bab 33

98 8 1
                                    

Warning 18+ ‼️
Terdapat unsur kekerasan

Flashback

Hari ke-2 di desa

Di sebuah hutan terpencil yang belum terjamah kehadiran manusia. di bagian terdalam, terdapat seorang bapak yang tengah bersimpuh pada sebuah Pohon besar nan rindang dengan sulur-sulur tanaman yang menjuntai ke bawah menambah kesan keangkeran pohon tersebut.

Masyarakat sekitar menyebut hutan tersebut dengan sebutan hutan Lali jiwo. Konon katanya, di bagian hutan terdalam, terdapat sebuah harta yang tak ternilai harganya. Banyak orang yang telah mencoba masuk mencari keberadaan harta tersebut. Namun, tak satupun dari mereka yang bisa keluar dari hutan itu.

Bapak itu bernama Ahmad Mujito.
Hal yang membuatnya putus asa telah membuatnya sampai pada pohon besar tersebut dan membuat sebuah perjanjian dengan iblis yang bersemayam di pohon besar itu.

"Kamu sudah yakin?" tanya sosok tinggi besar yang hampir menyamai besarnya pohon tersebut. Bulu-bulu hitam nan lebat tumbuh memenuhi seluruh tubuh manusia nya. Sementara kepalanya menyerupai banteng dengan dua tanduk besar di atas kepala. Mata nya merah menatap Mujito, sementara mulutnya terus mengeluarkan liur tiada henti.

"Ya, saya yakin!" jawab Mujito sungguh-sungguh

"Kau telah menemukan orang istimewa tersebut?" tanya si iblis

"Sudah. Weton nya sama persis. Dan saya benar-benar yakin akan hal itu," Mujito masih menunduk, hati nya benar-benar mantap untuk melakukan pesugihan tersebut demi mewujudkan impiannya.

"Satu hal yang perlu kau ingat wahai anak manusia. kau tak akan bisa terlepas dariku setelah kau membuat janji!" Suara makhluk tersebut menggema. Memperingati Mujito.

"Saya paham akan hal itu. Saya akan menerima resiko apapun yang penting tujuan saya terlaksana." Mujito semakin menundukkan pandangan nya di hadapan sosok besar tersebut.

"Hahahaha!" sosok tersebut tertawa membahana, merasa senang karena mendapat satu lagi pengikut dari alam manusia.

"Bawa ini! Di dalamnya ada bawahanku uang siap membantu mu." Ia memberikan sebuah kendi berukuran kecil pada Mujito.

"Bukalah setiap kau ingin mengambil tumbal, ia akan membantumu." ujarnya lagi.

"Ingat! Kau hanya punya waktu 14 hari mengumpulkan tumbal. Kau harus jadikan orang istimewa tersebut sebagai tumbal terakhir, pelengkap tumbal-tumbal mu sebelum nya." sosok tersebut memberi isyarat.

Mujito menerima kendi kecil tersebut dengan sangat yakin.

"Berapa tumbal yang kau inginkan tuan?" tanya Mujito kembali menunduk.

"10. Beri aku sepuluh tumbal berusia muda. Pastikan kau memberikan sesuatu pada tumbal mu sebagai penanda." jawab sosok tersebut.

"Baiklah tuan. Saya akan memenuhi semua perintah tuan." ujar Mujito

Sosok tersebut menghilang meninggalkan suara tawa yang menggema. Membuat semua hewan di hutan tersebut gemetar oleh suara tawanya yang menggema memenuhi seisi hutan.

Mujito menatap lekat kendi kecil di tangannya, kemudian berjalan keluar dari hutan dengan hati yang mantap dan menggebu-gebu. Tak lama lagi keinginannya terkabul.

Sementara ia tak menyadari bahwa di balik salah satu pohon terdapat seorang warga yang merekam semua kegiatannya menggunakan handphone, Ia adalah Imtinan.

"Apa tujuan pak Mujito sebenarnya?" ujarnya pada diri sendiri. Sembari mematikan kamera handphonenya yang sedari tadi merekam.

******

Dibalik Kematian Mereka[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang