....🚩bagian empat : yang bersembunyi dalam gelap🚩....

61.3K 7.6K 68
                                    

Matahari sudah kembali ke peraduan sejak beberapa jam lalu, dan itu tanda bagi mansion Ryder untuk bersinar. Ditengah kegelapan hutan, mansion yang berdiri megah itu kedatangan beberapa tamu penting. Ini adalah kali pertama Edbert mengadakan pesta setelah beberapa tahun menutup diri dari dunia, dan alasannya karena Anastasia yang mendorong pria itu agar membangun relasi dengan dunia luar.

Awalnya Edbert menolak, namun entah bagaimana akhirnya ia bersedia. Meski bukan berarti Edbert akan benar-benar membuka diri karena permintaan Anastasia, ataupun pesta yang saat ini tengah berlangsung. Intinya ia tak tau alasan pasti kenapa bersedia melakukan semua ini.

"Selamat ulang tahun tuan Edbert,"

Edbert menoleh, bibirnya membentuk garis tipis saat melihat kedatangan Anastasia. Sama seperti hari-hari sebelumnya, perempuan itu terlihat menawan meski hanya memakai pakaian pelayan.

"Terima kasih,"

"Oh iya, saya punya hadiah kecil untuk tuan."

"Hadiah?"

"Iya,"

Dengan senyum mengembang Anastasia memberikan kado berukuran mungil yang sudah ia siapkan jauh-jauh hari, dan beruntungnya Edbert bersedia menerima pemberiannya.

"Hadiah saya memang tidak semahal hadiah yang lain, tapi saya harap tuan Edbert mau menerimanya."

Edbert mengangguk kecil "Aku menghargai pemberianmu, terima kasih."

Mendengar jawaban Edbert membuat senyum Anastasia makin mengembang. Begitu juga hatinya yang dipenuhi banyak perasaan positif, bahkan ia yakin jika setelah ini jarak yang masih ada diantara mereka akan terkikis perlahan.

"Oh iya, kenapa tuan masih ada disini?"

"Para tamu sudah mulai berdatangan, bukankah seharusnya tuan turun dan menyapa mereka?"

"Apa harus?" tanya Edbert kurang nyaman.

Anastasia tertawa mendengarnya, karena aksinya itu membuat perhatian Edbert tertuju padanya.

"Ini adalah pesta ulang tahun anda, jadi anda harus melakukan hal itu."

Meski berat, tapi akhirnya Edbert mengangguk tanda setuju.

"Baiklah."

"Jangan lupa untuk tersenyum tuan."

Dengan seulas senyum kecil Edbert mengangguk, tapi saat tubuhnya berbalik, senyum itu pun turut lenyap. Jauh berbeda dengan Anastasia yang justru tersenyum makin lebar.

Saat kaki Edbert sampai di ujung tangga, seluruh tatapan orang-orang langsung tertuju padanya. Pria dengan setelan serba hitamnya itu terlihat menawan dibawah guyuran cahaya keemasan yang berasal dari lampu kristal ditengah ruangan. Bahkan karena pesonanya, tak sedikit dari tamu dan pelayan perempuan yang dibuat terpikat.

Meski sejak awal pria bermata abu-abu itu tidak menampilkan garis bibirnya sama sekali, tapi tetap saja banyak yang mengagumi sosoknya. Selain karena wajah tampan dan proporsi tubuhnya yang sempurna, tatapan tajam dan suaranya yang tegas nan dalam membuat beberapa perempuan bersedia merangkak diatas ranjangnya.

PROLOG (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang