14. Hari pertama ke kantor

1.5K 192 3
                                    

Sambil menguap Neisha berjalan masuk ke gedung perusahaannya, hari ini adalah hari pertama dia masuk kerja dan menjabat sebagai direktur utama. Ia mengenakan pakaian formal yang santai dan tidak mencolok, dia memakai celana panjang berwarna hitam berpadu dengan kemeja berwarna biru laut dengan lengan panjang.

Gadis itu tidak mengenakan Jas dan dasi, kerah bajunya dia biarkan kosong dan dia membuka satu kancing kemeja atasnya. Sesampainya di dalam gedung, dia langsung di sambut oleh para karyawan dan petinggi perusahaan di lobi.

Neisha tidak begitu senang dengan penyambutan itu, terlalu mencolok dan membuang-buang waktu tapi dia tidak mengutarakan isi hatinya. Dia menampilkan senyum palsu di bibirnya, tersenyum manis dan indah.

"Terimakasih atas penyambutan kalian, saya senang melihat keantusiasan kalian mengenai kedatangan saya tapi tidak perlu begini. Saya tidak mau kedatangan saya menganggu pekerjaan kalian, untuk kedepannya saya harap kita semua bisa berhubungan dengan baik dan bekerja sama membangun perusahaan jadi lebih baik. Semakin baik perkembangan perusahaan, semakin banyak angka nol di nominal gaji kalian" Cetus Neisha lembut namun tegas, gadis itu mempertahankan senyum di bibirnya saat berbicara dengan lantang.

Dia juga mengusir halus orang-orang yang menyambutnya dan menyuntikkan motivasi kenaikan gaji pada karyawan agar mereka merasa lebih di hargai dan tidak terbebani juga mengeluh saat pekerjaan mereka padat.

Rencananya Neisha akan menjadi bos yang royal dan tidak kaku, makanya dia tidak mengenakan pakaian formal yang mewah dan Fashionmeble. Dia ingin para karyawan di perusahaannya lebih santai, tidak merasa di dominasi olehnya dan memberikan kesan sederhana juga bersahabat.

Gadis itu membawa tugas yang berat di pundaknya, selama turun temurun keluarga Marrces terkenal sebagai keluarga gunung es yang mendominasi, sombong dan angkuh.

Maka dari itu dia ingin menunjukan sisi lain dari keluarga Marrces-nya yang tidak pernah di ketahui oleh publik, Neisha merasa orang-orang melebih-lebihkan tentang keluarganya.

Dia tidak menyangkal jika keluarga Marrces adalah sekumpulan orang-orang kaku dan dingin, tapi tidak semua keluarganya memilih sifat angkuh, sombong dan dominan. Misalnya kakeknya, beliau memang orang yang kaku dan pendiam tapi dia adalah orang yang hangat dan baik.

Dia juga tidak sombong dan angkuh, beliau malah orang yang bijaksana dan murah hati. Semua orang di mansion, baik itu pelayan, tukang kebun dan bodyguard. Mereka menyukai kakeknya, lalu ada tantenya Niken. Beliau juga memiliki sifat yang hangat dan lembut, tidak seperti yang di umbar-umbarkan di publik.

walau wajahnya mirip seperti patung air mancur di depan mansion alias tanpa ekspresi, tapi sebenarnya beliau adalah sosok lembut dan suka bicara. Tante Niken juga adalah wanita paling sabar di keluarganya, saat Neisha masih kecil.

Gadis itu pernah secara tidak sengaja memecahkan parfum Tante Niken, Neisha saat itu sudah siap di marahi oleh Tantenya itu. Dengan tubuh yang gemetar dan kepala tertunduk, Neisha meminta maaf pada tante Niken dengan nada lirih penuh penyesalan.

Alih-alih marah, tante Niken malah bertanya padanya apa dia terluka. Beliau juga bilang jika parfum yang pecah bisa di beli lagi, dengan mata berair Neisha memeluk Tante Niken sambil terus meminta maaf.

Sepanjang yang dia ingat, kakak perempuan ayahnya itu tidak pernah marah. Pasti mengerikan jika beliau marah, biasanya wanita yang tidak pernah marah adalah manusia paling berbahaya di muka bumi.

Jangan pernah menyinggung mereka apalagi sampai membuat mereka marah jika ingin hidup kalian tetap aman.

Neisha menghela nafas mengingat seberapa tidak bermoralnya orang-orang yang melihat buku dari sampulnya, keluarganya cuman orang-orang tidak suka berbicara dan sering memasang wajah tanpa ekspresi.

Kakak Ipar? Where stories live. Discover now