BAB 66

3.5K 144 7
                                    

Adam sedikit mundur karena terkejut dengan dekapan Kia pada tubuhnya.

"Lepasin," bentak Dellia.

Belum sempat Adam melakukan sesuatu, Dellia sudah lebih dahulu menarik tangan Kia hingga pelukkan itu terlepas. Dellia menatap marah pada wanita yang berani memeluk suaminya.

"Masuk ke kamar Mas sama Sankara." Dellia hampir lupa jika ada Sankara yang sekarang berada didekatnya.

Tadi saat melihat Kia yang memeluk Adam,  Dellia langsung menurunkan Sankara dari gendongannya dan menuju ke arah mereka.

Adam menurut dan masuk ke dalam kamar bersama Sankara. Ia hanya diam tidak banyak bicara, takut salah bicara dan malaj membuat Dellia marah. Melihat wajah Dellia saja saat marah tadi membuat Adam sempat terkejut.

"Ayo duduk." Dellia mempersilahkan Kia duduk tempat di mana Adam duduk tadi.

Karena sedang emosi, maka dari berdiri lebih baik suduk agar rasa amarahnya dapat reda.

"Tolong jangan berpelukkan seperti itu dengan pria yang sudah beristri." Dellia memberi senyuman tipis, berharap Kia paham atas ucapannya barusan. Ia juga tidak menaikan nada suaranya, Dellia tidak ingin semakin membuat suasana menjadi panas. Ia hanya ingin membuat Kia mengerti apa yang ia ucapkan.

"Terima kasih sudah menyelamatkan Sankara," lanjut Dellia lagi dengan senyuman yang tidak lepas dari bibirnya.

Sungguh Dellia tidak ingin mencari masalah dan Dellia berusaha sabar dalam menghadapi wanita yang tampaknya tertarik pada suaminya.

"Aku tau Adam itu suami kamu tapi kenapa sih aku peluk dia aja nggak boleh? Aku cuman butuh sandara aja." Kia membalas ucapan Dellia dengan mengebu-gebu, ia tidak suka saat melihat Dellia yang terlalu berusaha menjauhkan Adam dengannya.

"Kamu harus jaga batasan sama suami orang Kia," tekan Dellia yang tidak bisa lagi berbasa-basi dengan wanita yang terlihat tidak tau malu.

"Apa salah aku? Apa kesalahan aku sampai kamu membenci aku segitunya?" tanya Kia.

"Benci? Aku tidak pernah benci sama kamu, intinya adalah seorang wanita dan pria tidak boleh bersetuhan saat tidak ada pernikahan."

"Alasan saja kamu! Bilang aja kalau kamu itu cuman mau bahwa Adam hanya menjadi milikmu."

"Jelas Adam milik aku dan aku tidak suka saat kamu dengan tidak tau malaunya berdekatan dengan suami orang."

"Tetap saja kamu jangan egois, Adam teman aku. Mau kami berkomunikasi atau apa pun tidak masalah kan? Kami juga tidak pernah melakukan hal lebih."

"Aku tidak melarang kalian jika hanya untuk berteman, tapi yang aku lihat barusan. Saat kamu berpelukkan itu sudah lewat di atas kata wajar."

Rasa kesal sudah sangat menumpuk, Kia tidak suka dengan istri Adam ini.

"Kamu tau nggak sih kalau kamu itu berlebihan," ucap Kia.

Dellia berusaha untuk tidak menjawab perkataan Kia yang sungguh tidak bermoral.

"Kamu ngelarang Adam ini itu, dia bakalan terkenkang kalau kamu gituin terus. Sebelum kenal kamu, Adam lebih dulu kenal aku," lanjut Kia.

"Tarus aku harus apa? Ngalah gitu sama wanita seperti kamu? Pertemuan masa lalu kamu itu tidak ada hubungannya dengan masa depan, lihat sekarang yang jadi istrinya aku kan?" Sudah cukup Dellia bersabar, Kia sudah semakin memancing emosinya.

Kalau saja Dellia tidak memikirkan resiko yang akan terjadi kedepannya, ia pasti sekarang akan menarik rambut Kia.

"Begitu rasa terima kasih kamu setelah aku mau mengorbankan semuanya demi keselamatan anak kamu," lanjut Kia lagi.

Bad Husband |END|✓Where stories live. Discover now