Dia

13 15 12
                                    

"Gue perhatiin semenjak kedatangan bos lo banyak diem Na, kenapa?" Arin mengawali pembicaraan setelah lima menit lalu jam istirahat dimulai.

Gadis itu membawa kotak bekal makan siang nya duduk mendekat pada Athena yang baru saja melepas kaca mata minus dan meletakkannya asal.

Sangat ketara helaan nafas kasar Athena, terlihat begitu frustasi? Mungkin. "Muka lo kayak orang tertekan pas liat Pak Bos tadi" Kembali Arin berbicara, tangannya membuka kotak bekal hingga tercium bau harum masakan yang gadis itu bawa, meskipun sudah siang namun baunya masih menguar jelas disekitar mereka.

Kembali Athena menghela nafas, namun kali ini lebih pelan. "Kaget aja, gue pikir Pak Bos itu pria tua, perut buncit dengan kumis tebel gitu, gataunya masih muda" Elak nya,

Athena pun membuka kotak bekalnya, terlihat hanya ada lauk tumis kangkung dengan udang tepung dan dua potong tempe goreng. Berbeda dengan bekal Arin yang terisi rendang dan sambal telur balado, lebih mirip nasi padang nggak sih?

Arin tertawa " Yakali mbak Sinta ngefans sama yang kayak lo sebutin Na" Katanya, lalu menyuapkan makanan memasuki mulutnya.

"Ah, hahaha iya juga ya" Athena tertawa paksa, dia lupa soal itu. Lagi pula, mana mungkin Athena berterus terang berkata jujur pada Arin jika Bos mereka tidak lain adalah mantannya. Nih simak baik baik ya, MANTAN. Iya laki-laki itu Mantan Athena tepatnya 3 tahun lalu.

Gimana nggak kaget, setau Athena mantan nya itu ngurus perusahaan keluarganya, jadi bagaimana bisa mantannya ada di perusahaan ini, ya salah gadis itu juga tidak bertanya terlebih dahulu siapa CEO nya.

Kalo pun Athena tahu jika dia CEO di perusahaan tempatnya bekerja sekarang, dia akan berpikir ribuan kali untuk melamar di perusahaan ini. Kerja sama mantan itu tidak enak ya teman- teman.

Arin menelan makanan dalam mulutnya sebelum kembali berbicara "wajar sih, dulu gue juga mikir gitu, sebelum gue tahu betapa tampan dan menawannya Pak Bos yang terkenal galak itu"

"Gimana? Ganteng kan, Na, Pak Bos? Nih ya kalo gue belum punya cowok, gue juga bakal daftar jadi kandidat calon pacar Pak Bos di mbak Sinta" Lanjutnya dan tertawa geli

"Hah, maksudnya?" Athena jelas bingung dengan perkataan Arin

"Hampir semua karyawan cewek disini itu terutama karyawan lama lah ya, yang gue tau mereka fans garis keras Pak Bos, dan mereka itu udah pasti berandai-andai jadi pacar ataupun istrinya Pak Bos, dan mbak Sinta itu leader dari mereka"

Athena ingin berteriak, sungguh. Athena akui Mantan.. Ah, em maksudnya Bos nya itu memang muda, tampan, kaya raya dan mapan, wajahnya bahkan cocok untuk menjadi artis. Visual laki-laki itu tidak perlu diragukan, siapapun yang melihatnya dalam sekali pandang pasti akan merasa melayang, dulu pun Athena berpikir jika laki-laki itu bukan orang seperti dirinya, melainkan jelmaan dewa.

"Segitunya? Udah kayak artis aja" Cela Athena sedikit kesal

Arin mengendikkan bahu dan tertawa lirih
"Cowok muda, ganteng, kaya raya dan mapan kayak gitu siapa sih yang nggak mau, ya meskipun agak galak"

"Ganteng itu relatif, harta kekayaan juga semu, nggak kekal, uang masih bisa dicari asal mau kerja keras aja sih"

Arin hanya bergumam tidak tahu harus menjawab apa " Oh iya, dulu kan keluarga lo termasuk pebisnis sukses, emang belum pernah ketemu sama Pak Bos gitu? Waktu ada acara-acara para pengusaha?"

Arin jelas kepo, dan Athena sempat terdiam sebentar sebelum menjawab pertanyaan Arin yang tiba-tiba "emm nggak tau sih, gue dulu fokus kuliah, yang ngurus kantor Papa sama Adik gue"

"Lagi pula, perusahaan keluarga gue dulu sama perusahaan ini kan beda bidang" Katanya menambahi, biar jelas, biar Arin tidak kepo lagi. Ya meskipun Athena sedikit berbohong, tidak masalah kan.

Arin mengangguk-angguk paham dengan menyimpan kembali bekas makan siangnya "mungkin aja kan pernah ketemu tapi lo nggak tau"

Athena mengendikkan bahu, menutup kotak bekal makan siang nya yang tidak terasa sudah tandas lalu meminum air yang dibawanya dalam botol.

Gadis itu berdiri sedikit menurunkan rok span nya yang sedikit terangkat "gue ke toilet bentar" Pamitnya pada Arin yang sibuk mengolesi bibir nya dengan lipstik

"Okey" Jawabnya, menoleh sebentar lalu menutup kembali lipstiknya dan mengambil bedak dalam tas

Didalam toilet Athena membasuh muka dan membiarkan tetesan air dari wajahnya jatuh tanpa di seka. Pandangannya fokus pada cermin didepan, dengan kedua tangan bertumpu pada sisi wastafle.

Otaknya berkelana, masih memikirkan setiap kejadian yang terjadi hari ini. Dia harus bagaimana, sangat tidak mungkin untuk resign demi menghindari masalalunya, dan pasti dia terkena pinalty dari kontrak kerja yang sudah dia tanda tangani.

Jangan salah, dia sudah move on hanya saja rasanya canggung dan juga sedikit rasa kecewa itu masih ada, meskipun tidak sebesar dulu. Athena tahu, cepat atau lambat dia pasti akan bertemu kembali dengan mantannya itu, tapi tidak pernah terbayangkan olehnya harus berjumpa kembali dengan sosok laki-laki yang pernah mengisi hatinya itu ditempat kerja dan dalam keadaan seperti ini. Mengingat tadi pun laki-laki itu menatap intens dirinya.

Kenapa sih takdirnya begitu mengejutkan.

Dan juga satu pertanyaan sangat mengganjal pikiran dan menggugah jiwa ke ingin tahuan Athena tentang Bos nya itu yang astaghfirullah nya lagi adalah Mantan nya.

Bagaimana bisa perusahaan ini adalah milik mantannya?.

Athena mengacak-acak rambutnya, dia frustasi, ingin berteriak namun mengingat masih dilingkup kantor. Kembali membasahi wajahnya dengan air, mengambil tisu disudut keran, mengelap wajahnya dan merapikan kembali rambutnya yang sudah seperti rambut singa.

"Huft, semangat" Katanya menatap cermin, tersenyum dengan tangan membuat gerakan memberi semangat pada dirinya sendiri, maksdunya semangat untuk menghadapi kenyataan.

Keluar dari toilet, tepat di lorong dekat pintu lift Athena bertemu dengan laki-laki yang sedari tadi memenuhi isi kepalanya. Mantan.

Keduanya saling tatap sekian detik. Athena memutuskan tatapan itu terlebih dahulu, sedikit menunduk dia bingung harus bagaimana? Haruskan dia menyapanya? Berkata siang Pak? Atau siang mantan? Atau pura-pura tidak melihat saja? Tapi kan dia sudah terlanjur terlihat.

Baiklah demi formalitas dan profesional bekerja "Mari Pak" Ujar Athena akhirnya, kepalanya sedikut menunduk, ingin cepat-cepat pergi dari suasana canggung ini.

Masih sama seperti tadi pagi, sapaan itu tidak berbalas, tapi, tentu saja Athena tidak perduli.  

"Athena" Baru sekitar sepuluh langkah melewati Bos nya itu, Athena berhenti. Berbalik badan menatap laki-laki itu lagi. Dia tidak mungkin salah dengar kan, Bos nya itu memanggil namanya.

"Apa kabar?" Seketika itu Athena cegukan. Dia masih sempat melihat senyum tipis dari bibir mantan alias Bos nya itu sebelum pintu lift tertutup.

Fiks sapaan mantan itu sejenis setan. Menakutkan.






ATHENA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang