Bab 12

77 36 11
                                    

┍━━━━━━━━━━┑
Sepenggal kisah adalah awal
mula dari cerita yang baru.
┕━━━━━━━━━━┙

****

Selama mengenal di bangku Secondary School, Rachel tidak pernah tahu kalau Giofani adalah orang yang benar-benar pemberani terlebih sangat tegas.

Jika harus dibandingkan dengan Ares tentu saja kehadiran Giofani pasti sedikit tertinggal, dia memang lebih sering bercanda dan jarang ambil serius tentang pertengkaran kecil, dia juga lebih sering mengalah saat harus memilih antara kedua belah pihak.

Namun Rachel tidak pernah mengira kalau sekarang dia harus bergantung pada setiap langkah Giofani, membiarkan lelaki itu mencengkram lengannya erat-erat sambil terus berjalan menuju Carousel menyeramkan di ujung penantian.

“Semoga kita masih sempat,” bisik Giofani penuh tekanan.

“Aku masih tidak mengerti apapun Gio, mengapa kita bisa kembali ke sini? Bukankah ini hanya mimpi?”

Lelaki itu hanya menoleh sekilas lalu kembali fokus ke depan tanpa berniat untuk langsung beri jawaban, dia tidak bisa asal bicara atau berbagi informasi, terlebih setelah dia sendiri menyuruh Alice untuk tetap bungkam.

Tidak mungkin Giofani menjilat ludah sendiri.


“Aku juga belum mengerti apapun Rachel, tapi yang paling penting sekarang adalah, pasti terjadi hal tidak masuk akal pada Millie.”

“Kau harus memberitahu semua yang kau tahu, baru aku akan mengerti.”

Jujur saja, jika dia tidak menaruh curiga pada sebagian besar temannya maka Giofani pasti akan memberitahu apa yang dia pahami secara cuma-cuma.

“Iya, aku akan memberitahumu nanti.”

Tiba-tiba suara lolongan anjing terdengar dari dekat Carousel, mereka langsung berhenti, bagaimanapun juga wahana besar dengan atap naik ke atas berwarna hitam dan merah beberapa meter di depan mereka benar-benar kosong tanpa ada siapapun.

Giofani langsung putus harapan, lolongan seram tadi masih berkumandang berulang kali walau tidak diketahui di mana wujudnya.

Carousel persis seperti tempat bermain yang sudah lama ditinggalkan dengan beberapa besi berkarat dan corak pada kuda telah memudar, tiada satupun manusia di dekat sana kendati belum ada 10 menit sejak Millie berkata kalau dia ada di sana.

Semua terasa kosong.

Giofani langsung mengumpat marah meski ada Rachel di sebelahnya, dia seakan kesal tanpa sebab yang bisa dibaca dengan mata.

Lolongan misterius kembali muncul tapi kali ini lokasinya sudah cukup jauh sehingga terdengar lebih bergema dan mengecil.

Berkali-kali Giofani jalan mengelilingi Carousel dan diikuti oleh Rachel tapi tetap saja mustahil, wahana itu penuh debu yang cukup pekat, tak ada satupun jejak kaki terlebih tanda-tanda Millie pernah hadir di sana.

“Sialan, sialan, sialan!” keluh Giofani gusar.

Tanpa sengaja Rachel lihat sebuah amplop yang sama ada di atas pijakan Carousel, gadis itu menunjuknya sambil menatap ke arah Giofani, berpikir seseorang pasti meninggalkan petunjuk seperti tadi.

Baru saja Rachel membaca sekilas, langsung saja tangan besar pemuda itu merebutnya dengan gerakan terburu-buru seperti tidak membiarkan Rachel baca sebelum dirinya.

“Hei!” keluh gadis itu tidak terima.

Kedua mata jelalatan Giofani membaca seluruh guratan huruf di atas kertas seperti kesetanan, entah karena kesal atau terburu-buru.

[TERSEDIA VERSI CETAK] Mother Goose's Circus (feat TXT - Taehyun)Where stories live. Discover now