Bab 5

139 57 61
                                    

┍━━━━━━━━━━┑
Aku merasa bahwa kau berbeda
dariku,
kupikir kau hanya seekor
anak itik yang tidak bisa apapun
tanpa ada kami di sisimu.

Nyatanya kau orang pertama
yang lari mencariku.
┕━━━━━━━━━━┙

****

Penuh keringat dingin dan deru napas tak beraturan, Alice seperti ditarik paksa oleh kesadaran saat suara bocah laki-laki membangunkannya, dia tersentak setelah merasakan embusan angin dingin menerpa kulit.

Mata benar-benar terbuka, kaget menyadari kalau dia telah tertidur dekat pos dikelilingi wahana-wahana penuh akan manusia termasuk dia dan … bocah laki-laki yang mendadak ada di sini untuk membangunkannya.

“Kak, Kak Alice kenapa ada di sini? Harusnya Kakak tidak ke sini!”

Gadis berambut sebahu itu terperajat kaget setelah sadar wajah bocah laki-laki ini amat mirip dengan Bilo saat masih kecil, perawakan umur tujuh tahun, kulit bersih dan pipi tembam khas penuh kenangan masa kecil.

Dia mematung memperhatikan sekaligus heran.

“Kak Alice tidak seharusnya di sini, Kakak harus keluar sekarang juga, ayo!”

Dia tarik pergelangan Alice untuk berdiri sebelum sempat memikirkan apapun, kaki melangkah beberapa kali barulah dia sadar kalau seluruh pemandangan ini adalah festival malam.

Sontak dia berhenti, menyentak tangan dan menatap ke segala arah penuh rasa takut, merinding berdatangan hingga tanpa sadar dia menggosok kedua lengan.

“Ke-Kenapa aku ada di sini lagi? Bagaimana bisa?”

Hiruk-piruk lautan manusia sibuk akan kebahagiaan masing-masing, sepanjang mata memandang hanya ada keceriaan mewarnai suasana, mendadak kepala Alice serasa dipukul oleh batu, terasa berat campur sakit hanya karena terlalu banyak berpikir.

“Sudah tidak ada waktu lagi Kak, ayo kau harus pergi dari sini sebelum terlambat!”

Bilo kecil kembali menggenggam tangan Alice, membawa gadis lamban itu menuju pagar keluar, menjauh dari semua seakan mereka hanyalah ancaman penuh ironi bagi kelangsungan hidup seseorang.

“Bilo, kenapa kau ada di sini? Terus kenapa kau jadi anak kecil lagi? Maksudku, kenapa aku ada di—“

“Tidak ada waktu untuk menjelaskan semua itu, waktuku hanya sedikit, aku bahkan hampir tidak percaya kalau Kakak datang ke sini, kalau Kakak masih di sini, Kakak bisa celaka!”

Tangan kecil Bilo terasa begitu hangat seakan semuanya nyata, aroma dari permen kapas hingga cemilan enak ikut tercium amat nikmat, semakin menjerumuskan Alice untuk memeras otak memikirkan bagaimana dia bisa kembali lagi ke festival padahal tadi sore habis pulang dari pantai bersama teman-temannya.

Mereka lelah, setelah mandi dan makan malam Alice memutuskan tetap di kamar, bermain ponsel sampai tertidur, terlebih lagi dia yakin tempat merajut mimpinya semula adalah kasur bukan dinding pos dekat wahana permainan.

“Apa maksudmu ‘celaka’ Bilo? Apa kau juga berpikiran seperti Gio, festival ini tempat sekte mencari tumbal ritual. Apa karena itu aku kembali lagi ke sini?”

Genggaman tangan Bilo mengerat, ekspresi wajah penuh guratan khawatir semakin nyata bersamaan bola mata memerah, menahan perasaan aneh yang sulit diterka, Alice baru sadar kalau Bilo kecil ini menyimpan begitu banyak hal.

“Aku tidak bisa mengatakan apapun Kak, atau mereka akan tahu kalau aku menemuimu, bahkan anak lain juga gagal mencegah orang lain pergi sebelum terlambat. Kalau Kakak gagal dan sampai tertangkap, Kakak tidak akan bisa pulang.”

[TERSEDIA VERSI CETAK] Mother Goose's Circus (feat TXT - Taehyun)Where stories live. Discover now