....🚩bagian empat puluh empat : membuat api dalam paviliun🚩....

30.4K 4.4K 156
                                    

Tentu saja dia bisa, apa lagi aku yang selalu membantunya kabur.

Ya, bukan kali ini saja Edbert mengawasi Selena lewat rekaman CCTV. Sebelumnya ia juga pernah mengerahkan anak buahnya pergi kesisi lain mansion yang tak dilewati Selena, hanya agar kepergian perempuan itu tak diketahui orang lain. Bahkan Edbert pula yang memastikan Selena selamat selama masa kabur sampai kembali ke mansion Ryder, lewat mata-mata kepercayaannya. Dan secuil informasi yang perlu kalian tau, Edbert pula yang meminta salah satu mata-mata perempuannya untuk mengekori Selena dan Giselle semasa cuti bulan lalu.

Perkara dasi yang Anastasia berikan pada Carlos, semua itu ulah Edbert. Ia dalang dibalik pertengkaran itu dan dia juga penonton setia atas retaknya hubungan Carlos dan Selena, alhasil sekarang Edbert bisa memiliki Selena seutuhnya tanpa harus merebut perempuan itu dari tangan pria lain.

"Jika tidak ada yang ingin kalian bicarakan lagi..."

"Tunggu tuan,"

"Kenapa?" tanya Edbert memicing.

"Apa saya boleh bicara empat mata dengan nona Selena?"

Bola mata Selena membulat karena permintaan Austin. Entah apa lagi yang ingin dilakukan pria itu, hanya saja Selena berharap hatinya tak goyah, atau semua rencana mereka akan hancur berantakan.

"Hanya lima menit." Austin menambahkan penuh harap.

Edbert melirik Selena sejenak. Sebetulnya ia tau Selena keberatan dengan permintaan Austin, terlihat dari ekspresi yang digantung diatas wajah cantiknya. Hanya saja Edbert memilih mengacuhkannya dengan menganggukkan kepala sebagai tanda setuju, dengan begitu balasan Edbert memancing pelototan tajam Selena. Jauh berbeda dengan Austin yang terlihat meredam gejolak bahagia dalam dadanya.

"Terima kasih tuan!"

"Hm."

"Tuan..."

"Belajarlah dewasa dan selesaikan masalahmu dengan para pria itu, jika sudah segera pergi ke kamarku karena kau harus menerima hukuman untuk kejadian hari ini!" bisik Edbert tepat diatas telinga Selena dan berhasil membungkam mulut perempuan itu.

Sebelum benar-benar pergi Edbert melepas coat hitam yang sedari tadi memeluk erat tubuhnya, lalu kain tebal nan lembut itu ia gantungkan dikedua bahu Selena. Alhasil saat ini tubuh Edbert hanya dibungkus T-shirt putih polos dan celana bahan warna serupa.

"Jangan terlalu lama diluar sini!"

Edbert melangkah pergi, menyisakan Selena dan Austin bersama kecanggungan ditengah mereka.

"Nona Selena,"

"Ya." jawab Selena setengah hati.

"Maaf karena saya menganggu waktu nona, tapi apa boleh saya menanyakan beberapa hal?"

"Soal apa?"

"Apa saya melakukan kesalahan?"

"Maksudnya?"

Sejujurnya Selena paham kemana pembicaraan ini akan mengalir, tapi ia ingin memancing Austin untuk mengungkap isi pikirannya sendiri.

"Belakangan ini nona menghindari saya, apa saya sudah melakukan kesalahan?"

Selena mengangguk paham "Ah itu,"

"Sebenarnya tuan Austin tidak melakukan kesalahan apapun." tambahnya tenang.

"Lalu kenapa belakangan ini nona menghindari saya?"

"Karena saya sadar kalau langit terlalu sulit untuk digapai, karena itu saya memilih berhenti sebelum jatuh dan terluka."

PROLOG (TERBIT)Where stories live. Discover now