Bab 22

68 32 15
                                    

┍━━━━━━━━━━┑
Aku teringat saat kau sedang
terdiam tanpa naik wahana,
kita saling tersenyum,
kau bertanya apakah badut
terlihat menyeramkan bagiku,
waktu itu kujawab 'tidak'.

Tapi sekarang kujawab 'iya'.

Mereka tidak hanya mempermainkan
kebahagiaanku,
mereka juga permainkan
perasaanku.
┕━━━━━━━━━━┙

****

Festival malam sudah jalan hari kelima, akankah tanda-tanda pertunjukan akhir tiba? Theo sempat mengatakan ada puncak pentas di mana tokoh utama akan jadi tontonan paling menarik.

Kalau dihitung maka ada satu orang sisa dari jumlah hari, setiap memikirkannya maka Alice akan bingung, apakah dua orang dibunuh langsung pada hari terakhir? Mungkin tidak.

Tempo hari Theo pernah berkata kalau nasib mereka di festival malam telah dijadikan pertunjukan atau mainan, bisa saja pertunjukan akhir yang dimaksud adalah sebuah perbuatan keji paling menyakitkan.

“Kenapa tiba-tiba jadi ramai?”

Entah perasaan saja atau memang makhluk aneh kian bermunculan? Alice jalan sambil melihat ada bayang-bayang hitam pada bagian tertentu, terlebih di sela-sela gelap tenda dan pos kosong.

Mereka memang hanya berupa warna kelam tak berwajah tapi Alice sangat yakin sedang diawasi, lantaran arah kepala hanya menoleh pada gadis tersebut.

Dia sempat lihat ke sekeliling Carousel ada banyak sekali bayangan hitam kecil sedang berlari penuh rasa senang, hawa dingin semakin pekat hingga kepulan napasnya berubah bagai uap tipis di udara.

Alice cemas karena tidak tahu di mana Labirin Kebingungan.

“Jangan pergi!”

“Akh!”

Dia histeris saat tiba-tiba sebuah tangan meraih pergelangannya, Alice langsung berbalik dan melihat Bilo kecil sedang menghadang.

Persis seperti pertama kali bertemu di hari kedua terjebak, Alice bengong tatkala masih kurang percaya kalau bocah ini benar-benar punya rupa persis seperti Bilo, adiknya.

“Jangan pergi ke sana, Kak. Kau bisa dalam bahaya.”

Kedua alis gadis itu mengerut, “Apa maksudmu, lepaskan aku. Ares sedang dalam bahaya dan aku harus membantunya.”

Bilo menggeleng keras, semakin mencengkram pergelangan Alice begitu erat, rasanya seperti genggaman pria dewasa sampai gadis itu terkejut.

“Jangan, aku tidak akan membiarkanmu ke sana, kau bisa celaka.”

“Celaka? Iya, sejak awal aku sudah celaka, aku harus pergi demi menyelamatkan temanku atau dia akan mati.”

“Sejak awal dia sudah tertangkap, Kak, kau tidak bisa ke sana.”

Sontak Alice menghempaskan tangan Bilo amat kuat walau langsung ditarik lagi kurang dari sedetik.

“Lepaskan aku! Dan satu lagi, berhenti berpura-pura, aku tahu kalau kau bukan manusia! Kau adalah makhluk licik yang berusaha menipuku untuk berbuat salah, kau berusaha menghalangiku! Kau iblis kecil, berhenti menirukan wajah adikku!”

Ekspresi Bilo kian berubah dari khawatir menjadi kosong, dari dua bola mata jernih kini tiada dan tergantikan kilatan aneh bernuansa sendu.

Alice merinding, nyaris saja lemas di atas rumput.

[TERSEDIA VERSI CETAK] Mother Goose's Circus (feat TXT - Taehyun)Where stories live. Discover now