....🚩bagian enam puluh delapan : cerita dari masa lalu🚩....

23.4K 3.6K 36
                                    

Semenjak kehamilannya, Andrea menjadi pribadi yang lebih tertutup. Bahkan atas saran Harry, ia rela tinggal seorang diri di apartemen dan hanya akan berkunjung ke mansion orang tuanya saat udara terasa lebih dingin. Dengan begitu Andrea bisa menutupi perut buncitnya dengan dalih pakaian yang berlapis.

Namun sayang kali ini Andrea terpaksa memenuhi undangan orang tuanya, alhasil dirinya harus pergi ke mansion. Namun beruntungnya sekarang sudah memasuki pertengahan musim salju, jadi Andrea bisa sedikit bernafas lega. Sesampainya di mansion Andrea langsung disambut oleh orang tuanya dan tentu saja Harry yang notabennya adalah pengawal pribadi sang ayah. Jadi dimanapun ada ayahnya, maka Harry juga akan berada disana.

"Kenapa pakaianmu begini Andrea?" keluh sang ibu, menelisik penampilan putrinya dari ujung kepala hingga kaki.

Andrea berdecak malas "Ayolah mom, sekarang ini musim dingin. Tidak mungkin kalau aku memakai pakaian terbuka bukan?"

Diam-diam Harry mengulas senyum simpul. Baginya Andrea adalah perempuan tercantik yang pernah ia temui, bahkan penampilan perempuan itu kian menarik saat Harry sadar ada buah hatinya dalam rahim Andrea.

"Tetap saja!"

"Sudahlah, putriku akan memakai apa saja yang dia mau." sergah sang ayah.

"Lihat? Daddy saja setuju dengan cara berpakaianku!"

"Ckk dasar kalian ini!"

Andrea dan ayahnya tertawa kecil.

"Ayo An..."

Refleks Andrea melepaskan rangkulan ayahnya, dan tentu aksinya membuat kedua orang tuanya mengerutkan kening. Bukan bermaksud kurang ajar, hanya saja Andrea tak mau kalau nantinya sang ayah akan sadar jika bentuk fisiknya mulai berubah. Terutama pada bagian perut, dimana ada janin kecil didalam sana.

"A... ayolah daddy, aku bukan anak kecil lagi!" kilahnya, pura-pura memberengut kesal.

Sang ayah tertawa kecil, disusul oleh ibunya. Sementara itu diam-diam Andrea melirik Harry yang ternyata sedari awal tak melepas ikatan mata darinya, bahkan senyum Harry tak sekalipun luntur.

Hari ini kau terlihat sangat cantik. Ujar Harry tanpa suara, tapi sukses membuat Andrea salah tingkah.

"A... aku masuk dulu!"

Dengan wajah bersemu Andrea melarikan diri dari sana, hingga menyisakan tawa kecil orang tuanya, juga gelengan tak habis pikir dari Harry.

Kau akan selalu jadi perempuan paling cantik, Andrea. Harry membatin kagum.

Selama di mansion Andrea sama sekali tidak pernah berpakaian minim, dan tentu sikap barunya membuat orang tuanya makin curiga. Terlebih Andrea tidak mengizinkan siapapun masuk ke kamarnya tanpa izin, peraturan itu berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. Sampai akhirnya tiba waktunya bagi Andrea untuk bertemu calon suaminya, atau bisa dibilang alasan utama kepulangannya.

"Aku sudah bilang pada kalian bukan, aku tidak ingin menikah!"

"Apa maksudmu Andrea?"

Ayah mengangguk setuju "Setidaknya beri kami alasan kenapa kau menolak perjodohan yang sudah lama direncanakan ini!"

Andrea mengepalkan kedua tangannya, sementara kepalanya berusaha untuk mencari alasan terbaik. Sejujurnya Andrea mulai merasa getaran aneh tiap kali janin dalam perutnya memberi respon saat diajak berbicara, entah oleh dirinya maupun Harry. Andrea sadar bahwa bayinya berhak hidup, dan ia ingin menyaksikan anaknya tumbuh dengan baik dan sehat.

PROLOG (TERBIT)Where stories live. Discover now