Bab 3

129 51 37
                                    

┍━━━━━━━━━━┑
Kau adalah anak paling baik
dari festival malam ini,
karena itu hidupmu selalu
dalam bahaya.
┕━━━━━━━━━━┙


****

Mereka panik bukan main, hilir mudik sekitar parkiran setelah Rachel benar-benar tidak ditemukan kehadirannya, entah sejak kapan, padahal sosok Rachel terlalu besar untuk hilang seperti anak kecil dalam pelukan ibunya.

“Dia pasti tersesat di sana karena keluar berdesak-desakan, kita harus cari,” usul Belinda terburu-buru seperti orang panik.

Ares mengambil langkah lebih dulu dibandingkan yang lain, dia segera pergi mencari tanpa harus diperintah orang lain, begitu pula Millie dan Belinda kecuali Giofani, lelaki berwajah tengil tersebut seakan beku di dekat mobil tanpa menjejakkan kaki lebih jauh.

Iris mata cokelatnya terlihat jauh lebih redup setelah cahaya lampu berubah remang-remang di area parkiran, dia menyentuh gagang pembuka mobil sambil menatap satu demi satu teman-temannya penuh kabut.

“Apa yang kau lakukan? Kenapa diam saja?” tegur Ares dari kejauhan.

Giofani mendengkus keras dan mencoba lebih tenang, “Kita pulang saja, perasaanku benar-benar tidak enak, aku merasa hal buruk akan terjadi.”

“Ha? Apa kau bodoh?!” bentak Millie mulai kesal, dia memberi ceramah amat panjang tentang kemungkinan Rachel sedang kebingungan atau barangkali terluka.

Namun pendirian Giofani sudah benar-benar teguh, makin dipaksa justru makin enggan.

“Rachel juga tahu kalau parkiran ada di sini, kau pikir bagaimana bisa dia tersesat?” jawab lelaki itu sambil menggeleng pelan.

Urusan jadi semakin pelik, sontak Belinda ikut campur dan marah akibat sifat kekanak-kanakan tidak jelas dari Giofani, mempertanyakan apakah dia tidak peduli pada keselamatan Rachel seakan dia benar-benar sedang terluka di dalam kerumunan sana.

Sungguh, Ares sudah lelah, dia pergi lebih dulu tanpa dengarkan debat keras antara mereka bertiga sedangkan Alice bingung tidak tahu harus bicara apa.

“Biarkan saja kalau dia tidak mau membantu! Dia memang aneh sejak awal datang tadi, tapi perlu kau ingat Gio, kalau sampai terjadi sesuatu pada Rachel … kau juga bisa terkena masalah,” kata Belinda mulai geram.

Mereka berpencar ke beberapa arah setelah tidak menemukan Rachel di dekat pintu tenda besar sirkus yang sudah ditutup rapat, berjanji akan kembali bersatu di dekat Carousel, tak lupa saling menghubungi lewat telfon jika terjadi sesuatu.

“Kenapa nomor Rachel tidak aktif, padahal saat keluar dari sirkus dia masih di sampingku,” gumam Alice sepanjang jalan, menyusuri wahana berbentuk kapal kecil yang berputar-putar sangat cepat.

Gadis itu diam sejenak demi fokus menekan-nekan keyboard ponsel, mengirim pesan cukup banyak ke nomor yang sama sejak beberapa detik lalu, tanpa sadar dia jadi ikut khawatir terlebih setelah jam nyaris menunjukkan pukul dua malam.

Kedua matanya teralihkan sejenak tatkala suara cekikikan anak kecil di atas kapal berputar, sadar kalau malam sudah tidak cocok untuk anak-anak tetap berada di festival tanpa pengawasan orang tua.

Tiada satupun orang dewasa berdiri dekat wahana sebagaimana mestinya, justru anak kecil lain sudah siap naik jika benda besar tersebut berhenti.

“Aneh sekali,” gumam Alice tanpa sadar.

Ketika dia berbalik hendak menuju tempat lain, tiba-tiba seorang gadis kecil berdiri tak jauh dari kaki Alice berada, menatap dengan kedua mata terbelalak kaget seakan tidak percaya bisa melihatnya di sini, dia lari menghampiri dengan pakaian menyusahkan nan aneh.

[TERSEDIA VERSI CETAK] Mother Goose's Circus (feat TXT - Taehyun)Onde histórias criam vida. Descubra agora