Bab 8

95 37 26
                                    

┍━━━━━━━━━━┑
Sorak dari ribuan penonton

tak kasat mata membuatku gila,
semu orang tertawa dan
bahagia namun hanya
aku yang menjerit penuh rasa
takut.

┕━━━━━━━━━━┙

****

Jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga malam namun tidak ada tanda-tanda mimpi buruk akan segera berakhir.

Sejujurnya Ares masih kurang percaya kalau dia tiba-tiba terbangun dalam suasana festival malam sepi serta suasana angker menyelimuti tiap sudut, sepanjang jalan alis itu saling bertaut butuh penjelasan.

Kalau tidak salah kemarin malam juga seperti ini.

Ketika sedang mencari Rachel setelah nonton sirkus, Ares berdiri dalam kegelapan sebelum akhirnya semua orang menghilang, situasi menyeramkan kini terjadi lagi.

Pasti ada yang salah, pasti. Karena berulang kali Ares mencoba untuk menghubungi teman-teman lain tapi seakan dihalangi, ada saja rintangan kendati sinyal penuh.

“Aku bersyukur sekali bisa bertemu denganmu, Alice, bagaimana bisa kau ada di dalam Ferrish Wheel?” tanya Ares seraya menatap Alice di sampingnya.

“Tidak tahu, tiba-tiba saat bangun aku ada di sana, sungguh, aku takut sekali, terima kasih sudah mengeluarkanku dari sana.”

Ares tersenyum tipis melihat ekpsresi senang Alice, dia jadi ikut membayangkan bagaimana perasaan gadis rapuh terjebak ketinggian beberapa meter dalam Ferrish Wheel yang terus berputar tanpa henti.

Pasti menyeramkan.

Berkali-kali pemuda berkulit pucat itu mengecek ponsel, terus coba bertukar pesan dan menelfon teman-temannya agar bisa bertemu, jujur saja, Ares tetap berpikir logis walau bingung mengapa bisa ada di sini padahal semula tidur dalam hangatnya penginapan.

Selama setengah jam lebih dia yakin sedang ada dalam mimpi buruk namun hawa dingin, tiupan angin, rasa sakit yang menghantam kulit terasa begitu nyata, apalagi insiden menit lalu Ares nyaris saja dikejar maut.

Dia mengelilingi festival malam demi mencari siapapun untuk jadi teman, terjebak dalam perjalanan setelah lihat sekumpulan penari sedang pawai diiringi piano.

Ares sempat panik lalu lari terburu-buru sembunyi dalam pos tempat petugas menyalakan mesin Ferrish Wheel, wajah dari seluruh penari itu tersenyum amat lebar hingga garis tawa seakan menyentuh ujung telinga.

Tatapan nanar dengan bola mata putih layu ditambah kuku-kuku hitam panjang seakan memberitahu Ares kalau situasi sekarang ini bisa saja tidak beres.

“Apa kau tahu alasan mengapa kita di sini?” tanya lelaki itu pada Alice untuk kedua kali.

“Tidak tahu, aku sendiri tidak paham.”

Sebenarnya Giofani pernah menyinggung ini setelah sarapan saat mereka berdua sedang bersiap untuk pergi ke Dublin, mengemasi lembaran pakaian ganti ke dalam tas, lelaki bertubuh jangkung berwajah dingin itu sempat mengatakan hal tidak masuk akal pada Ares.

Tentang sekte sesat memberi tumbal pada mahkluk misterius, awalnya Ares si penggemar sains sulit mengartikan arah dari perkataan Giofani sampai akhirnya dia terbangun di sini.

Sejenak Ares melirik pada Alice, entah perasaan saja atau memang gadis lemah itu terlihat sangat santai? Maksudnya senyum tipis dan langkah kaki ringan. Alice yang selama ini Ares kenal tak lebih dari gadis berhati selunak permen kapas.

[TERSEDIA VERSI CETAK] Mother Goose's Circus (feat TXT - Taehyun)Where stories live. Discover now