....🚩bagian enam puluh tiga : kepercayaan penuh Edbert🚩....

28.6K 4.1K 114
                                    

Harry duduk diatas dahan pohon bersama teropong yang sedari tadi dipegangnya. Sesekali Harry membawa teropong itu mengitari beberapa titik mansion Ryder untuk mencari keberadaan Selena, namun anehnya kali ini Selena sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya. Padahal Harry ingat betul kalau dulu Selena sering keluar malam, melihat bintang sebelum akhirnya menangis entah karena apa.

Tapi karena kondisi kesehatan Alan yang belakangan menurun membuat Harry membatasi aktivitas memata-matai mansion Ryder, sebagai gantinya ia menyerahkan tanggung jawab itu pada Wilson dan Richard. Jika ditanya kenapa Harry tidak memanfaatkan Anastasia maupun Olivia, jawabannya karena kedua perempuan itu memanfaatkan dan juga mencintai Alan. Mereka hanya mau bercerita jika sekiranya dapat menguntungkan posisi mereka, sekalipun keduanya harus saling menusuk agar tetap berada disamping Alan. Karena itu Harry hanya menerima secuil informasi lantaran Olivia dan Anastasia sering menyimpan beberapa informasi itu untuk diri mereka sendiri.

"Apa mungkin mereka sedang bersama?" gumamnya penuh tanya.

Harry kembali mensejajarkan teropong dengan matanya, untuk selanjutnya ia larikan ke arah kamar Edbert. Seperti biasa, kali ini pun Edbert membiarkan jendela kamarnya terbuka tanpa terhalang tirai. Dan disanalah Harry mendapati Selena tengah berbaring diatas ranjang mewah, sementara Edbert sendiri sibuk dengan layar pipih ditangannya.

"Bagaimana cara menarik perhatian Selena, jika yang dia suka adalah malam, gelap dan kesunyian?" bingung Harry.

"Apa mungkin aku harus menculiknya?"

Ditempat berbeda Edbert duduk membelakangi Selena yang terlelap setelah sebelumnya diberi obat tidur. Beberapa saat lalu Selena sempat mengeluh sakit pada lengannya dan begitu di cek ternyata lukanya sedikit terbuka, jadi Edbert berinisiatif untuk menjahit luka itu. Namun seperti yang kalian tau, Selena takut pada jarum ditambah ia tidak sepenuhnya percaya kalau Edbert punya kemampuan menjahit luka orang lain maupun lukanya sendiri.

Karena alasan itu Edbert memberi obat tidur dosis tinggi yang biasa ia konsumsi pada Selena. Setelah tingkat kesadaran perempuan itu lenyap, Edbert segera menjahit luka diatas lengan Selena kemudian membungkusnya dengan perban. Awalnya niat Edbert memang sebatas itu saja, sampai akhirnya Edbert sadar kalau selama ini dia tidak pernah mengecek galeri ponsel Selena. Berhubung Selena tidak sadarkan diri, jadi jauh lebih mudah bagi Edbert untuk mencuri sidik jari perempuan itu. Sama seperti yang pernah Selena lakukan padanya.

Namun sayang tak ada satupun foto Selena di galeri itu, semua hanya soal bukti kejahatan Anastasia serta Olivia. Aneh juga pikirkan karena ponsel yang sudah Edbert buat rusak itu masih bisa berfungsi dengan cukup baik, padahal sebelumnya Edbert berniat mengganti benda pipih itu agar Selena merasa berhutang budi padanya.

"Kau terlalu terobsesi." komentar Edbert.

Beralih dari galeri, Edbert memilih mencari tau nama apa yang Selena sematkan untuk kontaknya. Awalnya Edbert cukup berekspetasi karena mungkin Selena akan memberinya nama panggilan yang unik, tapi rupanya dia terlalu berharap pada perempuan batu itu.

"Bisa-bisanya kau tidak menyimpan nomorku!"

Karena kesal Edbert hendak membanting ponsel Selena agar kali ini benar-benar hancur, sampai sebuah nama berhasil membuatnya membulatkan mata dan Edbert pun terpaksa mengurungkan niat jahatnya.

"Alan?"

Tunggu, Edbert tidak salah lihat bukan? Bagaimana mungkin Selena bisa mendapat nomor ponsel Alan, atau apa mungkin ini adalah Alan yang lain?.

Menggeleng kecil "Aku harus memastikannya!"

Tapi sebelum itu Edbert terlebih dahulu mengangkat pandangan saat merasa ada sesuatu yang tengah mengawasinya. Sayangnya diluar cukup gelap karena hari masih malam, jadi pria itu mulai bangkit dan berjalan menuju jendela. Selama beberapa waktu Edbert hanya memaku ditempat, sementara bola matanya mengedar. Sampai akhirnya kedua tangan pria itu terangkat dan dengan cepat menarik tirai untuk menutupi jendela kamarnya.

PROLOG (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang