....🚩bagian tujuh belas : api dan api🚩....

39.5K 4.8K 41
                                    

"Anda sudah pulang tuan?" Anastasia bertanya lembut.

"Hm, bagaimana harimu?"

"Tentu saja baik, kalau tuan sendiri bagaimana?"

"Sangat baik."

Edbert menarik sudut bibirnya, hingga samar-samar tercetak seringai. Dan tentu saja hal itu mampu ditangkap oleh mata tajam Anastasia.

"Apa ada sesuatu yang menyenangkan?"

"Sedikit." jawab Edbert sekenanya, setelah itu berlalu meninggalkan Anastasia yang terlihat kebingungan.

"Ada apa?" herannya.

Anastasia memandangi punggung Edbert dengan tatapan bingung, setelah itu ia memilih keluar mansion. Alangkah terkejutnya Anastasia saat kakinya melintasi pintu utama, matanya langsung disambut oleh Carlos dan Selena yang tengah berbincang. Meski suara kedua manusia itu tak sampai pada indra pendengarannya, namun air muka mereka bisa ditangkap dengan sangat jelas.

"Apa yang mereka bicarakan?" gumamnya was-was.

Dan disisi berbeda, Selena dan Carlos berdiri saling berhadapan setelah sebelumnya meminta ruang lebih pada Giselle. Selama beberapa waktu keduanya hanya membungkam diri, dengan Selena yang memilih untuk menundukan wajah sembari memilin tali ranselnya.

"Kau marah padaku?"

"Tidak." jawab Selena, masih enggan menoleh.

"Selena,"

Carlos mendesah berat lantaran Selena sama sekali tak ingin mengangkat wajah. Menggambar kurva diatas garis bibirnya, perlahan Carlos mendekatkan tangannya pada pipi Selena lalu menangkupnya lembut. Tapi tak peduli seberapa lembut sentuhannya, Selena masih enggan membalas tatapan mata Carlos.

"Kau marah padaku?"

"Tidak."

"Biar aku tebak, pasti kau cemburu pada Anastasia. Benar begitu?"

Memutar bola mata, Selena menepis tangan Carlos menjauh. Bak seorang kekasih yang merasa kesal, Selena pun bertingkah demikian. Bahkan ia sampai memutar tubuh membelakangi kekasihnya, tak lupa dengan kedua tangan yang terlipat dibawah dada dan bibir yang mengerucut sebal.

"Ckk, sok tau sekali!"

Terkekeh kecil, tanpa ba bi bu Carlos lekas memeluk tubuh Selena dari belakang. Dan tentu aksinya membuat Selena membeku lantaran ini kali pertama ia dipeluk seorang pria dewasa, namun rupanya Selena tak sendirian lantaran Anastasia yang sedari tadi memperhatikan keduanya dari jauh pun ikut dibuat membulatkan mata terkejut.

"Apa-apaan mereka?!" geram Anastasia tertahan, sementara kedua tangannya sudah terkepal membawa emosi.

Dari jarak sekian dekatnya Selena bisa melacak aroma yang melekat pada kulit tubuh Carlos. Perpaduan yang kuat dari citrus dan aroma segar lautan, berpadu sempurna pada pria bermanik cokelat gelap itu. Menggeleng kecil, Selena hendak menjauhkan Carlos dari tubuhnya. Tapi niatnya hanya sebatas niat kala netranya tak sengaja melihat keberadaan Anastasia, jauh dari posisi mereka saat ini.

Oho ada penguntit kecil ternyata. Selena membatin remeh.

Ternyata tak perlu dipancing pun targetnya datang dengan sendirinya, kalau begini Selena bisa memberi umpan agar targetnya bisa terjerat dengan sempurna.

"Jangan marah sayang, kau kan tau aku dan Anastasia tidak memiliki hubungan istimewa."

Selena tertawa kecil. Ia melepas pelukan Carlos, lalu memutar tubuh menghadap pria dewasa itu. Dengan senyum yang terukir diatas wajahnya, Selena mengaitkan kedua tangannya pada leher Carlos. Meski aksinya sedikit merepotkan lantaran Selena harus menjinjitkan kakinya, karena tinggi tubuh mereka yang terpaut lumayan jauh.

PROLOG (TERBIT)Where stories live. Discover now