Mulai Dari Nol

23 22 9
                                    

Ruang rawat Rizwan sangat tenang tidak terlalu ramai. Selain dokter yang melarang membuat bising selebihnya Athena dan Reza masih sibuk mencerna perkataan Aulli bahwa keluarga mereka bangkrut.

Hanya ada suara dari televisi yang mengisi kesepian ruang rawat Rizwan yang sedang menyiarkan berita tentang keruntuhan keluarga Calanthe. Tidak heran, berita itu tersebar dengan cepat, keluarga Calanthe adalah salah satu keluarga yang terbilang sukses didunia bisnis.

Satu hal lain yang begitu mengguncang keluarga itu. Bahwasannya perusahaan Calanthe tidak sepenuhnya bangkrut dalam artian tutup. Melainkan ada oknum yang mengambil alih perusahaan tersebut.

Sementara Aulli termenung menggenggam tangan Rizwan yang dingin. Dia terlalu syok sekaligus khawatir secara bersamaan. Kabar ini sukses mengguncang mental mereka.

Meski perusahaan diambil alih oknum lain namun tetap tidak ayal mereka harus mengganti kerugian dari para investor baru yang menuntut karna merasa dibohongi dengan kepindahan kepemilikan Calanthe Grub, belum lagi uang rawat dan pengobatan Rizwan yang pastinya membutuhkan banyak uang.

Keluarga Calanthe benar-benar sudah jatuh, bahkan Athena tidak yakin sisa uang tabungannya akan cukup sampai mana untuk menghidupi keluarganya.

"Gue bakal berhenti kuliah kak, gue akan cari kerja buat pengobatan Papa dan kehidupan kita" Ucap Reza memecah keheningan di antara mereka

Athena menoleh, kepalanya menggeleng tidak setuju. " Lo harus tetep selesaikan kuliah lo, biar gue yang kerja, gue masih punya sedikit sisa tabungan"

"Lo tinggal nunggu sidang Ja, jadi lebih baik lo fokus sama kuliah lo dulu" Lanjut Athena, Reza menghembuskan nafas lelah, dan mengangguk kemudian.

Reza bertekad akan sesegera mungkin menyelesaikan sidangnya, dan lanjut membantu Athena untuk bekerja. Mereka tidak bisa berharap pada siapapun.

Sejujurnya Reza merasa curiga pada salah satu orang kepercayaan Rizwan. Reza yakin Papa nya itu sudah dijebak, tidak mungkin Rizwan dengan sukarela menyetujui perpindahan kepemilakan begitu saja. Ada yang tidak beres dan Reza harus mencari tau untuk itu, dia pun merasa ini juga kelalaiannya, dia bekerja bersama Papa nya namun kejadian seperti ini masih bisa lolos dari pengawasannya.

Aulli semakin meneteskan air mata, merasa gagal sebagai orang tua. Dia merasa bersalah harus membiarkan anaknya menanggung semua ini.

"Maafkan mama sama Papa, kami merasa bersalah harus membiarkan kalian ikut mengalami seperti ini" Aulli menghapus air mata nya yang terus berderai.

Reza menghampiri Aulli memeluknya erat, kepalanya menggeleng "Mama sama Papa nggak salah, ini musibah ma"

Aulli menangis dipelukan Reza. Athena menyusul ikut memeluk wanita yang sudah melahirkannya itu " Athena bakal bekerja keras buat kehidupan kita ma, dan Athena janji bakal cari tau dalang dibalik ini semua"

Ucap Athena serius, netra Hazel nya menatap Rizwan lekat. Siapapun yang menyebabkan keluarganya seperti ini akan Athena cari sampai ketemu, Keluarganya hancur karna orang itu.

"Mama sama kakak pulang aja, biar papa Reza yang jaga"

Aulli menjauhkan badannya dari Reza "Mama mau disini nemenin Papa"

"Mama harus istirahat, Reza nggak mau Mama sakit juga"

"Kita pulang aja ya Ma, besok kita balik lagi sambil bawa perlengkapan kita selama disini nanti" Bujuk Athena menengahi

Mau tidak mau Aulli terpaksa mengangguk setuju. Meskipun rasanya berat tapi dia tidak bisa egois. Aulli tau, Anak-anak nya sangat khawatir.

Dan memang lebih baik dia dan Athena pulang, sembari menyelesaikan tuntas semua ini.

Aulli mencium punggung tangan kanan Rizwan sebelum pulang, berkata jika dia harus pulang sebentar.

"Hati-hati Ja, kalo ada apa-apa kabarin gue" Kata Reza pada Athen, usai menciun tangan Aulli

"Iya kak, lo juga dijalan hati-hati, jagain Mama"

Athena mengangguk setelahnya melenggang pergi bersama Aulli.

Ada banyak hal yang harus Athena ubah saat ini. Dia harus mencari kerja, menghidupi keluarganya, dan mencari tau serta menemukan orang yang bertanggungjawab atas keadaan keluarganya saat ini.

Athena yakin orang itu jelas tau seluk beluk keluarganya. Mungkin akan sulit, mengingat orang yang sudah merebut Calanthe Grub tidak menunjukkan wajah atau sekedar menyebutkan namanya.

Banyak praduga muncul di otak gadis berusia 23 tahun itu. Secara otomatis muncul beberapa profil kandidat yang dirasa sebagai sebab asal muasal kekacauan ini terjadi.

Banyak teka-teki yang bahkan belum memunculkan garis besar perkara. Kepingan puzzle ini masih acak tersebar tidak beraturan, ini baru sudut awal puzzle, Athena masih harus mencari kepingan lainnya dan memecahkan teka-teki dibalik setiap kepingan puzzle sebelum tersusun sempurna.

Anggap saja ini gila, karena takdir memang seolah mempermainkan hati manusia. Baru tadi pagi kebahagiaan menghampirinya, namun di hari ini juga kesedihan mengusir dan menjajah paksa bahagia itu.

Athena berjanji, akan menemukan orang dibalik prahara yang terjadi dalam keluarga Calanthe.

Athena menggenggam tangan Aulli erat memberikan ketenangan berkata "Semua akan baik-baik aja ma, meskipun sekarang kita tidak punya apa-apa, tapi selama Papa dan Mama masih disini, Athena akan berusaha buat kalian semua bahagia dan bangkit dari keadaan ini"

"Mama jangan sedih terus ya, Athena yakin Papa nggak akan suka liat Mama kayak gini"

Aulli tersenyum tipis "Maafin Mama, Na"

"Sstt...ini bukan salah Mama ataupun Papa, kita bangkit sama-sama ya Ma" Ucap Athena memeluk Aulli yang dibalas elusan lembut di punggungnya.

"Terimakasih, Mama sama Papa beruntung punya anak-anak seperti kalian"

Dari sekian banyak masalah dalam hidup hanya satu kunci kalimat yang selalu menjadi acuan Athena. Ini alur hidupku, tidak boleh menyerah. Aku bisa dan aku sanggup, maka disinilah aku.

ATHENA जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें