Barbeque & You

1.4K 150 13
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.








"Woii bangun. Udah siang".
Gedoran pintu membuat Ido menggeram kesal. Cowok itu segera beranjak dari tidurnya dan membuka pintu dengan kasar.

"Apaan sih Lo. Ganggu waktu tidur gue".
Ido mengucek matanya yang terasa gatal. Dia menatap tajam seseorang yang berdiri di depan pintunya.

"Kenapa?"
Tanya Ido malas.

"Belanja. Buat kebutuhan nanti malam".
Ucap Faisya menyerahkan selembar kertas berisi daftar belanjaan. Ido yang melihat itu mengerutkan kening.

"Kok gue? Lo aja lah".
Ido yang akan kembali masuk ke kamar tertahan karena Fai mencekal tangannya.

"Ngga usah bacot. Buruan".
Fai menarik Ido keluar. Cowok yang hanya mengenakan celana pendek dan kaos oblong itu pasrah mengikuti langkah cewek bar-bar itu.

Di lantai dasar Ido melihat ada Athena, Amora, dan Berlin sedang melakukan sesuatu di pantry. Mereka sepertinya menyiapkan berbagai perlengkapan untuk acara barbeque malam ini. Sedangkan di sofa depan ada Chiko, Jesan, Gibran dan Agam yang sedang bermain game. Hal itu seketika membuat Ido berhenti.

"Nah mereka aja main game, Fai. Lo ngapa minta gue yang belanja?"
Ido protes. Dia tidak terima mendapat perlakuan tidak adil.

"Inget semalem Lo udah ngilangin kunci mobil gue".
Chiko yang masih fokus pada handphone itu berkata ketus pada Ido.

Kejadian yang bermula dari Ido yang meminjam mobil Chiko untuk jalan-jalan di sekitar puncak. Hal yang membuat Chiko marah adalah ketika Ido tidak sengaja menabrak penjual jagung bakar. Cowok itu kabur dan meninggalkan mobil Chiko yang diamuk masa. Ketika Chiko yang ingin meminta kunci mobilnya untuk diperbaiki, Ido berkata dengan cengengesan kalau kuncinya hilang saat dia berlari menghindari amukan masa.

"Masih Lo inget aja Chi".
Ido mengusap kepala bagian belakangnya yang tidak gatal. Dia jadi merasa bersalah dengan teman-temannya.

"Udah sana belanja. Lo itu udah salah malah tidur kayak kebo".
Jesan berucap memanas manasi keadaan. Cowok itu terlihat senang ketika Ido di musuhi semua orang.

"Dasar produk China".
Umpat Ido pelan yang masih didengar Jesan. Jesan hanya menatap Ido dengan senyum meremehkan.

"Udah buruan".
Fai kembali menarik Ido untuk keluar dari villa itu. Di luar mereka berpapasan dengan Theo dan Lando.

"Udah kelar urusannya Lan?"
Tanya Fai.

"Udah. Theo udah jelasin semua masalah yang dibuat ini anak. Dia juga udah ganti rugi semuanya".
Tunjuk Lando pada Ido. Mereka baru saja berbicara dengan warga desa dan kepala desa untuk menyelesaikan masalah yang dibuat Ido.

"Aaa thanks my brother. Kaulah sahabat sejati akuu".
Ido memeluk Theo dan Lando dengan erat. Keduanya hanya menggelengkan kepala jengah.

"Sana belanja. Ini udah jam 3 sore!"
Fai menjewer telinga cowok manis itu.

Wake Up, Agam!Where stories live. Discover now