32

9.7K 359 9
                                    

Follow sebelum membaca!


Mending vote sekarang biar gak kelupaan!

Komen apa aja bebas!!!!

Komen apa aja bebas!!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Z

arin mengendarai motor matic nya dengan perasaan senang. Tak berhenti ia menggumamkan sebuah lagu yang ia hapal diluar kepala. Senyum nya terpatri jelas dikedua sudut bibirnya. Ia sangat bahagia karena mulai besok ia akan resmi bekerja di perusahaan yang cukup terkenal di kota itu.


Dengan mood yang bagus, ia membawa motornya ke depan toko kue sederhana milik Bunda-nya. Ia tahu di jam sekarang, Hana pasti berada di sana. Setelah Hana resmi berhenti dari perusahaan, Hana membeli toko kue untuk ia memulai usaha yang baru dengan sisa uang yang ada.

Zarin membuka pintu toko dan seketika lonceng diatas itu berbunyi. Hana mengalihkan pandangannya saat mendengar suara lonceng, ia tersenyum hangat saat melihat Zarin yang datang dengan wajah bahagia.

"Bunda bisa tebak kenapa kamu bisa sebahagia itu," Ucap Hana dengan tangan tak berhenti menghias kue pesanan siang ini.

"Apa coba?" Tanya Zarin duduk di kursi bersebrangan dengan Hana.

"Pasti kamu dapat rezeki hari ini," Tebak Hana melirik Zarin sebentar.

"100 juta rupiah buat Bunda!" Seru Zarin dengan heboh membuat Hana terkekeh.

"Kok jadi Bunda yang dapat rezeki,"

"Rezeki Bunda, rezeki aku juga," Ucap Zarin mengamati gerak gerik Hana yang sangat telaten.

"Dapat rezeki apa sih emangnya?" Tanya Hana, padahal ia sudah tahu jawabannya.

"Aku...besok... MULAI KERJA YEEYY!" Heboh Zarin tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya.

"Waaaahh selamat! Bunda ikut seneng!" Seru Hana ikut bahagia melihat Zarin yang sangat antusias.

"Ini berkat doa Bunda juga," Zarin berdiri menghampiri Hana lalu memeluknya erat.

Hana yang sedang menghias kue sontak berhenti memeluk putri semata wayangnya tersebut. Hatinya menghangat akhirnya bisa melihat Zarin kembali tersenyum meskipun keadaan mereka yang terlampau jauh dari kata mewah.

"Makasih ya, Bunda udah selalu support aku,"

"Sama-sama sayang, putri Bunda sudah besar. Udah bisa cari uang sendiri." Ujar Hana menatap lekat kedua manik indah yang dimiliki Putrinya.

"Sebesar apapun aku, aku akan tetap menjadi anak Bunda." Ucap Zarin tersenyum hangat.

"Selalu, dan selamanya akan menjadi anak Bunda."

LEORA ZARIN [END]Where stories live. Discover now