Bab 9

82 37 22
                                    

┍━━━━━━━━━━┑
Apakah kau percaya bahwa
serangan jantung adalah
kematian paling tenang?

Atau kematian dimana seseorang
alami rasa takut luar biasa
sampai terasa seperti
mati sebelum mati.
┕━━━━━━━━━━┙

****

Gerak jam dinding kuno di sisi ruangan menunjukkan pukul tujuh pagi, seluruh aktivitas sudah dimulai sejak beberapa saat lalu namun Alice baru membuka mata setelah ketukan pintu berbunyi menggebu-gebu.

Napas gadis itu langsung meraup segala yang ada seakan bangkit dari trauma, kedua mata jelalatan demi memastikan lokasi mana yang dia pijak, begitu sadar akan aroma penginapan tua Alice serasa ingin menangis.

“Alice, buka pintunya, aku mohon!” ucap Ares dari luar sana.

Suara ketukan pintu makin menggila, dia segera turun dari ranjang untuk membukanya tanpa sempat menyisir rambut, ketika benda besar tersebut hilang dari pandangan menuju dekat dinding, sontak Ares langsung memegang kepala Alice.

“Kau tidak apa-apa, kan? Demi Tuhan, kau tidak terluka?!”

Ragu-ragu Alice menggeleng.

Koneksi dalam otak langsung mengarah pada Belinda, dia menyingkir dari Ares dengan langkah terburu-buru sampai baru sadar kalau seluruh teman-temannya jalan mendekat ke arah kamar, mereka berdiri seperti di atas duri.

Sekumpulan paman-paman datang setelah dapat laporan dari Madam Sadie  lantaran dia menemukan mayat—Belinda—di atas ranjang.

Dari ujung dekat lekukan dinding ada Rachel dan Millie yang menangis tersedu-sedu menyaksikan sendiri mayat sahabatnya dibawa ke mobil Madam Sadie menuju rumah sakit Dublin untuk diperiksa, sungguh buruk, bagaimana mereka akan memberitahu masalah ini pada orang tua Belinda?

Alice ikut tidak mampu menahan tangis saat sadar kalau malapetaka yang terjadi pada mereka memanglah nyata, apalagi setelah Giofani terlihat begitu kusut.

“Bohong, padahal aku sudah … padahal dia sudah berjanji akan ….”

Dia menoleh pada Ares di sisinya setelah lelaki itu memeluk Alice begitu erat dan membiarkannya terbawa pada rasa sedih.

“Kita semua akan mati Ares, sungguh,” ucap Alice sesenggukan.

“Tidak, tidak, jangan katakan itu.”


Seketika suasana penginapan berubah amat sendu, setelah Madam Sadie membawa Belinda pergi dia beri peringatan keras untuk siapapun di dalam penginapan tidak pernah meninggalkan tempat tersebut.

Madam Sadie selaku pemilik penginapan ingin bertanggung jawab penuh, dia bersama Rachel pergi ke rumah sakit sekaligus mengabari orang tua Belinda.

Berulang kali Millie bertanya tentang kemungkinan dari kematian misterius tersebut selayaknya reporter, Belinda menghilang seakan sedang tidur pulas sampai pergi ke alam lain, dia bahkan terlihat tenang tanpa luka satupun tapi memang sudah tidak bernyawa.

Tepat di belakang dua gadis cantik tersebut ada tubuh menjulang Giofani, dia hanya diam sambil sesekali menatap penuh ekspresi susah diterka.

Entahlah, menurut Alice kini Giofani berubah jauh lebih pendiam, antara kesal atau mungkin sudah pasrah dengan situasi, namun apapun itu, ternyata peringatan yang pernah dia katakan memang benar adanya.

Mimpi buruk berubah jadi nyata.

Ares kurang bisa memastikan rasa takut dan setiap jejak langkah yang dia lalui bersama Alice di festival angker seakan masih terasa nyata hingga saat ini, lelaki berwajah keras itu membuang muka tanda tak mampu mengakui kenyataan.

[TERSEDIA VERSI CETAK] Mother Goose's Circus (feat TXT - Taehyun)Where stories live. Discover now