The Past

17 16 9
                                    

Follow me picishy buat terus dapet update terbaru, jangan lupa masukin cerita ini dalam liat perpustakaan kamu ya

HAPPY READING


Pagi menyingsing, matahari bahkan bersinar cerah, dedauan yang masih basah dengan sisa hujan semalam terlihat mengkilat dan sejuk dipandang. Suhu pagi ini memang terasa sejuk meskipun matahari sudah menampakan cerianya.

" Kak ntar lo lembur? Kalo nggak biar gue jemput" Kata Reza, tangannya menerima helm yang baru saja dilepas oleh Athena dan mengaitkannya pada jok depan motor.

"Nggak sih, tapi lo gausah jemput, ntar gue mau keluar bentar ketemu Lita" Jawab Athena, jemarinya sibuk merapikan rambut yang terlihat acak-acakan terkena angin didepan kaca spion.

"Yaudah, jangan malem-malem baliknya" Petuah Reza diangguki sekilas oleh Athena "bye...ati-ati" Athena melambaikan tangan pada Reza yang sudah melenggang pergi.

Gadis itu berjalan masuk area kantor sesekali menyapa security yang berjaga didepan pintu dan tersenyum menjawab ramah beberapa orang yang berpapasan dengannya.

"Iya, gue nggak sabar mau liat si bos lagi, setelah 2 tahun lebih akhirnya si bos comeback" Athena mengerutkan alis bingung. Samar mendengar perkataan Sinta pada Arin, Siapa yang comeback?

Setelah meletakkan tas nya Athena sedikit kepo jadi dia bertanya pada Sinta "Siapa mbak yang comeback?"

Heran pagi-pagi udah dapet asupan dosa ghibah. Tapi kadang isi kepala dengan mulut itu tidak sinkron, niat tidak mau ikut campur tapi mulut berkata ingin tahu.

"Eh, Athena kapan dateng, sorry gue nggak ngeh lo dateng" Sinta tertawa kecil menyadari ketidaksadarannya atas kedatangan Athena. "Itu Na, pak bos" Sambungnya

"Emang pak bos kemana mbak?"

"Pak bos udah selama 2 tahun ini nggak pernah dateng kekantor, selalu assisten nya yang dateng kesini kalo ada rapat atau masalah penting" Jelas Arin sembari tangannya membalik papan kata menjadi bertuliskan Open.

"Iya, tiba- tiba aja gitu pak bos ngilang, nggak ada kabar, bahkan Pak Ricky bungkam soal pak bos" Tambah Sinta menjelaskan melihat Athena yang masih bingung

"Pak Ricky?"

Sebelum menjawab kebingungan Athena, Sinta terlebih dahulu mengambil satu cup air minum yang berada di sudut meja dan menancapkan sedotan kecil pada bagian atas cup air "Asissten pribadi Pak Bos" Mulutnya menyedot air dengan tidak sabar

Athena mengangguk tidak yakin, sebenernya masih banyak hal yang ingin dia ketahui, tapi dia hanya bisa diam dan sesekali nimbrung.

"Pas bos masih rupawan nggak ya atau malah semakin menawan" Kedua tangan Sinta memangku dagu, senyum merekah dengan netranya menatap dinding penuh binar seolah ada seseorang yang dikaguminya berada disitu.

Arin mengelengkan kepala "gausah heran, mbak Sinta itu fans garis keras nya pak bos" Katanya dengan terkikik kecil, mau tidak mau Athena pun ikut terkekeh, ntah apa yang lucu yang pasti Athena merasa canggung untuk sekarang.

"Udah mbak, jangan banyak halu, hus hus sana balik ke ruangan mbak Sinta, keburu pak bos dateng nanti kena sembur " Usir Arin mendorong pelan bahu Sinta yang bergumam tidak jelas, namun tetap beranjak menuju ruangannya.

"Kita juga harus siap-siap Na, rapihih meja jangan sampe berantakan,pakaian lo juga harus rapi, kayaknya bentar lagi Pak Bos dateng" Arin memberi intrusksi, Sudut mata gadis itu melirik jam yang berada di pergelangan kiri tangannya.

Kedua gadis itu sibuk nembenahi diri merapikan penampilan agar terlihat enak dipandang. Sedikit informasi dari Arin, jika Bos mereka itu sangat tidak suka melihat sesuatu yang berantakan, semua harus rapi dan bersih.

Sikapnya yang terkenal kaku dan terkadang galak membuat semua karyawan takut dan segan untuk sekedar menyapa. Namun dibalik itu semua, beberapa karyawan wanita cukup tergila gila melihat paras tampan sang Bos yang digandrungi bak dewa Yunani dengan Bulu mata lentik, alis tebal, hidung mancung, pipi sedikit berisi dan bibir tipis sedikit tebal berwarna pink alami.

Saat masih sibuk menata beberapa barang diatas meja, terdengar derap langkah kaki berpadu dengan ubin yang terdengar jelas diarea lobi yang sepi. Arin yang terlebih dahulu mengangkat kepala dan melihat siapa yang datang, seketika menyenggol lengan Athena.

Athena menoleh pada Arin, tidak jelas apa yang gadis itu katakan, Arin bahkan berbicara sangat pelan dan terkesan berbisik membuat Athena menolehkan kepalanya kearah depan tepat saat itu hazel nya bersitatap dengan netra hitam legam bak burung elang yang melangkah tegap kearahnya.

Keduanya tidak lepas pandang, sampai ucapan Arin menyadarkan mereka "Pagi pak" Arin membungkukkan sedikit badannya dengan menarik paksa Athena yang terdiam mematung agar mengikuti gerakan yang dilakukan.

"Pagi Arin" Bukan Pria bermata hitam legam itu yang menjawab, melainkan sosok pria lain yang bernama Ricky sementara Sang Pria bermata elang itu hanya mengangguk sekilas.

Ricky bahkan sempat melirik dan mengedipkan sebelah mata genit pada Athena, tanpa sepengetahuan siapapun kecuali Athena yang mendelik kaget.

Jadi, bos nya dia?

Sosok Pria yang pernah singgah di hatinya namun menghilang secara tiba-tiba? Dan pria itu sekarang bosnya?

Hah? Athena memang berserah diri pada takdir tapi haruskan yang ini juga?

Seketika penggalan kisah masalalu berputar mejajah isi kepalanya, menduduki dan memukul paksa beberapa hal tidak berguna yang berada di otak Athena.

Kata orang masalalu itu sebaiknya dilupakan, ada juga yang berpendapat masalalu ada untuk dikenang, masalalu tercipta untuk dijadikan pembelajaran.

Padahal masalalu adalah masalalu, waktu yang sudah terlewat tidak bisa untuk dijadikan pelajaran. Apa yang harus dipelajari dari masalalu?

Masalalu dengan masa sekarang dan masa yang akan datang itu berbeda. Mempelajari kesalahan dimasalalu dengan maksud supaya tidak terjadi kesalahan yang sama di masa mendatang adalah hal yang salah. Karna apa yang terjadi dimasalalu sudah terlewat, kalau pun mempunyai mesin waktu untuk memperbaiki masalalu itu tidak akan mengubah apapun, karena garis takdir sudah tertulis, apa yang tidak dikehendaki tetap akan terjadi.

Tidak ada gunanya menoleh kebelakang, setidaknya jika tidak kuat berlari cukup berjalan, jika berjalan saja tidak sanggup cukuplah merangkak, kisah ini masih berjalan lepaskan tarikan kuat dari belakang dan fokus merangkak kedepan.

Setidaknya itulah yang berada dipikiran Athena, sebelum yang barusan terjadi tiba-tiba menghancurkan segala pemikiran rasionalnya.

"Tuhan, apalagi ini?"



--------------------------------------------------------------------
Please give me Vote, bisa ya DM aku atau coment di postingan ini menurut kalian gimana, terimakasih sudah mampir

ATHENA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang