Prolog

40 25 10
                                    

Pukul 18.15 WIB hujan deras turun lagi, seolah menumpahkan perasaan yang sudah terlalu banyak ditampung. Athena mengulurkan sedikit tangannya keluar dari jendela mobil taksi menengadah, membiarkan derai hujan menggelitik jari jemarinya.

Memejamkan mata sejenak meluapkan segala perasaannya bersama hujan. Tidak pernah terbayangkan olehnya, takdir hidup yang harus ia jalani sekarang seperti ini.

Tersadar terlalu lama berlarut dalam nuansa kacau, gadis itu menghapus air mata nya lalu memupukkan sedikit bedak untuk menutupi bekas tangisnya. Mengaca sebentar untuk mengecek wajahnya, lalu tersenyum lebar berkata "Perfect"

Taksi itu sudah tiba didepan Gerbang Mansion. Setelah membayar ongkos gadis itu berlalu keluar dan mengucapkan terimakasih pada sang supir taksi. Berjalan membuka gerbang lalu menguncinya.

Gadis itu berjalan masuk kedalam Mansion, dibawah tangga dia bertemu seorang wanita paruh baya yang tersenyum menyambut kepulangannya.

"Mama habis dari dapur?" Tanya nya sembari mencium tangan wanita itu.

"Iya, ini ambilin Papa air buat minum" Jawabnya, langkah kakinya berjalan menaiki tangga satu demi persatu diikuti Athena disampingnya.

"Langsung bersihin badan habis itu makan ya, Mama sama Papa udah makan tadi, tinggal kamu sama Reza aja yang belum"

"Iya Ma, Reza belum pulang?" Athena ikut berhenti didepan pintu kamar orangtuanya

"Udah, sengaja nunggu kamu tadi" Athena menganguk paham "Yaudah, Mama masuk dulu ya"

"Iya Ma" Athena pun ikut berlalu menuju kamar, segera membersihkan diri.

Roda kehidupan itu terus berputar, sama halnya seperti bianglala ada kalanya kita akan berhenti dititik paling atas kemudian akan juga merasakan dititik paling bawah dan begitu terus akan selalu sama.

Tidak ada yang tau takdir apa yang akan menghampiri. Segala rasa lelah ataupun bahagia yang dirasakan Athena hayalah secuil efek yang dirasakan dari takdirnya.

Mengingatmu seperti membuka kenangan lama
Menuliskanmu seperti menggores luka
Hadirmu yang tiba-tiba menarik mundur diriku tanpa sempat untuk berlari
Tolong jangan permainkan rasa ini.
Karna maaf ku tidak terbuka untuk kembali menjadi luka

A.B.C

Bukan bermaksut meninggalkan luka
Kepergianku yang tiba-tiba bukan tanpa sebab
Karna aku sadar mencintaimu seperti mengejar singkatnya senja
Namun, sejatinya rasa ini hanya untuk satu nama.

N.K.V

6 Desember 2022

ATHENA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang