4

8K 383 5
                                    

Seorang gadis duduk disebuah ayunan dengan seorang lelaki seumuran dengannya mendorong ayunan dari belakang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Seorang gadis duduk disebuah ayunan dengan seorang lelaki seumuran dengannya mendorong ayunan dari belakang. Wajah keduanya nampak bahagia. Sesekali sang gadis tersipu kala sang lelaki melemparkan rayuan.

Lelaki itu berhenti mendorong ayunan lalu berjongkok dihadapan gadis itu. Ia mendongkak guna menatap wajah cantik gadis-nya.

"Kamu tambah cantik kalo senyum kayak gini" ujarnya sambil membelai lembut pipi gadis itu.

Gadis itu menaikkan sebelah alisnya "Jadi kalo gak senyum gak cantik nih?"

Lelaki itu terkekeh "kamu slalu cantik dalam ekspresi apapun, tapi aku lebih suka kamu senyum kayak gini."

"Janji sama aku buat terus senyum kayak gini oke?"

"Iya aku janji. Selama kamu selalu ada disampingku, aku pasti akan selalu tersenyum."

"Good girl," lelaki itu menatap kedua manik mata indah itu, membelai pipinya lembut, beralih menarik dagunya, lalu mengecup bibir manis milik gadis-nya singkat.

"I love you, Eora."

"I love you too, Ayas."

☁️☁️☁️☁️☁️

Zarin berjalan jalan ditrotoar. Ia berniat pergi kesupermarket yang berada didekat rumahnya. Zarin ingin membeli beberapa camilan. Padahal ia sudah makan malam satu jam yang lalu. Tapi entah mengapa ia kembali merasa lapar.

Setelah mendapat izin dari Bunda Hana, Zarin langsung keluar sebelum Bunda Hana berubah pikiran. Sangat susah bagi Zarin keluar malam, Bunda nya selalu melarang dengan alasan takut anak gadis nya kenapa napa.

Yaa begitulah orangtua, Namun Zarin mengerti mengapa Bunda nya bersikap seperti itu. Hanya dia yang yang Bunda Hana miliki. Sedangkan Ayah Zarin sudah meninggal sejak Zarin duduk dibangku SD karna sakit. Bunda nya hanya takut kehilangan nya terlebih kondisinya akhir akhir ini.

Mata Zarin berbinar melihat banyak camilan berjejer dirak. Ia sangat suka makan. Apapun tentang makanan ia sangat suka. Namun yang menjadi kebanyakan orang iri adalah sebanyak apapun Zarin makan, badannya tetap terlihat ramping. Ah, impian semua orang bukan?

Zarin berhasil mendapatkan camilan yang dia inginkan. Senyumnya merekah sambil berjalan dengan tangan kiri menenteng kantong belanjaannya. Ia akan segera pulang sebelum Hana khawatir padanya.

"Panjang umur" batin Zarin.

Baru saja ia memikirkan Bunda-nya, tiba tiba saja handphone nya bergetar. Zarin merogoh sakunya mengeluarkan handphone dari sana. Senyumnya merekah, ia sudah menduga bunda-nya yang menelpon.

"Halo Bunda?"

"Halo Arin? Kamu dimana? Udah belom belanjanya? Kok lama banget?"

"Yaampun Bundaaa, kalo nanya pelan pelan dong! Arin bingung mau jawab yang mana dulu" Gerutu Zarin ketika Bunda-nya langsung menyerbu dengan beberapa pertanyaan.

LEORA ZARIN [END]Where stories live. Discover now