8. Mendengar Kebohongan

1.7K 196 8
                                    

Konseling Neisha berjalan dengan lancar, walau sebenarnya membosankan tapi gadis itu tetap bersungguh-sungguh dalam belajar. Seminggu lagi konselingnya berakhir, hal itu menjadi kelegaan seumur hidupnya.

Kalau boleh jujur, Neisha merasa tidak santai. Nafasnya selalu berat saat bersama Adam, ada banyak pikiran yang berkecamuk di kepalanya. Gadis itu selalu memasang pelindung di sekelilingnya dan tidak bisa melepaskan diri, selalu waspada dan berhati-hati.

Dia takut menyinggung Protagonis wanita, sedikit banyak dia memiliki interaksi dengan Ileana. Karena wanita itu selalu mengelilingi Adam, baik berperan sebagai asisten atau sebagai pasangan. Neisha benar-benar menjaga sikap dan tutur katanya.

Hubungannya dengan protagonis wanita bisa di katakan dekat tapi tidak sangat dekat, Neisha memberikan batasan yang tidak kasat mata antara dia dan Ileana. Batasan yang di berikan gadis itu sangat halus sampai-sampai Ileana tidak menyadarinya, karena wanita itu  terfokus pada sikap jinak Neisha.

Neisha sukses bersandiwara menjadi calon adik ipar yang baik dan mendukung hubungan Adam dan Ileana, padahal di dalam hati gadis itu dia selalu mengutuk Ileana menjadi buruk rupa dan lontarkan sumpah serapah pada wanita itu.

Seperti sekarang, keduanya sedang berada dalam satu ruangan yang sama dan duduk di meja yang sama. Mereka berdua duduk saling berhadap-hadapan, dengan sabar Neisha menanggapi cerita Ileana yang jelas-jelas omong kosong dan bohong.

"Begitulah, Aku ngerasa bersyukur banget bisa di Terima di perusahaan kakakmu. Aku juga gak sampai kepikiran bisa ngejalin hubungan dengan kakakmu, di pikiranku pas itu ya kerja terus ngasilin duit untuk menyambung hidup dan bayar hutang-hutang orang tuaku"

"Aku gak tau apa yang di liat kakakmu dari diriku, aku gak punya apa-apa. Di sisi lain aku juga merasa beruntung di cintai oleh pria kayak kakakmu, dia menghargaiku dan menghormati setiap keputusanku. Jarang banget ada cowok gak arogan dan lembut kayak kakakmu. Aku ngerasa jadi wanita paling beruntung ketemu dan jatuh cinta dengan kakakmu"

Neisha tersenyum dan mengangguk kecil menanggapi cerita Ileana yang membuatnya mencibir dalam hati.

"Pembohong!, kau wanita pembohong. Ada ya anjir orang yang bisa bohong tanpa berkedip. Apa gak takut dosa?, Bah! Ileana aku tau isi hati wanita uler kayak kamu. Kamu gak cinta kan sama Adam?, ngerasa beruntung apanya aku yakin kamu ngerasa jadi wanita paling sial di dunia. Tiap malem kamu mandi kembang tujuh rupa kan buat buang sial? Ngaku lo iblis rubah!. Kamu masuk perusahaan Adam pun gak murni dan curang. Ada ular dalam selimut, aku tau Ileana gimana busuk kamu. Hatimu ada banyak belatung menjijikkan, sama menjijikkannya dengan nada bicara dan tatapan menyedihkan kamu sekarang. Huweeekk aku mau muntah" Cetus Neisha dalam hati

"Kak Adam juga pasti ngerasa beruntung juga dapetin wanita hebat kayak kakak" Ujar Neisha dengan tatapan tulus dan jernih.

Menampilkan kepolosan dan keluguan seorang gadis yang belum melihat dan merasakan kekejaman dunia.

"Aku juga bisa acting kayak lo iblis rubah, lo jual gue beli" Gumam Neisha dalam hati dengan nada penuh kebanggaan.

Ileana terkekeh pelan, lalu menyeruput kopi hitam di tangannya. Mata birunya menatap diam-diam wajah Neisha terutama matanya, wanita itu sangat suka dengan mata hijau Neisha. Jika  Adam adalah gambaran dari replika hidup dari gunung Everest maka Neisha adalah gambaran Pohon rindang yang menjulang tinggi di tengah-tengah padang rumput.

Mudah terlihat, tidak berbahaya, membawa kesejukan dan ketenangan. Setiap kali mata hijau Neisha menatapnya, rasa lelah dan beban di pundaknya tiba-tiba menguap berganti dengan perasaan santai dan nyaman.

Kakak Ipar? Where stories live. Discover now