Tamparan

6.7K 582 11
                                    

Suasana cafe yang ada di atas gedung itu memiliki design yang simpel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suasana cafe yang ada di atas gedung itu memiliki design yang simpel. Agam baru saja memesan satu caramel machiatto dan vanila latte dan meletakkan kedua minuman tersebut di atas meja.

"Thanks".
Jawab Athena segera menyeruput vanilla latte miliknya.

Suasana hening melingkupi keduanya. Setelah kejadian tadi keduanya sepakat untuk menuju cafe ini. Athena melirik cowok yang ada di depannya itu.

"Lo kenal gue? Setau gue waktu tadi di sekolah Lo bahkan ga kenal gue".
Athena memangku dagu menggunakan kedua tangannya.

"Siapa yang ngga kenal cewek pinky dengan kebodohannya yang ngejar ngejar cowok selama 5 tahun".

"What? Apa Lo bilang? Bodoh?!"
Athena menggebrak meja membuat beberapa pengunjung menatapnya sinis.

"Hehe gue bercanda. Peace".
Agam mengangkat kedua jarinya membentuk tadi v.

"Tapi Lo ngga salah kok. Gue bodoh banget sampe masih ngejar ngejar cowok yang bahkan ngga ngelirik gue sedikitpun".
Athena menatap mata Agam dengan sendu. Agam yang melihat itu merasa bersalah. Baru saja tadi dia bisa membuat gadis di depannya itu tersenyum sekarang senyum itu sudah kembali hilang.

"Kalo boleh tau kenapa Lo bisa sampe begitu cintanya sama Lando".
Tanya Agam.

"Hmm gue ngga punya alasan khusus buat suka sama dia. Sejak kecil kita selalu main bareng. Lando itu cowok yang selalu ngejaga gue, ngasih gue perhatian, dan selalu ada saat gue butuh".
Agam dapat melihat binar bahagia melalui mata Athena setiap gadis itu menyebut nama Lando.

"Pertunangan Lo?"
Agam penasaran dengan awal mula pertunangan yang terjadi pada tokoh dalam novel.

"Pertunangan gue terjadi karena paksaan kedua orangtua gue. Lo pasti tau kabar gue ketabrak dan harus mengalami koma selama 2 bulan".
Athena kembali menyeruput minumannya.

"Orangtua gue selalu menyalahkan Lando atas apa yang terjadi sama gue. Padahal gue ikhlas buat nolongin Lando waktu itu".
Jelas Athena.

Lagi-lagi kecelakaan itu, Agam jadi semakin merasa bersalah. Padahal bukan dia pelakunya tapi pemilik tubuh ini yang seharusnya bertanggung jawab.

"Lo... tau siapa pelakunya?"
Tanya Agam hati-hati.

"Lo"
Tunjuk Athena pada Agam.

Jantung Agam terasa mencekam. Denyutnya seakan berhenti beberapa detik. Gadis itu tau siapa penyebab kecelakaannya.

"Lo ga marah sama gue?".
Tunjuk Agam pada dirinya sendiri.

"Marah. Gue marah banget sama Lo. Saat itu gue pengen datengin Lo trus nampar muka Lo. Kejadian tadi pagi juga buat gue terkejut. Bisa bisanya Lo sesantai itu minta tolong gue buat nampar Lo".
Jelas Athena. Gadis itu menatap pemandangan yang ada di gedung.

"Harusnya Lo lakuin itu".

Plaak

"Aww".
Agam memegang pipinya yang mendapat tamparan tiba-tiba dari Athena. Para pengunjung yang menyaksikan kejadian itu terkejut. Mereka berpikir mungkin saja kedua pasangan kekasih itu sedang bertengkar. Biasanya ceweknya mengetahui kalau cowoknya selingkuh. Tapi dimana selingkuhannya. Heran para pengunjung.

"Gue lebih suka nampar waktu Lo ngga punya persiapan kayak gini. Pasti lebih sakit kan?"
Athena tersenyum sinis.

"Parah banget Lo. Gue kan belum siap buat nerima tamparan maut Lo itu".
Agam masih mengusap pipinya yang kemungkinan akan membekas.

"Sekarang kita impas".

Tawa merdu keluar dari bibir gadis itu. Athena mudah sekali berganti suasana hati. Sedetik yang lalu dia bersedih dan sekarang sudah kembali tertawa.

"Udah cukup? Beneran ga mau nambah lagi?".
Agam menyodorkan pipi sebelah kiri yang belum mendapat tamparan dari Athena.

Athena bersiap melayangkan tangannya tapi segera ditangkap oleh Agam.

"Gue bercanda woii santai dulu".
Ucap Agam cengengesan.

"Harusnya orangtua Lo ngga menyalahkan Lando tapi gue".
Agam mengalihkan pembicaraan. Masih ada beberapa hal yang tidak disebutkan di novel yang harus dia ketahui.

"Orangtua gue tau secinta apa gue sama Lando. Mereka memanfaatkan kejadian itu buat ngiket Lando sama gue".

"Dan Lo terima?"
Tanya Agam.

"Kenapa ngga? Bukannya selama ini kesempatan itu yang selalu gue tunggu. Lando jadi milik gue. Walau belum sepenuhnya".
Kalimat kepemilikan itu keluar dari mulut Athena.

"Lo ga mikir gimana kalo Lando suka sama cewek lain. Gimana kalo nanti dia jatuh cinta sama cewek lain?".

Agam bertanya seperti itu karena dia tau pasti tidak akan lama Lando akan bertemu dengan Amora. Mereka adalah pemeran utama dalam novel ini. Termasuk kejadian Agam yang bertemu Athena saat ini. Meski ada beberapa bagian yang tidak sesuai alur. Setelah mengingat alur novel memang ada kejadian tabrakan yang dialami Athena tetapi dalam novel tidak dijelaskan bahwa Agam adalah pelakunya. Biasa dia bukan bintang utamanya.

"Lando ngga pernah suka sama cewek lain. Dia ga suka berurusan sama kisah asmara. Ngga mungkin dia suka sama cewek lain kan?"
Athena berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Meski terselip nada ragu dalam ucapannya.

"Kita ga bakal tau apa yang terjadi ke depannya Athena. Lo harus bisa menjaga hati Lo sebelum Lo patah hati".
Agam menggenggam erat tangan Athena. Dia harus menyadarkan gadis di depannya itu sebelum dia membunuh Amora yang akan membuat hidupnya semakin menderita.

"Gue udah sering patah hati. Buat apa takut lagi. Hati gue udah sering dipatahkan sama Lando. Kalau harus merasakan kehancuran buat ngedapetin Lando, gue pasti lakuin itu. Termasuk membuat dia ga bisa cinta sama perempuan manapun".
Tatapan itu, Agam melihatnya. Tatapan penuh obsesi yang sering tokoh antagonis miliki. Agam harus menjauhkan Athena dari Amora. Tapi bagaimana dia melakukannya saat Amora akan bertemu dengan Lando. Mereka berhubungan.

"Lo ga boleh jahat.."

"Kenapa gue ga boleh jahat. Kenapa gue boleh jahat buat perasaan gue. Lo ga ngerti. Jadi orang baik itu melelahkan".
Athena memotong ucapan Agam.

"Lando ga akan terima perasaan Lo, Athena".

"Selama Lando ngga menolak gue, selama itu pula gue akan selalu ada di samping dia".
Kekeh Athena.

"Lo mau jadi pacar gue?"

Pertanyaan itu membuat keduanya terdiam terkejut. Agam bahkan tidak menyangka kata-kata itu akan keluar dari mulutnya. Rasa ingin menarik perkataanya juga sudah terlambat. Tidak bisa di replay.

Tidak ada jawaban dari Athena. Seharusnya Agam tau. Mana mungkin cewek yang cinta mati sama cowok lain akan menerima dirinya. Agam ingin membenarkan ucapannya tadi sebelum seseorang mengalihkan perhatiannya.

"Agam nembak Athena?"

🍓🍓🍓🍓

🍓🍓🍓🍓

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Caramel machiatto nya Agam

Part 5 update

Jangan lupa vote dan komen

Tandai typo

Selamat membaca

Wake Up, Agam!Where stories live. Discover now