bab 1

293 16 1
                                    


"Innalilahi wa innailaihi ro'jiun. Telah berpulang ke Rahmatullah atas nama ibu Zulaikha, istri dari bapak Nasrudin sore tadi, yang in Sya Allah akan dikebumikan besok di pemakaman desa jam 10 pagi." Terdengar sebuah suara dari pengeras mesjid desa

Pengumuman tersebut sontak saja membuat aku dan istri terkejut dan saling pandang

Pasalnya nama yang baru saja disebutkan adalah tetangga yang pagi tadi bertandang kerumah sambil membawa setandan pisang di beri pada kami.

Namaku Rohiman, aku dan istri baru saja tiba di desa ini pagi kemarin. Yah, kami adalah penduduk baru di desa ini.

Desa ini masih asri karena terletak jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota, penduduknya yang ramah juga membuat kami memutuskan pindah jauh dari kota ke desa ini

Namun, entah mengapa perasaanku tiba-tiba saja menjadi tak enak setelah mendengar berita duka tersebut. Pasalnya baru sehari di desa ini, kami sudah di sambut dengan berita duka.

Entah, kepindahan kami ke desa ini sudah tepat atau tidak.

"Mas, kok masih bengong. Ayo" sahut suara istriku yang sudah berdiri di depan pintu, lengkap dengan jilbab instan menutupi rambutnya

"Loh, mau kemana dek" tanyaku bingung

"Piye to mas. aku loh ngajak sampean neng omae buk zulaikha. Bengong aja kamu tuh mas" ujar istriku dengan logat Jawa nya yang khas.
*Aku ngjak kamu ke rumah Bu Zulaikha

Istriku berasal dari keluarga Jawa, yang berarti ia suku Jawa. Walaupun tinggal di kota, namun keseharian nya dalam rumah bersama orang tuanya tetap menggunakan bahasa Jawa.

Aku yang bukan dari suku jawapun sudah mengerti apa yang ia ucapkan, walau belum bisa mengucapkannya

"Lah. Masa sih" ujarku bingung namun tetap melangkah menuju istriku

"Ishh, kamu tuh mas. Masak ada tetangga meninggal kita Ndak ngeliat" kesal istriku

"Iya iya. Maaf, tadi mas bingung aja"

" Bingung ngopo mas?"
*Bingung kenapa mas

"Masa iya kita baru sehari disini udah di sambut sama berita duka" ujarku sedikit berbisik, pasalnya saat ini kami sedang dalam perjalanan menuju rumah duka bersama beberapa warga desa ini

"Ish.. kamu tuh mas. Yo Ndak ada lah sangkut pautnya sama kedatangan kita. buk Zulaikha gak enek wes takdir e gusti Allah"
*Kematiannya Bu Zulaikha itu sudah takdir dari Gusti Allah

Apa kata istriku ada benarnya, entah mengapa aku jadi parnoan. Aku merasa seperti dekat dengan hal mistis walau aku yakin tak pernah melihat dan mengalaminya

Terdengar Isak tangis dari dalam rumah Bu Zulaikha. Kami tak bisa memasuki rumah Almarhumah karena banyaknya tetangga yang ikut melihat kondisi jasad Bu Zulaikha

Aku lebih memilih bergabung bersama para bapak bapak yang sedang memasang tenda di halaman rumah Bu Zulaikha

Sementara istriku menyapa beberapa ibu ibu yang baru datang

Pekarangan rumah Bu Zulaikha lumayan luas dengan 2 pohon jambu tumbuh kokoh dengan daun yang lebat. Terdapat beberapa helai daun jambu berserakan di tanah, memenuhi sekitar pohon jambu tersebut

"Mas ini, penduduk baru kan. Perkenalkan saya Mujito" ucap seorang bapak menghampiri ku. Yang kutaksir umurnya sekitar 50an lebih

"Eh, iya pak. Saya baru pindah kemarin. Nama saya Rohiman" ucapku menyalami tangannya

"Mas ini yang tinggal 2 rumah setelah rumah Bu Zulaikha kan?" Tanya nya

"Iya pak" jawabku

Terdengar keributan dari arah dalam rumah Bu Zulaikha. Beberapa warga terlihat berdesakan hendak keluar

Dibalik Kematian Mereka[Selesai]Where stories live. Discover now