Complicated

2.1K 227 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













"Akhirnya selesai juga ujian hidup gue".
Chiko menyenderkan badannya pada kursi yang dia duduki. Dia menatap Agam yang terlihat fokus dengan ponselnya.

"Kenapa Lo?"
Tanya Chiko pada Agam. Agam segera menyerahkan ponselnya pada Chiko.

"Anjir kok gue bisa lupa? Hari ini kan? Pasti karena stres gue belajar buat ujian ini".
Chiko semakin menurunkan sandaran tubuhnya.

"Semalem perasaan Lo main game. Sejak kapan pusing belajar? Ngga usah mendramatisir keadaan".
Agam kembali merebut ponselnya. Dia bangkit dari duduknya ingin segera pergi menjauh dari temannya.

"Tolong gue Gam. Ayolah".
Chiko ikut bangkit berdiri. Dia berjalan di samping Agam yang terlihat enggan menghentikan langkahnya.

"Lo tau gue ngga bakat dalam hal kayak gitu".

Agam sudah tiba di depan motornya terparkir. Dia yang akan menaiki motornya tertahan karena kunci motornya yang telah berpindah tangan ke Chiko.

"Apalagi astaga".
Agam menyugar rambutnya ke belakang saat melihat tatapan memelas dari Chiko.

"Please".
Tatapan mata Chiko membuat Agam meringis frustasi.

"Okee buruan".

"Yess hayuk".
Chiko segera menaiki belakang motor Agam. Segara mengeratkan pelukan di pinggang Agam.

"Kalo gini ceritanya gue makin ngga laku anjink".
Agam segera melepaskan pelukan Chiko. Dia mengambil kunci motor dari tangan Chiko dan segera menghidupkan motornya. Kendaraan roda dua itu segera melaju dengan kencang.

🍒🍒🍒🍒

"Kamu mau beli apa?"
Pertanyaan yang diajukan oleh cewek di sampingnya membuat cowok itu segera menoleh.

"Gue ngikut Lo aja. Gue juga ngga terlalu ngerti hal begini".

"Hahaha, gila anjir Lo cocok juga pake begini".
Suara tawa Jesan membuat Amora dan Lando menoleh ke asal suara. Di sana ada Jesan, Ido, Theo, Berlin, Gibran dan Sheina yang terlihat menertawakan sesuatu.

"Gue itu selain ganteng bisa juga jadi cantik".
Ido memasang senyum imut di wajah manisnya itu. Hal itu kontan membuat mereka semua tertawa terbahak-bahak.

"Lepas dulu itu bandana nya. Muka Lo pengen gue siram air kobokan".
Gibran berucap dengan nada geli.

"Padahal lucu tau yang".
Perkataan Sheina segera membuat Ido melepaskan bandananya. Dia tidak mau jadi tempat amukan kecemburuan karena Sheina yang memujinya imut.

"Udah gue bilang bawain aja ini bandana. Bagus kan ide gue".
Jesan berucap bangga. Dia memilih beberapa bandana yang ada rak depannya.

Wake Up, Agam!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang