Bab 24

68 32 18
                                    

┍━━━━━━━━━━┑
Kau mungkin tidak menyadarinya,
kau sangat berarti bagiku,
hidupku tidak akan sempurna
tanpa ada dirimu,
Clementine,
aku membawakan bunga untukmu,
jadi jangan tinggalkan aku.
┕━━━━━━━━━━┙

****

Jangan percaya pada siapapun di sirkus karena sejak awal mereka sudah berbohong tentang ekspresi wajah masing-masing, mereka penuh tipu daya dan trik.

Giofani mulai berpikir akan semua perkataan Alice malam itu bahwa tidak seharusnya satu pun diantara mereka terbawa oleh ucapan sang maut, pemuda berambut biru terang tersebut bisa saja berusaha membuat mereka berenam terpecah belah tanpa ada kepercayaan.

Demi buktikan lebih banyak kebenaran, Giofani pergi ke segala tempat di sekitar kota Cork demi menemukan Alice.

Tanah lapang dari bukti jejak festival malam ternyata lebih sepi saat pagi, segelintir pedagang membawa pulang barang-barang mereka untuk dibawa lagi sore nanti, sejumlah tenda kecil sengaja dirobohkan sedangkan tenda besar tetap naik ke permukaan.

Cuaca dingin sekali, awal bulan Desember seakan memukul tanpa ampun, Giofani berpikir mungkinkah Alice pulang ke penginapan karena kedinginan? Tapi Rachel beri kabar kalau gadis itu belum juga pulang.

Jangan katakan kalau dia tersesat di kota Cork?

“Apa yang sebenarnya Alice lakukan,” keluh Giofani terus membanjiri nomor Alice dengan pesan dan panggilan.

Lagi pula apa yang ada dipikiran Giofani saat merasa kalau gadis itu mungkin datang ke festival malam pada jam segini? Sungguh tebakan yang terlampau tumpul, bisa saja sekarang Alice pergi mencari penginapan di sekitar sini.

“Sudah terlambat.”

Pemuda itu mengangkat kedua alis penuh pertanyaan setelah seorang wanita bergaun hitam panjang dengan mata biru cerah melotot ke arah Giofani dari dalam tenda ungu tebal mengerucut tinggi.

Dia berlapis mantel hitam kelam berbulu demi menahan hawa dingin dari luas, perlahan langkah kakinya berdiri dari kursi kayu menuju bibir tenda, masih melototi Giofani dengan sepasang mata cerah tanpa berkedip.

“Maaf?” tanya lelaki itu bingung.

“Kau sudah membuat keputusan yang salah dan kelak kau akan menyesalinya, segera perbaiki kesalahanmu!”

Tangan kanan wanita tersebut menyentuh pinggiran tenda sedangkan tangan kiri berselimut kuku panjang sengaja dihias dengan kutek hitam, mengarah ke wajah Giofani, menunjuknya penuh penekanan.


“Andai kau sadar apa kesalahanmu lebih cepat maka semua akan berakhir malam itu juga, tapi kau salah. Malam ini kau yang akan dipilih, bayang-bayang hitam mengikutimu, mereka kasihan padamu. Apa kau pernah bertemu Keeva?”

Kedua mata Giofani mengernyit marah, dia kesal pada orang asing tiba-tiba saja bicara dan menakut-nakutinya seperti anak kecil, sudah jelas kalau wanita itu adalah seorang peramal atau paranormal gadungan yang membuka jasa di festival malam.

Menyebalkan sekali.

Giofani segera berbalik tanpa banyak bicara, meladeni orang tak dikenal hanya akan membuang-buang waktu.

“Aku sudah memberikan jimat pada temanmu!” ucap dia setengah berseru pada Giofani.

“Jakub, Keeva dan bayangan hitam berkata padaku kalau dia seharusnya jadi mangsa pertama malam itu karena dia menerima hadiahnya, iya hadiah, mawar dari seorang lelaki tampan!”

Langkah kaki Giofani berhenti, bagaimana dia bisa tahu? Mawar dari anggota sirkus, hadiah selamat datang bukti kemurahan hati yang sengaja diberikan untuk salah satu dari mereka, sontak dia berbalik dan menghampiri wanita di tepi tenda ungu.

[TERSEDIA VERSI CETAK] Mother Goose's Circus (feat TXT - Taehyun)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt