23. Trauma Neisha 2

1.7K 222 20
                                    

Di ingatan Neisha yang lain, ingatan di kehidupan sebelumnya. Neisha juga mengalami peristiwa yang tidak kalah mengerikan dengan kejadian yang di alami oleh Neisha yang asli, saat Neisha berusia 6 tahun.

Neisha menyaksikan adik sepupunya bernama Anne di tabrak oleh truk tepat di depan matanya, tubuh Anne hancur dan tidak berbentuk. Kepala hingga ujung kaki remuk, Neisha yang menyaksikan sepupunya menjadi bubur daging mematung di pinggir jalan.

Wajahnya pucat, aroma darah memenuhi hidungnya. Beberapa cipratan darah mengenai wajah dan pakaiannya, Neisha tidak bisa berkata apa-apa. Dia berdiri di tempatnya menatap kosong tubuh sepupunya yang sudah remuk, air matanya keluar tanpa terkendali.

Ingatan Neisha dan ingatannya di kehidupan sebelumnya menari-nari di kepalanya, seketika perut Neisha terasa mual dan kepalanya pusing. Ia melepaskan diri dari pelukannya Niken dan berlari ke kamar mandi, dia memuntahkan semua isi perutnya.

Karena perutnya kosong, Neisha cuma memuntahkan angin dan air. Niken yang mengikuti Neisha ke kamar mandi mengusap-ngusap punggung Neisha dengan lembut, setelah mualnya mereda.  Neisha mendudukkan dirinya di lantai, dia tidak memiliki tenaga lagi untuk berdiri.

Mental dan fisiknya tercabik-cabik, tubuhnya mati rasa. Otaknya panas dan dia sedikit kesulitan untuk bernafas, dadanya sesak dan berat. Seperti ada batu besar menindih dadanya, dia juga merasa hidungnya seperti tersumbat membuat ia tidak leluasa menarik nafas.

Karena tidak sanggup lagi menahan tekanan secara psikologis, Neisha pingsan. Dengan siagap Niken menahan tubuh keponakannya agar tidak jatuh ke lantai kamar mandi yang kotor.

Niken menggendong tubuh keponakannya dan membawanya keluar dari kamar mandi, melihat cucunya tidak sadarkan diri Tonny semakin khawatir.

"Ayah tenang, Neisha cuma pingsan" Ujar Niken menenangkan ayahnya.

Niken membaringkan Neisha ke atas ranjang dengan hati-hati.

"Apa Neisha kambuh lagi?" Tanya Dr. Antonio yang baru masuk ke kamar Neisha.

Seketika Tonny, Niken, Azzel, Kevin, Victor dan Alexon menoleh ke arah pintuh.

"Ya" Jawab Tonny sambil menatap cucunya yang terbaring di ranjang.

Dr. Antonio mengangguk kecil lalu menghampiri Neisha, Niken beranjak dari duduknya dan memberikan ruang untuk Dr. Antonio.

Karena Neisha sedang tidak sadarkan diri, Dr. Antonio memeriksa keadaan Neisha melalui denyut nadinya. Setelah memeriksa denyut nadi, ia memeriksa detak jantung Neisha dan suhu badannya, Dr. Antonio sedikit berdenyit saat mendengar suara detak jantung Neisha lalu menghela nafas ringan.

"Bagaimana? Apa cucu saya baik-baik aja?" Tanya Tonny cemas.

Dr. Antonio tersenyum.

"Tidak apa-apa, tidak ada yang harus di khawatirkan. Nona Neisha cuma syok tapi untuk memastikan lebih lanjut kita tunggu nona Neisha bangun" Jawab Dr. Antonio

"Benarkah?" Tanya Niken tidak yakin.

"Ya nyonya, Nona Neisha cuma syok saja." Jawab Dr. Antonio menyakinkan.

Niken menghela nafas menahan tangisnya.

"Saya harap begitu, saat saya masuk Neisha mimisan dan dia teriak ketakutan ngelihat darahnya sendiri. Saya membersihkan darahnya dan menenangkannya, saya gak yakin apa karena rasa takutnya yang memicu traumanya kambuh. Sebelum dia gak sadarkan diri, dia sempat muntah-muntah" Jelas Niken pada Dr. Antonio.

"Apa Nona pernah kambuh sebelumnya?" Tanya Dr. Antonio.

"Gak, Neisha gak pernah kambuh lagi. Ini pertama kalinya traumanya kambuh, biasanya saat Neisha melihat darah manusia dia cuma ketakutan gak pernah sampai membuat dia ingat lagi masalalu kelamnya" Jawab Tonny

Kakak Ipar? Kde žijí příběhy. Začni objevovat