[CHAPTER 32] Dia Kembali

Mulai dari awal
                                    

    Namun, mendengar Ayana memiliki teman sebangku membuatnya sedikit bernapas lega. Orang kepercayaannya memang bisa di andalkan apalagi kala berhubungan dengan Ayana. Kakinya berlari kecil menyusul Ayana ke ruang guru.

*****

    "Dewa Kasar?"

    Si pencerita mengangguk sekali. "Sejak SD dia emang gitu, nggak pernah berubah. Pernah suatu hari, ada orang yang ngusik dia, saat itu juga dia abis. Hampir lewat, malahan."

    "Sampai segitunya?" takjub Novan kaget. "Wah, jadi benar ya kalau setiap orang punya rahasia masing-masing. Andri, si Dewa Kasar. Yang sekarang jadi sosok menyenangkan?"

    "Kenapa lo ganggu dia?" Adam justru bertanya.

    "Permainan," balas Wildan singkat. Tidak terkejut ketika Adam dapat menebak tepat sasaran.

    Novan yang gagal paham menukikkan alis. "Lo pernah ganggu Andri, Wil?"

    "Orang yang gue maksud itu gue, Korupthur."

    Novan membelalak tak percaya. "Lo? Ngapain lo? Nyari mati?"

    "Biasa. Mereka iseng ngerjain gue," kata Wildan malas membicarakan teman SD-nya yang selalu menjadikannya bahan lelucon. Wildan berkata, "Gue gak apa-apa, Dam," tatkala Adam menampilkan raut bertanya. "Lagian yang lalu biarlah jadi masa lalu, kenapa harus di ungkit lagi? Sekarang, di waktu yang beda jauh?" tukas Wildan santai.

    "Dia gitu juga ke cewek?" Mungkin topik ini bisa ia jadikan sesuatu yang menarik. Siapa sangka rivalnya baik-baik saja berteman dengan orang seperti Andri? Yang memiliki background jauh dari kata baik? Justru mengarah pada orang paling berbahaya dan dijauhi?

    Kepala Wildan bergerak ke kanan dan kiri. "Dia paling anti kasar ke cewek. Karena dia nggak mau jadi kayak Om Andy, Papanya," tutur Wildan.

    Novan menunggu kelanjutan cerita Wildan setengah mati. Mungkin sosok sempurna tidaklah nyata di dunia ini. Andri saja–yang di anggapnya sempurna–memiliki masa lalu pahit. Adam pun tak jauh berbeda, karena harus memutuskan hubungan persahabatannya. Sementara Wildan, yang menjadi secret admirer temannya sejak kecil.

    Apa hanya ia yang baik-baik saja? Tidak, dia melupakan sesuatu. Satu-satunya rahasia kelamnya adalah rivalnya itu. Teman sebangku si Dewa Kasar. Pasalnya dia selalu menelan kekalahan berkali-kali dari rival satu sekolahnya. Bagas, si Nomor Satu. Dan dia, Novan, si Nomor Dua.

    Wildan mendesah. Haruskah ia menceritakan semuanya? "Andri nggak mau kayak Om Andy yang suka melampiaskan emosinya ke Tante Mawar, Mamanya sendiri. Dan penyebab kematian Tante Mawar ... karena KDRT," terang Wildan. "Maka dari itu, Tiara ngebet pengen Andri sama dia jadian." Lelaki itu tidak berani menyebut nama si gadis, yang di sukai Adam juga Andri.

    "Mulia juga cewek lo, Wil." Novan mengalihkan topik.

    "Karena sejak pertama kali lihat dia, Andri mulai penasaran sama dia."

    "Kapan?"

    "Waktu kalian dihukum pas MOS."

    Adam ingat hari itu. Hari pertama kalinya menemukan sosok yang tak lelah ia harapkan kehadirannya. Hari itu Adam harus merasakan kesialan, motornya tiba-tiba mogok dalam perjalanan ke sekolah barunya. Terpaksa meninggalkan motornya, berlari sampai berjumpa dengannya. Ayana, yang juga terlambat entah mengapa. Dan sebagai hukumannya, mereka harus berlari keliling lapangan yang luasnya tak bisa dibilang kecil. Seketika nasib sialnya terasa manis.

FLASHBACK [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang