37. Penasaran

123 17 4
                                    

Fokus Valdy terpecah saat mengemudikan mobilnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Fokus Valdy terpecah saat mengemudikan mobilnya. Cowok itu melirik Nayya yang duduk di bangku penumpang di sebelahnya. Sejak menaiki mobilnya, cewek itu selalu menatap jalanan melalui jendela di sampingnya sambil termenung. Entah apa yang ada dalam pikiran cewek itu, yang pasti Valdy tidak suka melihat Nayya termenung dan murung seperti saat ini.

"Nay, katanya mau kasih aku makan?" Valdy mulai membuka suara dan memecahkan keheningan yang sempat terjadi di antara mereka.

"Ya?" Nayya terlihat sedikit linglung. Pikirannya masih mengembara di alam liar saat Valdy bertanya padanya.

"Jangan bengong terus dong! Kita mau makan di mana nih?"

"Di mana, ya?" Nayya terlihat bingung. Meskipun di kotanya sendiri, tetapi Nayya tipe anak rumahan yang tidak tahu restoran atau makanan kekinian yang terkenal di kotanya. Jadi, bila ada orang yang bertanya tempat makan apa yang enak padanya, jelas Nayya tidak tahu.

Melihat Nayya yang kebingungan, Valdy langsung menekan tombol GPS ponselnya dan mobil pun melaju menuju tempat yang tertera di layar ponsel Valdy. Lima belas menit kemudian mobil Valdy tiba di parkiran sebuah factory outlet di tengah kota.

"Kok kita ke toko baju?" tanya Nayya heran. "Katanya mau makan."

"Kamu gimana sih, tinggal di sini tapi nggak tau tempat ini." Valdy mencubit gemas puncak hidung Nayya. "Kita makan di atas." Valdy mengacungkan telunjuknya ke atas di mana ada sebuah papan nama restoran di puncak gedung.

"Oh⁓"

"Ayo!" Valdy menggandeng tangan Nayya dan menuntunnya ke barisan tangga menuju ke atas tempat restoran tersebut berada.

Nayya menatap kagum tempat itu sejak pertama kali menginjakkan kakinya ke pintu masuk restoran. Dekorasi yang terlihat seperti restoran di tengah taman dengan campuran berbagai macam dan warna tanaman asli juga artifisial menghiasi sekeliling tempat tersebut. Langit-langitnya juga didekorasi tanaman artifisial gantung yang dipadukan dengan lampu warna-warni yang membuat suasana restoran tersebut sangat segar dan ceria. Di pojok kanan dekat pintu masuk ada sekelompok pemusik yang menghibur para pengunjung dengan alunan musik dan suara merdu mereka.

Valdy mengajak Nayya ke tengah restoran dan memilih meja di sudut ruangan yang tidak terlalu ramai. Cowok itu segera memesan spaghetti grill chicken aglio olio, ice cream cake, air mineral dan jus melon kesukaan Nayya.

"Kok Kakak bisa tau tempat sebagus ini?" tanya Nayya heran.

"Sekarang kan jaman internet ya, Nay. Tinggal cari aja, langsung muncul deh."

"Tapi ...," Nayya menundukkan kepalanya dan mengisyaratkan Valdy agar mengikutinya menunduk juga. "harga makanan di sini pasti mahal, ya?"

Valdy tersenyum kemudian mengusap puncak kepala Nayya lembut, "Nggak juga kok. Kalo kamu pengin makan sesuatu, bilang aja. Gajiku di lab masih sanggup buat traktir kamu di sini."

Peretas Hati (Terbit) Where stories live. Discover now