"Oh iya gue lupa bawa minumnya." Morgan kembali beranjak menuju dapur, namun sebelum itu ia menaruh sebuah gantungan kunci yang ia genggam tadi.

Setelah mereka menghabiskan mie instan yang Morgan buat. Mereka pun kembali mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing. Tidak terasa jam sudah menunjukan pukul 7 malam. Mereka juga sudah selesai. Tugas prakarya mereka siap untuk dikumpulkan besok.

 Tugas prakarya mereka siap untuk dikumpulkan besok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Kurleb begitu guys

"Rin, lo pulang naik apa?" Tanya Arka.

"Gue mau pesen taksi online aja Ar," Jawab Zarin seraya membereskan barang-barangnya kedalam tas.

"Gue anterin aja." Arka menyampirkan tas miliknya ke bahu.

"Gak usah Ar, gue gak mau ngerepotin lo."

"Gak, Rin. Lo tuh cewek pulang malem sendirian kalo ada yang jahatin lo gimana?" Ujar Arka menakuti Zarin.

"Gak bakal-"

"Udah cepet gue anterin." Tukas Arka kukuh dengan niatnya.

"Iya mending lo dianterin sama Arka aja, Rin. Kalo lo kenapa-napa kan kita juga yang harus tanggung jawab" Timpal Morgan menyetujui Arka.

"Yaudah iya, ayok!" Ucap Zarin menyerah.

Zarin menaiki motor sport Arka. Mereka pun mulai menyusuri jalanan. Arka sangat berhati-hati saat mengendarai motornya. Dia sudah lama tidak membonceng perempuan. Maka dari itu lajunya begitu lambat.

Setelah melewati beberapa perempatan, mereka pun sampai dirumah Zarin. Tentu saja Zarin yang menunjukkan arah jalannya pulang. Zarin berterima kasih pada Arka, menawarinya mampir terlebih dahulu. Namun Arka memilih untuk langsung pulang dengan alasan takut Maminya marah karna pulang telat.

Setelah Arka melajukan kembali motornya, Zarin berjalan memasuki rumahnya. Hari ini sangat lelah bagi Zarin. Ia juga melupakan obat siangnya tadi. Pantas saja ia merasa lemas sekali sekarang.

Zarin menghempaskan tubuhnya keatas ranjang. Beberapa detik ia menatap langit-langit kamarnya. Ia pun merogoh ponsel yang berada didalam sakunya. Zarin melebarkan pandangannya saat melihat notifikasi ponselnya. Terpampang jelas siapa yang mengiriminya pesan.

Zevan.

Tiba-tiba saja jantungnya berdetak kencang saat tahu Zevan mengiriminya pesan. Apa maksudnya? Bukankah ia sudah menghapus nomor Zarin?

Zarin dengan tidak sabar membuka pesan itu. Ia mengernyit kala melihat foto yang dikirimkan Zevan. Ada apa? Kenapa Zevan berubah pikiran dan mengirimkan foto itu padanya?

LEORA ZARIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang