BAB 59

2.3K 115 6
                                    

"Maafin aku ya."

Adam memeluk tubuh Dellia erat. Dellia hanya diam tidak membalas pelukan Adam juga tidak melapaskannya. Apa yang harus Dellia lakukan sekarang apa memaafkan Adam? Tapi bukankah terlalu mudah bagi Adam jika Dellia langsung memaafkannya.

"Kenapa nggak mau maafin aku?" Adam menghela napasnya gusar. "Gimana caranya supaya kamu mau memaafkan ku?"

"Nggak tau." Jujur tidak tahu karena sebenarnya baru begini saja Dellia sudah luluh. 

"Jadi harus gimana?" tanya Adam.

"Kalau Mas gini lagi aku nggak yakin bisa maafin gitu aja." 

Dellia ikut mengangkat tangannya membalas pelukan Adam. Semoga ini pilihan terbaik, lagi pula tidak enak rasanya jika harus pura-pura berhubungan baik saat berhadapan dengan kedua anaknya. 

"Besok aku bakalan minta Kia buat ganti uangnya." Putus Adam. Dellia lebih berarti dari Kia. Jadi Adam akan meminta kembali uangnya.

"Nggak papa Mas nggak usah minta lagi. Tapi setelahnya jangan dekat-dekat lagi ya sama Kia." 

"Iya sayangku." Adam mencium pipi Dellia dengan sedikit tekanan. Dellia memang wanita yang sangat baik. Adam sendiri tidak akan lagi melakukan hal seperti ini. Hal yang dianggap hanya bantuan biasa rupanya malah membuat Dellia tidak suka.

***

Sudah cukup rasanya Kia menahan rasa rindu kepala Vina. Lagipula hubungan pertemanannya dengan Adam semakin membaik. Tidak bisa menunggu lagi, Kia harus segera meminta bantuan pada Adam. Ia sendiri tahu sangat merepotkan padahal Kia hanya sebatas teman, tapi mau bagaimana lagi ini adalah keputusan satu-satunya. Andai tidak meminta bantuan pada Adam berarti Kia hanya akan hidup kehampaan tanpa anaknya.

Yang semakin ia takuti sekarang adalah Adam yang tidak mau berhubungan lagi dengannya, semakin lama Adam seperti menjaga jarak. Sebelumnya memang ada jarak antara kami, hanya saja sekarang Adam bahkan tidak mau pulang bareng lagi. Diajak bicara pun Adam pasti menyuruh Kia untuk menyampaikan hal itu pada Ziar saja. 

Tanpa bertanya pun Kia tahu kalau penyebab Adam berubah karena istrinya itu. Masih ia ingat saat terakhir kali mereka bertemu Dellia jelas tidak suka dengannya. Wanita itu tidak bisa pengertian sedikit pun, padahal Kia hanya meminta bantuan saja.  

Jadi beberapa hari ini Kia memilih untuk menjaga jarak sebentar agar Adam tidak kesal lagi dengannya. Ia harap setelah menjaga jarak Adam bisa lebih tenang dan tidak marah lagi.

Langkah Kia langsung terhenti saat tanpa sengaja melihat Dellia yang datang dengan sebuah makanan berada ditangan wanita itu.

Apa yang membuat Dellia begitu membencinya? Apa salah jika Kia hanya dekat dengan Adam? Sungguh Kia merasa kesal dengan wanita itu.

"Dasar wanita serakah," gumam Kia pelan. Kia memutuskan untuk nanti saja bertemu dengan Adam, sangat malas bertemu dengan wanita serakah yang hanya ingin Adam seutuhnya untuknya saja.

Setelah jam makan siang sudah terlewatkan selama satu jam, Kia kembali datang menemui Adam.

"Aku udah ada janji sama Adam." Kia berucap di depan meja sekretaris Adam.

Ziar mengernyit. Ia yakin jika Kia hanya membual.

"Bentar." Ziar sudah hendak menghubungi Adam, langsung saja Kia langsung menghentikan tindakan Ziar.

"Saya nggak bohong, saya ini teman Adam. Udah deh, saya masuk dulu." Kia tahu kalau tidak berbohong pria di depannya ini tidak akan membiarkannya masuk keruangan Adam.

Ziar hanya bisa pasrah saja, lagi pula biar Adam saja yang mengusir Kia. Ziar sudah tahu watak orang di depannya ini yang pasti akan tetap memaksa walaupun Ziar sudah melarang.

Bad Husband |END|✓Where stories live. Discover now