CHAPTER 04 - SOMETHING BEAUTIFUL

8.5K 931 22
                                    

Saya butuh sajen berupa vote dan komment dari para pembaca sekalian. Mohon diberikan sajennya wahai para pembaca yang baik dan budiman ☺️🙏

Follow wp : sapidolls
Follow ig : @flowdisee @wattpadidol
Follow tiktok : @flowdise

Happy reading! Enjoyyy

Happy reading! Enjoyyy! 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah, cukup!"

Seorang cewek yang membawa susu kotak rasa pisang itu ikut duduk di samping seorang cowok yang masih sesegukan. Aika, ia menyodorkan susu kotak itu tepat di depan wajah Ian. Cowok bermata bulat besar yang sekarang terlihat merah itu menerima susu kotak yang diberikan.

"Dasar cengeng," ejek Aika.

Ian tidak menyangkal. Ia menundukkan kepalanya dan menarik ingusnya yang terus mengalir.

"Baru dua hari sekolah udah dua kali juga nangis. Lo beneran bayi, ya?"

Ian semakin menundukkan kepalanya. Ian malu, ia ingin menyembunyikan diri sebisa mungkin kalau bisa.

"I-ian cuma sedih, Ai. Hati Ian sakit terus dada Ian juga sesek. Emangnya cowok juga nggak boleh nangis?" jawab Ian. Ia sedang berusaha berhenti menangis. Menghapus air matanya dan mencoba sedikit lebih tenang.

"Kata bokap gue. Nangis nggak nyelesein masalah. Nggak guna."

"Tapi kata Bunda Ian. Ian boleh nangis. Nangis bisa meredakan emosi dan bikin lebih tenang. Makanya Ian nangis. Soalnya Ian nggak jago berantem."

Entah mengapa mendengar kalimat itu keluar dari mulut Ian, membuat Aika tertawa. Ia menggelengkan kepalanya masih tidak habis pikir.

"Aika kenapa ketawa? Ian lagi sedih tau," kata Ian yang matanya kembali berkaca-kaca. Dirinya sedang sensitif memang.

"Tadi Bara jahat banget. Bara nggak baik. Ian bakal tandain Bara nggak baik. Ian nggak mau temenan sama Bara! Kemusuhan pokoknya Ian sama Bara!" Mengatakan itu membuat emosi Ian kembali naik. Ia mengambil napas dan mengeluarkannya dahi hidung secara kasar seperti seorang banteng yang bersiap menyeruduk kain merah.

"Kenapa tadi nggak ada yang nolongin Ian? Ian sedih banget. Aika juga nggak nolongin Ian. Aika ke mana?" tanya Ian dengan raut wajahnya yang sedih.

"Mau sampai kapan lo nungguin bantuan orang? Lo berdiri sendiri, lo juga harus bisa bela diri sendiri. Jangan apa-apa tergantung sama orang."

Ian rasanya tertohok. Apa yang dikatakan Aika memang benar. "Tapi, Ai. Ian nggak tau gimana caranya membela diri. Ian selalu kalah. Ian nggak tau. Ian pusing!"

Ian langsung memegangi kepalanya. Ia menjambak-jambak rambutnya sendiri. Hal itu memang sudah biasa terjadi jika Ian tengah frustasi atau bingung dan marah.

"Lo lagi ngapain?" tanya Aika heran melihat tingkah Ian. Tangannya terulur untuk menghentikan aksi Ian yang menjambaki rambutnya sendiri.

"Berhenti!" pinta Aika, tapi Ian masih saja menjambaki rambutnya dan terus berbicara Ian bingung. Ian nggak tau. Ian nggak tau.

CHRISTIAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang