan sana.

"Emangnya aku galak ya? Aku kan gak pernah pukul atau marahin Kakak. Palingan juga nendang," kata Gempa tidak terima dikatai galak.

"Itu juga galak,".

Gempa menghela napas lelah lalu dia menundukkan kepalanya, asal kalian tahu saja kalau saat ini Gempa tengah dilanda malu yang sangat besar lantaran sikap kekanakan Taufan saat ini.

Untungnya belum banyak orang yang datang.

Saat ini mereka sedang berjalan di Koridor sekolah dan tak luput dari pandangan-pandangan murid yang berada di sekitar sana.

"Kak udah deh, yang malu itu aku!" ujar Gempa sambil menarik tangan Taufan berniat untuk mengantarkan kembarannya itu ke kelasnya.

"Ya jangan tarik-tarik juga kali" protes Taufan tak suka ditarik–tarik macam seorang anak yang disuruh pulang ibunya saat disuruh pulang sehabis bermain.

"Aku gak peduli" ketus Gempa.


𓏲ּ ֶָ

Beliung tersenyum saat melihat Gempa yang akan memasuki kelas dan kalian tahu itu? Adanya Beliung di kelas ini bukanlah pertanda baik bagi Gempa.

"Pagi Gempa," sapa Beliung ramah dan jangan lupakan senyuman iblis yang tercetak diwajah tampan remaja itu.

Gempa tidak menjawab dan memilih untuk meninggalkan Beliung namun, baru saja melangkah dirinya sudah ditarik kembali kebelakang oleh Beliung.

Rasanya dejavu.

Gempa sangat tidak menyukai momen ini, momen dimana dia hanya bisa diam tak berkutik layaknya seekor tikus yang terperangkap.

Beliung mengangkat dagu Gempa dengan jari telunjuknya hingga membuat Gempa yang awalnya menunduk kini harus mendongak.

"Sekarang makin berani ya, padahal lo mainan kesayangan gue Gempa!".

[✔] 1. HIS LAST STOP Where stories live. Discover now