BAB 62

2.4K 114 19
                                    

"Mas, kenapa?" Dellia mencoba mendorong Adam, hanya saja Adam malah mengenggam lengan Dellia. Hingga Dellia kesusahan untuk menjauhkan tubuh Adam yang terus mendekat ke arahnya.

"Udah tau di rumah Ibu, kenapa cium aku?" Mata Adam tampak berbeda, hal itu membuat Dellia yang sudah hidup bertahun-tahun dengan Adam langsung paham.

"Mas nggak suka aku cium?" tanya Dellia lagi seolah tidak tahu apa yang terjadi pada Adam.

Adam menggeram kesal. "Suka."

"Jadi kenapa?"

Bukannya membalas, Adam langsung menempelkan bibir mereka. Adam melumat bibir Dellia dengan pelan. Dellia mengenggam jaket Adam dengan erat. Saat merasa Adam semakin jauh, Dellia langsung mendorong Adam dan melepaskan tangan Adam dari tubuhnya.

"Mas kita lagi di rumah Ibu, Sankara dan Abimayu juga ada di dalam kamar ini," ucap Dellia dengan napas yang tidak teratur. Bisa gila Dellia jika saja kedua anaknya bangun, untung saja mereka masih nyenyak.

Adam menjatuhkan tubuhnya ke dalam pelukan Dellia. Tubuhnya langsung lemas, saat perkataan Dellia yang kentara menyuruh Adam agar tidak melakukan lebih.

"De," rengek manja Adam.

"Ya ampun Mas gimana ya? Dellia bingung." Dellia tampak bingung mencari jalan keluar, ia hanya tidak ingin jika nanti saat melakukan itu, anaknya bisa saja kebangun kan. Ia tidak ingin merusak pemikiran anaknya itu.

"Di depan ada penginapan kan?" tanya Dellia.

Tanpa berkata apa pun, Adam dengan senyuman cerahnya langsung menarik Dellia untuk keluar menuju penginapan yang tidak terlalu jauh dari sini.

"Mas tapi abis itu langsung pulang ya," ujar Dellia sambil melirik ke rumah orangtuanya, Dellia hanya khawatir jika nanti anaknya bangun dan menangis.

"Iya."

***

Kumandang azan Subuh terdengar dengan jelas, sebab rumah Siti berada dekat dengan Masjid. Dellia langsung membuka matanya, pendengarannya memang sangat cepat membuatnya terbangun. Ia sendiri baru sadar jika sudah berada di rumah orantuanya, tadi malam setelah melakukan aktifitas dipenginapan Dellia langsung pergi mandi disana. Dellia yang sudah tidak sanggup menahan kantuk langsung jatuh tertidur di atas kasur.

Dan pasti Adam yang mengantarnya memang siapa lagi kalau bukan suaminya. Adam benar-benar menepati janjinya sendiri.

Dellia melirik ke arah Adam yang tidur dengan tubuh Abimayu berada di atas badan Adam. Dellia sedikit tersentak terkejut saat ingat jika sekarang sudah agak telat untuk membangunkan Adam. Biasanya Dellia akan bangun lebih cepat sebelum azan, hanya saja karena tadii malam membuat waktu Dellia berkurang.

Dellia buru-buru berpindah ke arah sisi Adam tidur, dan menepuk berulang kali pipi Adam. "Bangun Mas, shalat di Masjid ya."

Adam hanya menggeram pelan dan malah semakin nyenyak dengan tangan yang semakin erat memeluk tubuh Abimayu.

"Ya Allah Mas, cepat bangun." Dellia kini menepuk bahu Adam.

Adam tidak mengeming sedikit pun, Ini mungkin efek tadi malam karena Adam yang kurang waktu tidurnya.

"Mas Adam," teriak Dellia

Buru-buru Dellia menutup mulutnya saat sadar ini masih di rumah orangtuanya. Kedua orangtua Dellia pasti sudah bangun, kan malu jika suara Dellia terdengar.

"Mama ribut kali." Sankara yang sedang mimpi indah merasa terganggu dengan suara Dellia.

"Apa ribut-ribut, Abang cepat bangun shalat shubuh." Kini Dellia ikut mengoyangkan tangan kecil Sankara. Dan anaknya itu malah makin tidak perduli padanya.

Bad Husband |END|✓Where stories live. Discover now