13. Antara Mukjizat atau Musibah

206 40 9
                                    

"Aduh! Kenapa berhenti tiba-tiba sih, Ta?" Lalita mengusap hidungnya yang nyeri akibat menubruk punggung Ranita

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aduh! Kenapa berhenti tiba-tiba sih, Ta?" Lalita mengusap hidungnya yang nyeri akibat menubruk punggung Ranita.

"Tuh, lihat!" Ranita menunjuk dua orang cowok yang sedang berdiri di depan kamar kos Nayya.

"Itu kan Kak Valdy sama Kak Kenan? Ngapain mereka di situ?" tanya Lalita heran.

"Wuoh, ada angin apa tuh dua Kakak senior siang-siang gini malah ada di depan kamar Nayya?" ucap Riana dengan mata membulat penuh rasa curiga.

"Apa kita ketinggalan gosip terbaru?" tanya Malina yang sengaja meninggalkan acara tugas kelompok demi menjenguk Nayya.

"Makanya yuk, kita samperin?" Ranita memimpin dan berjalan lebih dulu menuju kamar kos Nayya.

Begitu mendekat, Ranita bisa melihat Nayya berdiri di depan pintu kamarnya yang terbuka dengan tatapan bingung sekaligus terkejut mendapati dua cowok yang kini masih belum dipersilakan masuk itu.

"Eh, Nay, kenapa nggak di suruh masuk?" Ranita berjalan di antara Valdy dan Kenan untuk membuka jalan. "Ayo Kak, masuk dulu."

Nayya memelotot. Sejak kapan Ranita menjadi pemilik kamarnya? Seenaknya saja mengajak masuk dua cowok yang tak diundang ini.

"Ini makanan buat kamu," ucap Valdy dan Kenan bersamaan dan kedua cowok itu pun mengulurkan bungkusan makanan pada Nayya. Otomatis cewek itu tercengang mendapati perlakuan tak biasa yang ditunjukkan kedua kakak senior di hadapannya ini

"Wuaah, makasih banyak nih, Kakak-Kakak yang baik." Lalita menggantikan Nayya mengambil semua bungkusan makanan tersebut karena sahabatnya itu justru diam mematung dengan wajah bodoh karena keheranan.

"Gimana kaki kamu?" tanya Kenan membuka pembicaraan di tengah suasana canggung yang melingkupi mereka semua. Sedangkan di sampingnya Valdy terlihat sedang mengamati isi kamar Nayya dengan saksama.

Nuansa kamar dengan banyak boneka kucing yang dikeningnya ada gambar bulan sabit memenuhi kasur single berbalut seprai warna pink. Beberapa figure karakter cewek berambut kuning dengan rok pendek menghiasi meja belajar di samping Valdy. Hanya dengan mengamati isi kamar Nayya, membuat Valdy tahu beberapa hal tentang cewek itu. Tak sia-sia dia datang mengantarkan makanan ke kamar Nayya meski kehadiran cowok di sebelahnya sungguh sangat tidak dia harapkan.

"Udah mendingan, sih," jawab Nayya singkat. "Eh... eh... Kakak mau ngapain?" Berbeda dari Kenan, Valdy justru langsung berjongkok di depan Nayya dan memeriksa kaki cewek itu.

Sepertinya Valdy datang dengan penuh persiapan. Cowok itu bahkan membawa obat dan perban pengganti. Tanpa basa-basi dan dengan cekatan Valdy menggantikan perban di kaki Nayya setelah mengoleskan obat dan memijatnya pelan.

"Jangan dipaksain buat jalan dulu kalau besok mau kakimu sembuh!"

"Kalau nggak dipakai jalan, masa aku ngesot?" gerutu Nayya.

Peretas Hati (Terbit) Where stories live. Discover now