[CHAPTER 13] Suspiciousness

222 212 84
                                    

"Satu yang di yakininya, seseorang telah memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Yang nyatanya, sosok itu hanya seorang pengecut."

*****

    "Bunda, Tiara pulang!" seru Tiara agak berteriak. Di belakangnya, Ayana mengekor.

    "Iya, Bunda dengar." Suara Bunda Tiara terdengar mendekat. "Eh, ada Ayana. Apa kabar kamu?"

    "Baik, Tante," balas Ayana tersenyum ramah. "Tante gimana baik?"

    "Tante baik. Mama kamu ... masih suka kambuh?"

    Ayana mengangguk kecil. "Kadang-kadang, Tante."

    "Udah, udah, jangan bahas itu lagi." Tiara berucap menghentikan pembicaraan hal berbau tak sedap untuk dibicarakan itu. "Ayo, Ay, kita ke kamar," ajak Tiara menuntun teman sebangkunya ke kamar.

    Kamar Tiara di dominasi warna putih di dindingnya terpampang beberapa poster k-pop favorite-nya. Si pemilik kamar mengambil sticky notes di dalam laci meja belajarnya. "Nih."

    Sepulang sekolah, Tiara mengizinkannya untuk melihat semua isi tulisan di sticky notes, yang selama ini ternyata diam-diam dibalas Tiara meski telah dia larang.

    Ayana mengambil salah satu dari sticky notes berwarna senada, warna kesukaan Tiara, kuning. Menurut Tiara, warna kuning melambangkan sifatnya yang ceria, cerewet, dan sedikit heboh. Sama seperti orangnya. Walau banyak orang yang kurang menyukai warna kuning, tetapi bagi Tiara, warna tersebut memiliki arti tersendiri untuknya.

    Tiara Vallencia. Nama yang indah. Gue suka.

    Jari Ayana mengambil pesan singkat lainnya yang baginya aneh. Selalu meninggalkan inisial namanya di setiap sticky notes. Seakan mengingatkannya.

    Lo suka cowok yang gimana? Romantis atau humoris?

    "Ra," sebut Ayana memanggil.

    "Ya?" Kepalanya teralih dari ponsel. Mengatur playlist hari ini.

    "Ini," tunjuk Ayana menampilkan sticky notes. "Lo jawab apa?"

    "Oh, yang itu. Gue jawab opsi yang pertama, lah," balas Tiara ringan.

    Kepala Ayana manggut-manggut.

    Kalau film, lo suka genre apa?

    Tiara tersenyum ke arah benda tipis di tangannya. "Ay, lihat, dia baru aja kirim pesan ke gue," sahut Tiara.

    Ayana mengalihkan matanya.

From: Si Doi Ter-Sarang
Udah pulang?

    "Asal lo tahu, ya, Ay, dia itu care banget sama gue." Senyum Tiara merekah. Jarinya bergerak cepat di layar ponsel.

To: Si Doi Ter-Sarang
Udah. Kamu?

From: Si Doi Ter-Sarang
Belum. Lagi kumpul sama teman-teman.

To: Si Doi Ter-Sarang
Oh, Novan sama Wildan?

From: Si Doi Ter-Sarang
Iya, kamu lagi ngapain?

To: Si Doi Ter-Sarang
Ini, lagi ngomongin kamu.

From: Si Doi Ter-Sarang
Maksud kamu?

To: Si Doi Ter-Sarang
Hehe ... sorry ya telinga kamu pasti panas.
Ayana yang minta, bukan aku.

From: Si Doi Ter-Sarang
Minta apaan?

FLASHBACK [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang