bab 36

89 9 0
                                    


Flashback

Hari ke-4 di desa

Para warga desa masih penasaran akan kematian Gadis. Siapa yang membunuhnya dan apa penyebabnya. Tak terkecuali sang kepala desa

"Bagaimana mas Rohiman bisa menemukan mayat Gadis?" tanya pak kades pelan pada sosok Rohiman yang tengah duduk tepat di depannya.

Ia sengaja berkunjung ke rumah Rohiman pagi-pagi sekali, untuk menanyakan perihal masalah kematian Gadis. Ia berkunjung bersama Imtinan, karena Imtinan adalah saksi kedua penemuan mayat Gadis.

"Sa... Saya menemukan nya tergeletak begitu saja di sana," jawab Rohiman ambigu

"Bisa ndak mas Rohiman cerita kan kronologis nya bagaimana sampai mas Rohiman bisa nemuin mayat Gadis?" tanya Pak kades lagi.

"Saat itu saya hendak menuju lahan saya yang berada di sebelah pemakaman desa. Ketika saya melintas melewati hutan, saya seperti mendengar teriakkan minta tolong dari arah dalam," Rohiman mulai bercerita

"Saya langsung berlari hendak memasuki hutan, tapi belum sampai masuk saya terjatuh karena salah pijakan. Dan ternyata yang membuat saya jatuh adalah karena saya menginjak mayat tersebut," tambahnya lagi terus berbohong

"Mmpp.. maaf sebelumnya pak, apa kasus Gadis ini akan di lapor pada kepolosan?" tanya Rohiman

"Saya juga ndak tau ini mas." ujar lesu pak kades

"Saya sudah berusaha mencari keberadaan bapak nya Gadis, tapi ndak pernah ketemu. Mau di laporkan juga kayaknya sudah ndak bisa. Gadis sudah di kubur," tambah pak kades lagi

Rohiman mengangguk, walau sebenarnya dalam hati mengucap banyak syukur.

Obrolan mereka akhirnya berakhir dengan Imtinan akan membantu Rohiman menanam kacang di lahannya.

******

Di sisi lain.
Di sebuah rumah besar yang terbuat dari kayu jati terdapat dua orang pria yang telah berumur tengah beradu debat. Rumah tersebut adalah kediaman Mujito yang terletak di desa sebelah, sementara yang sedang berdebat dengannya adalah Hasan. Sahabat karibnya sudah lama.

"Kamu guoblok tenan San." maki Mujito menunjuk wajah Hasan

"Kowe kan tau, Rohiman itu orang spesial yang sudah saya nanti kedatangan nya selama ini!" tambahnya lagi

"Saya tau. Yang saya ndak tau ternyata dia datang di saat ndak tepat," sahut Hasan

Hasan telah menceritakan semua peristiwa yang terjadi malam itu pada Mujito sang teman karib. Ia berniat menghabisi nyawa Rohiman memakai ilmu hitam. Ia tak ingin Rohiman bersaksi bahwa ia adalah pembunuh Gadis. Ia tak ingin masuk bui

"Yo harusnya kamu ndak usah mengusik dia San." ujar Mujito

"Nda bisa To. Perempuan itu terlalu menggoda untuk di lewati. Hahahh!" ucap Hasan terkekeh mengingat betapa nikmatnya desahan Gadis malam itu sebelum Rohiman mengacaukan segalanya.

Mujito berdecak mendengar tuturan Hasan.

"Jadi, bagaimana solusinya. Aku ndak mau masuk penjara. Dan hanya Rohiman ancaman terbesar ku!" ucap Hasan lagi

"Aku ndak mau tau urusan mu. Jangan sampai kau mengusiknya San!" ujar Mujito memperingati

"Baiklah kalau memang ndak ada solusinya. Aku bisa memakai caraku sendiri." ujar Hasan tersenyum licik

"Jangan macam-macam kamu San!"

Mujito tau betul bagaimana watak Hasan. Dia tak akan berhenti jika belum mencapai keinginannya. Hasan bahkan rela menumbalkan anak dan istrinya hanya agar bisa menjadi orang kaya.

Dibalik Kematian Mereka[Selesai]Where stories live. Discover now