28. Singa betina atau seekor anjing?

2.1K 248 24
                                    

Di dalam kamar yang sunyi, tiba-tiba saja Handphone Neisha berdering keras, membuyarkan fantasi liar protagonis wanita. Layar Handphone menyala, memperlihatkan notifikasi pesan dari seseorang.

Neisha yang sudah tidur tidak terganggu sedikitpun oleh deringan teleponnya sendiri, Ileana yang pada dasarnya sangat sensitif dengan suara refleks melirik ke arah Handphone Neisha.

Ada rasa penasaran menjerat hatinya dan menghasutnya, dengan ragu-ragu dia melirik Neisha yang sudah tenggelam dalam mimpi di sampingnya. Ileana diam-diam menghela nafas, dia sedikit kesal saat melihat wajah polos Neisha.

Kenapa gadis ini tidak terjerat sedikitpun oleh pesonanya? Pikirnya, dari awal hingga akhir Neisha tidak sedikitpun tergoda oleh penampilannya yang mengairahkan.

Bahkan dengan tenang, Neisha berbaring di sampingnya, mencari posisi nyaman dan tidur. Meninggalkan dirinya yang sudah terbakar dengan dingin, Ileana merasa dia seperti api yang tersiram air dingin.

Apakah gadis bodoh ini tidak memiliki sedikit saja rasa ketertarikan dengannya? Jika iya kenapa Neisha tidak pernah nolak saat dia mencium bibirnya? Pikir Ileana.

Dia sama sekali tidak memahami pribadi gadis di sampingnya dan bagaimana otak gadis itu bekerja, sangat di luar akal sehatnya.

Dengan perasaan tidak nyaman dan lengket, Ileana turun dari ranjang dan  pergi ke kamar mandi untuk memuaskan dirinya sendiri. Sebenarnya dia tidak ingin melakukannya tapi dia tidak mau tidur dengan perasaan tidak nyaman, jadi mau tidak mau dia harus melakukannya.

Setelah aktivitas selesai, dia membersihkan diri dan keluar dari kamar mandi. Tanpa pakaian dalam dia kembali ke atas ranjang, masuk ke dalam selimut. Dengan posisi setengah berbaring, Ileana bersandar di kepala ranjang.

Ia menghela nafas lelah, ternyata melakukannya sendiri lebih melelahkan dari pada melakukannya dengan orang lain. Dengan lembut dia memijat pergelangan tangannya yang sakit, mata birunya yang dingin dengan tenang melirik ke arah Neisha.

Gadis itu masih di posisi seperti terakhir kali dia lihat, Neisha berbaring dengan posisi setengah telentang. Dengan wajah menghadap ke arahnya, dada gadis itu naik turun dengan teratur.

Samar-samar ada dengkuran halus keluar dari mulut Neisha, walau Ileana sensitif dengan suara tapi dia tidak menganggap dengkuran halus Neisha adalah sesuatu yang menganggu.

Dia malah menyukainya, Ileana mengangkat matanya. Pandangannya beralih ke Handphone Neisha yang ada di atas Nakas, rasa penasaran protagonis wanita belum hilang.

Dengan hati-hati dia meraih Handphone Neisha, prilakunya sekarang bukan sesuatu yang layak untuk di puji dan jauh dari kata sopan. Tapi dia penasaran, rasa penasarannya mengalahkan martabatnya sebagai seseorang yang terdidik dan ber-attitude.

Lagipula dia tidak mengambil Handphone orang lain, dia cuma mengambil dan memeriksa handphone wanitanya. Ileana sedikit cengang dengan pemikirannya sendiri, beberapa detik kemudian setelah pulih dari rasa tercengangnya.

Protagonis tersenyum dalam, tanpa sengaja dia menemukan kebenaran tentang hatinya sendiri. Dengan hati-hati dia memilah-milah perasaan dan pikirannya sendiri, mencoba menemukan titik awal di mana perasaan khususnya pada Neisha di mulai.

Pertemuan pertama bisa di bilang tidak begitu baik, dia sengaja menumpahkan kopi panas pada Neisha tapi Neisha tidak mengatakan apa-apa, bukan cuma tidak memiliki keluhan namun juga memaafkan tindakan sembrononya.

Pribadi Neisha yang jauh dari ekspetasinya, membuat Ileana bergairah untuk menyelam lebih dalam dan mencari tau tentang gadis itu serta memahami karakternya.

Kakak Ipar? Where stories live. Discover now