17

7.4K 273 7
                                    

Matahari tertutupi awan yang perlahan menghitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari tertutupi awan yang perlahan menghitam. Langit yang semula cerah berubah menjadi suram. Angin berhembus menerpa surai hitam milik seorang gadis yang saat ini berada dirooftoop sekolah. Niatnya kesini ingin menemui seorang lelaki yang masih memenuhi hatinya itu. Namun nihil, lelaki itu tidak ada disana.

"Nyari Zevan?"

Zarin mematung, tubuhnya berbalik menatap siapa yang ada disana. Seorang lelaki dengan wajah imut menurut Zarin. Seragam yang terlihat berantakan, dengan rambut yang tak kalah berantakan juga. mulut kecilnya mengemut sebuah permen.

"Arka?"

Arka menyengir. "Lo nyari Zevan kan?" Tanyanya mendekat ke arah Zarin berdiri.

"Iya, biasanya dia disini, kok sekarang gak ada?" Zarin menyandar pada dipinggiran rooftoop menghadap Arka.

"Dia lagi di kantin sama anak-anak yang lain." Ujar Arka berhenti melangkah. Ia mengunyah permen yang ada dimulutnya.

"Kebiasaan lo belom ilang, huh." Zarin bersedekap dada. Ia sedikit mendongakkan kepalanya. Menatap langit yang mendung.

Arka mengernyit bingung. "Maksud lo?"

"Kebiasaan lo ngunyah permen." Ucap Zarin santai namun membuat Arka tertegun. Tunggu. Apakah Zarin selalu memperhatikannya.

"Kok? Lo?" Arka berpindah posisi menyandarkan tubuhnya disamping Zarin dipinggiran rooftoop.

"Ck, Lo lupa? Tempat duduk gue dikelas dulu kan didepan lo." Ujar Zarin mengingat dulu ia satu sekolah bahkan satu kelas dengan Arka saat di SMP.

"Iya juga sih, berarti lo selalu merhatiin gue gitu?" Tanya Arka dengan percaya diri.

"Gak juga." Zarin beralih menatap Arka. "Dulu kan bangku kita deketan, sering ngobrol juga. Gak sengaja gue sering liat lo ngunyah permen." Lanjutnya dengan tatapan tak lepas dari Arka.

Arka menatap balik Zarin. Tatapan yang sulit diartikan. "Kirain lo merhatiin gue,"

"Kepedean lo!" Tukas Zarin membalikkan tubuhnya menatap kearah lapangan dibawah sana. Kedua tangannya bertumpu menahan bobot tubuhnya.

"Lo inget gak dulu kita sering main bareng?" Tanya Arka menatap Zarin.

"Bukan kita doang kali, bareng Aldo dan Yaya juga." Balas Zarin mengingat teman semasa SMP nya.

"Iya maksud gue kita itu bareng mereka juga," Arka menggaruk tengkuknya tidak gatal.

"Iya, gue inget waktu itu kita berempat dianggap double date sama amang-amang tukang cilok." Zarin terkekeh mengingat masa-masa itu.

"Iya, trus siamang cilok itu ngasih bonus ciloknya ditambahin," Sambung Arka masih menilik setiap senyuman diwajah Zarin.

"Lo inget gak waktu si Yaya deketin lo terus?"

LEORA ZARIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang