10. Desa Senda 2

1.6K 211 5
                                    

Sambil memijat lehernya sendiri, Ileana berjalan menuju kamarnya. Wajah wanita itu terlihat sangat lelah, dia belum sempat istirahat sama sekali. Saat mereka sampai di Villa tadi sore, dia sudah di sambut oleh beberapa pekerjaan.

Tadi dia ke kamar hanya mengantar koper dan berganti pakaian karena tidak nyaman, tadinya dia ingin membersihkan diri terlebih dahulu agar terlihat lebih segar tapi di dalam kamar mandi ada calon adik iparnya.

Karena dia tidak memiliki waktu yang banyak jadi dia berganti pakaian saja, lalu setelahnya dia keluar dari kamar dan pergi ke ruang kerja Adam. Di dalam ruang kerja mereka meeting dengan pengelolaan perkebunan, ada banyak yang mereka bahas dan diskusikan dalam meeting tersebut.

Setelah Meeting, Ileana dan Adam mendiskusikan kembali hal yang di bicarakan dalam meeting sebelumnya sekaligus memilah beberapa solusi masalah yang terjadi di perkebunan yang tadi di cetuskan dalam diskusi mereka dalam meeting, nantinya akan di bahas lagi di meeting selanjutnya.

Baik Adam atau Ileana, kedua protagonis itu sama-sama kelelahan dan tidak memiliki tenaga lagi untuk melakukan hal lain. Setelah diskusi selesai mereka berdua sama-sama mengucapkan selamat malam, Adam mengecup keningnya lalu pergi ke kamarnya.

Dengan enggan dia menerima kasih sayang pria itu, setelah Adam menghilang dari balik pintu. Ileana melepaskan topeng di wajahnya dan menunjukkan warna aslinya, aura wanita itu langsung berubah.

Dari yang lembut menjadi ganas dan tajam penuh dengan intimadasi, manik birunya memancarkan cahaya dingin. Siapapun yang bertatapan dengan mata biru itu akan menggigil dan membeku, Ileana melirik keluar jendela. Di luar sedang hujan lebat di sertai angin yang cukup kencang.

Singkat cerita, sekarang Ileana sudah berada di kamarnya ah ralat kamarnya dan calon adik iparnya karena yang menempati kamar itu tidak cuma dia tapi juga Neisha Salsabila Marrces.

Gadis itu kini terbaring dengan nyaman di kasur dengan mata terpejam dan nafas yang teratur, Neisha sama sekali tidak terganggu dengan suara gemuruh petir yang saling bersahut-sahutan atau suara gemersik ranting-ranting serta daun-daun yang bergoyang mengikuti arah angin di luar.

Hawa dingin dan lembab menyelinap ke dalam kamar melalui celah-celah jendela, Ileana menutup gorden jendela yang tidak sempat Neisha tutup karena lupa. Di kepala gadis itu hanya ada kata tidur, dia tidak memikirkan apapun selain itu.

Bahkan dia lupa untuk malam malam, sepertinya perutnya tidak lapar. Namun dia tidak sendiri, Ileana dan Adam juga demikian. Mereka melewatkan makan malam, namun Ileana mengganjal perutnya dengan biskuit saat meeting tadi jadi perutnya tidak begitu lapar.

Sedangkan Adam, Ileana tidak perduli tentang hidup dan mati pria itu. Semua kepedulian dan kehangatan yang dia curahkan pada pria itu adalah palsu, jadi  tidak mungkin dia membuang waktunya untuk memikirkan apakah Adam sudah makan atau belum.

Ileana berjalan ke kamar mandi, dia berniat mandi dan membersihkan diri sebelum tidur. Sesampainya di kamar mandi dia menanggalkan semua pakaiannya, lalu menghidupkan shower.

Dia berdiri di bawah shower membiarkan air membasahi kepala dan tubuhnya, 20 menit kemudian wanita itu keluar dari kamar mandi dengan Bathrobe menutupi tubuhnya.

Wajahnya terlihat lebih segar dan hidup, aroma wangi sabun mengelilinginya. Ia mengambil hair dryer dan mengeringkan rambutnya, sesekali dia melirik ke arah Neisha yang sedang tidur.

Gadis itu sedikit mendenyitkan dahinya, sedangkan bibir merahnya sedikit terbuka dan bergerak dengan halus. Seperti seseorang yang akan mengatakan sesuatu namun tidak ada kata yang keluar dari mulut gadis itu, hanya suara nafas yang sedikit tidak beraturan terdengar.

Kakak Ipar? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang