"Oh iya, aku ingin menanyakan sesuatu padamu."
"Hm?"
"Ini soal Anastasia, Alan dan juga Olivia."
Noah mengangguk paham, ia mempersilakan Selena untuk duduk didepannya. Tepat setelah perempuan itu menjatuhkan pantatnya, Noah segera menyajikan teh serupa dalam cangkir kosong yang sedari tadi tergeletak diatas mejanya. Entahlah namun aksi Noah seolah ia sudah tau kalau hari ini Selena akan datang menemuinya, maka dari itu dia telah mempersiapkan jamuan sederhana ini.
"Baiklah, aku akan mendengarkan!" balas Noah, mengangsurkan teh hangat buatannya.
Selena bergumam "Pertama aku ingin minta maaf karena sudah menganggu..."
"Langsung intinya saja." sela Noah, masih dengan senyum anggunnya yang terlihat menenangkan.
"Kau membutuhkan bantuan apa?"
Selena sempat terkejut saat Noah mencondongkan tubuhnya ke depan, berlanjut dengan perkataannya yang lembut namun lebih seperti bisikkan. Menurutnya karakter Noah punya seribu misteri persis seperti Edbert, bahkan dia tau apa yang Selena inginkan sebelum dirinya mulai memaparkan segalanya.
"Bagaimana cara merusak hubungan Olivia dan Anastasia?"
Salah satu alis Noah bergerak "Sejak awal hubungan mereka memang tidak baik, lalu apa yang ingin di rusak?"
Selena menggeleng, kalau itu dia sudah tau.
"Bukan itu, maksudnya aku ingin Olivia dan Anastasia saling menggigit. Aku ingin melihat siapa yang akan dipilih oleh Alan dan apa yang akan terjadi selanjutnya,"
"Apa Edbert yang memengaruhi dirimu?"
Selena menggeleng cepat "Tentu saja tidak, pria seperti Edbert tidak akan membiarkanku bermain dengan api!"
"Itu karena dia mengukaimu!"
"Ckk, omong kosong!"
Aneh. Selena menatap Noah aneh, padahal ia baru saja berucap sarkatis, namun pria itu malah terkekeh kecil seolah dirinya baru mengatakan gurauan.
"Kenapa? Kau tidak percaya padaku?"
"Padahal aku mengatakan apa yang terlihat, ditambah..."
Noah menyandarkan kembali punggungnya disandaran sofa, kedua iris abu-abunya terarah tepat pada iris biru lautan Selena. Senyum yang semula meredup kini kembali bersinar bersamaan dengan kedua tangan dan kakinya yang terlipat.
"Kalau Edbert tidak mencintaimu, sejak awal kau akan dibiarkan mati entah oleh Alan, Anastasia maupun Olivia. Ditambah dia tidak akan mau repot-repot melatihmu, bahkan membuatmu sekuat sekarang."
"Jadi kau masih meragukan perasaannya?" tambah Noah lagi.
"Jika aku tidak berurusan dengan Edbert, pasti aku tidak akan menjadi target Anastasia!"
"Perkataanmu memang ada benarnya, tapi sebagain besar adalah salah!"
"Maksudnya?"
"Apa kau tau kenapa kau dibuang oleh orang tuamu, Selena Martinez?"
Bola mata Selena membulat karena pertanyaan dan senyum misterius yang terukir diatas wajah pria itu.
"Apa kau tau alasan kenapa selama ini kau masih hidup?"
"Alasan kenapa kau bisa bekerja disini, padahal Edbert hanya bersedia mempekerjakan orang dengan latar belakang yang jelas."
"Apa kau sama sekali tidak penasaran dengan semua itu, Selena Martinez?"
Tatapan mata Selena kian menajam karena semua perkataan Noah yang terdengar seperti tengah mempermainkannya.
"Apa maksudmu?!"
"Yah... maksudnya kalau kau ingin membuat Alan turun tangan, maka kau harus mengusik Anastasia dan Olivia, karena hanya mereka mata-mata yang dekat dengan Alan. Selebihnya biar kami yang urus,"
"Katakan yang sebenarnya, apa yang kau tau soal masa laluku?!"
Untuk sesaat Noah nampak memasang ekspresi bingung, tak lama kekehan kecil meluncur bebas dari bibirnya. Dan alasan itu saja sudah cukup untuk membuat Selena naik pitam, bahkan tanpa ba bi bu ia menarik sarkas kerah sweater putih yang Noah kenakan hingga membuat tawa pria itu terurai.
"Katakan apa yang kau tau soal masa laluku!" desis Selena, tepat didepan wajah tenang Noah.
"Kau terlalu kasar untuk ukuran seorang perempuan!"
"AKU BILANG KATAKAN, ATAU AKU AKAN..."
"Akan apa?" tantang Noah, kian membuat tekanan darah Selena merangkak naik.
Plak
Wajah Noah tertoreh ketika Selena secara berani menampar pipinya, bahkan rasanya saat ini mulut Noah dipenuhi cairan merah pekat yang terasa anyir.
"Berani sekali kau main-main denganku, kau pikir siapa dirimu huh?!"
Noah meraba pipinya sendiri, tak lama tawanya kembali terdengar. Didetik berikutnya ia menarik Selena lalu dengan cepat memutar posisi mereka, hingga kini Selena lah yang berada dibawahnya sementara Noah mulai mengambil alih keadaan dengan tangannya yang ia gunakan sebagai sekat agar perempuan itu tak bisa melarikan diri.
"Kau hanya pelayan, jadi untuk apa aku takut?" tantang Noah dengan seringai di wajahnya.
"BERANINYA KAU!"
"Bukankah aku yang seharusnya mengatakan hal itu, Selena?"
Wajah Selena kian merah padam. Sekuat tenaga ia berusaha mendorong tubuh Noah menjauh, namun sayang tenaga pria itu jauh lebih besar darinya. Bahkan posisi Noah sama sekali tak berubah.
"LEPASKAN AKU!"
"Apa yang kalian lakukan?!"
Pergerakan tangan Selena terhenti di udara ketika mendengar suara Edbert. Saat ia dan Noah menoleh, keduanya disuguhi dengan wajah Edbert yang terlihat dingin sementara tangannya terkepal entah untuk alasan apa.
"Wah kejutan menarik!"
....
Tbc
YOU ARE READING
PROLOG (TERBIT)
RandomHidup sebagai salah satu tokoh protagonis dalam cerita? Alisha, perempuan yang pergi untuk mencari pekerjaan justru harus terjebak dalam sebuah novel dewasa. Masalahnya didalam novel yang ia tempati, Alisha berperan sebagai protagonis yang selalu di...
....🚩bagian lima puluh lima : kekasih rahasia Olivia🚩....
Start from the beginning
