Bab 17

68 35 10
                                    

┍━━━━━━━━━━┑
Di mana ada cahaya pasti
ada bayangan,
keburukan dan kebaikan
selalu saling tutupi identitas
satu sama lain.

Para bayangan hitam
mungkin tidak banyak membantu
tapi mereka senang
menunjukkan arah pada siapapun.
┕━━━━━━━━━━┙

****

Festival malam sebelum benar-benar dibuka ternyata hanya terdiri dari banyak spot-spot karnaval hingga wahana kosong bagai seonggok besi.

Memang tidak ramai seperti terakhir kali Alice berkunjung, tapi pedagang serta pengunjung yang mungkin bosan di rumah sudah berdatangan, lampu-lampu menyala meski sinar dari langit masih cukup tinggi.

Alice merasa canggung, dia tidak pernah pergi ke tempat ramai seorang diri tanpa ditemani, biasanya selalu ada punggung lebar Bilo yang siap dijadikan bahan sembunyi tapi kali ini dia memang benar-benar harus mengandalkan diri sendiri.

Tenda sirkus adalah salah satu pengguna lahan paling lebar, tenda berwarna merah itu cukup megah dan tinggi seperti ruangan khusus, sayangnya di bagian jalan masuk yang dibentangkan karpet merah masih tutup.

Terhalangi rantai dan gembok.

Alice tak tahu kapan kira-kira salah satu anggota sirkus akan datang, kalau harus menunggu pasti butuh waktu sangat lama mungkin … empat jam.

“Maaf, apakah anda tahu kapan anggota sirkus akan datang?” tanya gadis itu pada seorang pedagang tua berkemeja abu-abu.

Dia sempat memperhatikan setiap inci tinggi Alice seperti sedang menilai kepribadiannya, tanpa sadar dia membuat gadis tersebut jadi kurang nyaman dan tersenyum khawatir, seakan habis berbuat salah.

“Kau salah jika ingin menemui mereka jam segini, tapi kalau kau ingin tahu kapan mereka tiba, di sana—“

Pria tua itu mengangkat jari ke arah tenda ungu cukup besar yang pintu masuknya sengaja ditutup, tepat di dekat tenda sirkus.

“—mereka biasa siap-siap di sana, tapi karena jam dua belas akan tampil biasanya mereka lakukan gladi terlebih dahulu pada jam delapan malam.”

Bagus.

Alice hanya perlu sabar selama dua jam saja hanya untuk menemui salah satu anggota sirkus tukang teror yang sudah menyakitinya.

Kali ini Alice akan menyelesaikan masalah dengan memberanikan diri, dia harus bertanya apa tujuan mereka dan upaya apa yang harus dilakukan, walau Alice sendiri kurang yakin pada gagasan tersebut.

Ah, terserah. Dia tetap ingin bersikeras bertemu para anggota sirkus untuk meminta maaf secara resmi, semua ini harus dilakukan demi kepentingan bersama.

Pria tua tadi langsung menyingkir sebelum Alice sempat berterima kasih seakan sangat terburu-buru, entah mengapa dia jadi lebih gugup sampai harus memukul pelan dadanya yang terasa mulai sesak.

“Nona cantik, hei.”

Alice tertegun, dia melihat seorang wanita berjubah hitam panjang dengan penutup kepala berdiri di depan tenda kecil berwarna ungu gelap dengan kayu kering pada bagian kanan dan kiri seperti pintu masuk abal-abalan.

Dia mengayunkan tangan bercat kuku hitam seperti sedang memanggil agar Alice datang ke dekat tendanya.

Perlahan gadis itu mengayunkan kaki, dia bingung apa yang dibutuhkan oleh seorang wanita paruh baya berlipstik ungu gelap dan riasan sedikit seram, dia merasa tak lebih dari anak biasa yang baru saja lulus sekolah beberapa minggu.

[TERSEDIA VERSI CETAK] Mother Goose's Circus (feat TXT - Taehyun)Where stories live. Discover now